[JoTing] Restu

2K 257 57
                                    

Jonatan x Anthony

Restu


Jonatan meremas tangan Anthony yang berada dalam genggamannya. Mencoba untuk menenangkan kekasihnya yang nampak tegang. "Percaya denganku. Mama pasti menerimamu."

Anthony menggeleng. "Kita pulang saja. Aku takut."

"Kak..." Jonatan mengusap pipi Anthony. "Sudah berapa kali Jonatan bilang, Mama pasti menerimamu. Menerima kita."

"A-ku tidak yakin, Jo."

Kedua telapak tangan Jonatan kini membingkai wajah Anthony. "Kamu percaya aku kan? Kamu—kita, pasti berhasil."

Anthony diam. Dia terlalu gugup.

"Jonatan akan selalu berada di samping Kak Ony. Pegang tanganku jika Kakak masih takut," ujar Jonatan. "Nah kalau begitu sekarang masuk yuk," lanjutnya setelah Anthony menelusupkan jemarinya ke genggaman hangat kekasihnya.

"Mama sepertinya masih arisan. Aku ambil minuman dulu ya. Kak Ony mau minum apa?"

"Air putih saja," jawab Anthony, lalu duduk di sofa yang terletak di ruang tamu.

Jonatan datang dengan membawa dua gelas minuman, lalu duduk di sebelah Anthony yang sedang menunduk sambil meremat tangannya sendiri. Jonatan tersenyum, mengusap lembut puncak kepala kekasihnya.

"Minum dulu nih." Jonatan menyerahkan segelas air putih kepada Anthony, yang langsung ditegaknya hingga habis. Membuat Jonatan terkekeh melihatnya.

Suara langkah kaki terdengar menuju ruang tamu. Jonatan serta Anthony serempak menoleh. Melihat seorang wanita paruh baya yang tampak cantik dalam balutan pakaian kasual.

"Mama..."

"Oh, Dek, sudah dari tadi?"

"Tidak juga," jawab Jonatan.

Anthony lantas segera berdiri lalu menghampiri orang yang telah melahirkan kekasihnya. "Sore, Tante. Saya Anthony."

Mama Jonatan tersenyum. Mengingatkan Anthony dengan senyuman yang selalu mengodanya setiap hari.

Jonatan yang berdiri di belakang Anthony tidak tahan untuk tidak mencubit pipi pria mungil itu. Kekasihnya sungguh menggemaskan.

"Mama, kenalkan, pria manis ini kekasihku." Jonatan mencubit gemas pipi Anthony lalu mengalungkan lengannya ke bahu sang kekasih.

Anthony mendadak gugup lagi. Pandangan mata itu begitu lembut menatapnya, tapi Anthony tidak bisa menyelami apa yang dipikirkan wanita paruh baya itu.

"Duduklah. Tidak enak mengobrol sambil berdiri bukan?"

Anthony tersentak, lalu mengangguk mengiyakan. Ia pun duduk kembali di sofa bersama dengan ibu dan anak itu.

"Anthony, apakah benar yang dikatakan anakku?"

Anthony hanya bisa mengangguk. Ia tidak berani berucap. Ia memainkan jemarinya yang terjalin untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Apakah kau benar-benar menyayangi anakku?"

Anthony mengangguk sekali lagi.

"Apakah kau benar-benar mencintai anakku?"

Anthony mengangguk untuk yang ketiga kalinya.

"Kau tahu, mencintai itu tidak cukup, Anthony."

Anthony menunduk. Jonatan yang berada di sebelahnya membawa tangan kecil milik Anthony ke atas pahanya untuk dapat ia genggam. Ia mengelus lembut punggung tangan Anthony dengan ibu jarinya. Hal itu tidak lepas dari pandangan mama Jonatan.

"Jonatan," panggil sang Mama.

"Ya?"

"Mama sangat menyayangimu."

"Mama... merestui hubungan kami kan?"

Sang Mama tidak menjawab. Membuat Jonatan kembali membuka suara.

"Jonatan minta maaf tidak bisa menuruti permintaan Mama. Anthony adalah pilihan Jonatan. Jonatan harap Mama mengerti."

Seakan mendapat kekuatan dari Jonatan, Anthony menegakkan kepalanya. "Saya minta maaf. Saya memang seorang laki-laki yang tidak diharapkan untuk hadir di keluaga ini. Cinta memang tidak cukup. Tapi saya berjanji akan membahagiakan Jonatan. Karena Jonatan pun kebahagian saya." Anthony berkata dengan sungguh-sungguh.

Tanpa diduga, wanita yang masih terlihat cantik itu tertawa. "Hahaha. Yaampun Dek, pacar kamu lucu sekali. Hahahaha."

"Ma?"

"Hahaha. Kamu pikir Mama tidak tahu? Kalian sudah berpacaran sejak dua bulan yang lalu kan?"

Jonatan terbelalak. "Mama tahu?"

Wanita yang telah merawat dan membesarkan Jonatan itu mengangguk.

"Anthony sini sayang. Kamu bisa memasak kan?"

Walaupun rasa terkejutnya belum hilang, Anthony mengangguk mengiyakan. "Bisa, Tante."

"Masak makan malam yuk sama Mama. Biarkan saja anak bandel itu sendirian di sana."

Anthony tidak menolak saat tangannya ditarik Mama Jonatan ke dapur. Membuat Jonatan memekik tidak terima. "Mama?!"


fin.


Apa yang barusan kalian baca disponsori oleh:

Apa yang barusan kalian baca disponsori oleh:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayak minta restu kaannn wkkwkw

Semakin yakin kalau tangan yang "itu" adalah tangan onik :))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin yakin kalau tangan yang "itu" adalah tangan onik :))

Iykwim :))















Tangannya kebiasaan deh 🙄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya kebiasaan deh 🙄

Maap yang lain aku crop 😁✌

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang