[JoRi] Putih Abu-Abu

2K 170 93
                                    

Jonatan x Rian

Putih Abu-Abu




Kisah klasik di putih abu-abu.





"Kak Rian tidak apa-apa? Perlu bantuan?" Jonatan segera menghampiri Rian yang terbaring di atas brankar ruang UKS ketika tahu pemuda berusia delapan belas tahun itu membuka matanya. "Jonatan panggilin dokter ya? Ingin Jonatan belikan minum—"

Rian memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Ia menggerakkan tangannya, menyuruh Jonatan untuk diam. Pertanyaan yang terus keluar dari mulut Jonatan benar-benar menambah pening di kepalanya.

"—Oh, maaf. Jonatan panik sekali ketika melihat Kak Rian pingsan."

"Tolong jangan ganggu aku. Lebih baik kamu kembalilah ke kelas. Tidak perlu menjagaku di sini."

"Tapi Jonatan ingin menjaga Kak Rian."

"Kamu ada di sini semakin membuat kepalaku sakit. Tolong..." Rian memasang muka memelasnya. Sebenarnya ia tidak tega ketika melihat raut wajah adik kelasnya berubah muram. Tapi ia benar-benar butuh waktu sendiri.

"Ah, baiklah, Jonatan mengerti." Jonatan menganggukkan kepalanya. "Semoga cepat sembuh. Maaf Jonatan hanya bisa mengganggu Kak Rian." Dengan begitu, pemuda berusia tujuh belas tahun itu keluar dari dalam ruang UKS. Menyisahkan Rian seorang diri.

***

Jonatan melamun sepanjang pelajaran berlangsung. Guru yang sedang mengajar di depan kelas seolah tidak terlihat di matanya. Ia malah asik sendiri dengan pikirannya. Memikirkan bagaimana keadaan pemuda Ardianto yang berada di ruang kesehatan sekolah.

Rian Ardianto, kakak kelasnya yang begitu manis benar-benar membuat Jonatan menaruh seluruh atensinya pada laki-laki itu.

Jonatan tertawa miris. Ia sibuk memikirkan Rian. Tapi orang yang dipikirkan olehnya setiap saat, mungkin tidak pernah memikirkannya.

Begitu bel istirahat berbunyi, Jonatan diam-diam menghampiri ruang UKS untuk memastikan Rian baik-baik saja di sana. Ia tidak masuk ke dalam sesuai yang diperintahkan, tidak ingin membuat pemuda itu semakin muak kepadanya.

"Hei."

"Eh—Oh, halo Kak Fajar hehehe."

Fajar mengangkat alisnya. "Sedang apa kamu di sini?"

Jonatan hanya cengengesan. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Merasa begitu bodoh karena otaknya tidak bisa berjalan seperti ketika menyangkut tentang pelajaran.

"Ya sudah. Saya duluan ya. Mau menemani pacar dulu," ujar Fajar lalu tersenyum lebar. Ia pun membuka pintu ruang kesehatan sekolah lalu masuk ke dalam meninggalkan Jonatan di luar yang hanya bisa melihat interaksi sepasang kekasih dari balik jendela kaca.

Aku bodoh ya?

***

Jonatan sangat senang begitu ia bisa melihat kakak kelasnya itu dari jarak sedekat ini lagi. Ia terus tersenyum seperti orang gila ketika Rian mengajaknya untuk makan siang bersama di kantin sekolah hari ini.

"Kak Rian ingin makan apa? Jonatan akan pesankan."

"Bakso saja."

Tidak butuh waktu lama untuk Jonatan membawa semangkuk bakso ke hadapan Rian.

"Makasih," ujar Rian tulus.

"Tidak masalah. Jonatan akan melakukan apapun untuk Kak Rian hehe."

MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang