Ttikk.. Ttikk.. Ttikk..Gue mendongak keatas sambil menadahkan telapak tangan.
Sial! Malah hujan!
Tapi tiba tiba aja tangan gue ditarik, sama siapa lagi klo bukan sama Junho?
Junho narik tangan gue sedikit berlari kearah suatu pohon,
Pohon tempat dimana gue sama dia pertama kali ketemu.
Ternyata Junho ngajak gue berteduh di pohon itu.
Gue udah berada di bawah pohon ini sekarang. Rambut sama baju gue sedikit basah, gue lupa bawa tisu tadi.
Gue ngelirik ke kiri, Junho juga sedikit kebasahan, malah lebih parah dari gue mungkin.
Junho merapihkan rambutnya yang kebasahan. Tampan..
"Heh apaansii!!" Gumam gue.
"Kenapa?" Kata Junho ngeliat kearah gue, masih merapihkan rambutnya.
Denger aja gue ngomong pelan juga.
"Ngga papa hehe" bales gue.
Tapi gue bingung sekarang, masalahnya ini cara gue balik gimana?. Mana udah ampir malem lagi, bisa bisa di omelin Bunda klo gini caranya.
Gue gigit jari, gue khwatir sekaligus deg deg an.
"Kenapa lagi?", Junho liatin gue heran
"Hh-hah?. Itt-itu, gue cuma bingung gimana cara gue bisa pulang. Udah ampir malem, gue takut bunda marah" kata gue gemeteran.
Hujan juga makin gede ditambah angin juga lumayan kenceng.
"Oh gitu. Ngga usah khawatir, Bunda kamu juga bakalan ngerti kok klo kamu kejebak hujan. Jadi tenang yaa", bales Junho.
Gue cuma ngangguk senyum.
Junho juga ikutan senyum.Sekarang gue cuma lagi mandang ke depan. Taman mulai sepi, tapi masih ada beberapa orang yang lagi neduh juga kaya gue sama Junho.
Gue ngusap ngusap tangan. Gue kedinginan, gue ngga bawa jaket, alhasil gue cuma bisa nangkup tubuh sama kaki tangan gue yang dipautkan.
Gue denger suara di samping, pas gue liat ternyata Junho yang lagi ngebuka jaketnya. Bodoh banget tuh anak, gue lagi kedinginan dia malah ngebuka jaketnya gitu aja.
Tapi ternyata dia masangin jaketnya ke tubuh gue
Hahh?!
"Dipakai. Kamu kedinginan kan?. Harusnya kamu dari tadi bilang ke aku" kata Junho kembali ke posisi awal.
Gue kicep.
"Tt--tapi ini punya lo.." Ucap gue gelagapan
Junho senyum ke arah gue, "Ngga papa. Pakai aja"
"Ttapi kan lo juga pasti kedinginan" sambung gue.
"Aku ngga papa, Hyeri" bales Junho dengan semunya lagi.
Hening antara gue sama Junho.
Gue liat jam di ponsel dan berniat menolpon Woojin. Gue sempet ngelirik Junho, dia cuma mandangin hujan yang turun bercipratan ke arah kakinya.
Di lihat lihat, Junho itu misterius.. Tapi bukan misterius dalam artian lain, seperti aneh dan gue rasa gue pernah liat dia tapi ntah dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusion || CHA JUNHO
Fanfiction"Bagiku, menjadikanmu satu satunya di dunia bukanlah suatu kesalahan, hanya saja perbedaan dunia yang membuatnya tampak salah" - Cha Junho. - "iya memang. Aku itu cuma ilusi, maaf" "Jadi selama ini l-lo.. gue mohon, jangan pernah pergi.."