Maaf Jika banyak typo di sini
Dear Diary
Dapatkah aku melupakannya??
seseorang yang terus menyakitiku begitu dalam. Dan terkadang menganggapku
tak ada?
Namun, kenapa hatiku justru masih menginginkannya??
Tuhan.. Berikan aku jawaban bagaimana caranya melupakannya tanpa harus membencinya
Diary_150Anggita menutup buku diarynya sambil tersenyum tipis. Lalu menatap matahari yang baru saja terbit. Ia merasa dengan menulis, rasa sedihnya bisa hilang, meski perlahan-lahan.
Anggita menghembus nafas perlahan, mencoba menenangkan pikirannya yang mulai tidak teratur.
kini ia beralih fokus pada ponselnya. Ia mencoba mencari nama ratu di kontaknya, setelah ia temukan anggita langsung menekan tombol panggil. Dan telepon pun tersambung
" halo" ucap ratu setelah telpon tersambung
" halo.. Lo dimana ra?" jawab anggita
" ratu di rumah, ada apa?" anggita menghela nafas perlahan, lalu menjawab
" bisa ketemu gak?"
" di rumah anggita?"
"terserah"
" paling nanti malem sekalian nginep di rumah anggita, soalnya kalau sekarang ratu lagi sama evano" anggita menghembuskan nafas pasrah
" chila juga?"
" iya, dia juga mau jalan sama jean"
" iris? juga sama? jalan sama michael"
suara ratu menghilang sebentar, anggita bisa pastikan tebakannya itu benar, jika ratu sedang berfikir, dan mencoba merqngkai kata agar ia tidak sakit hati saat mendengar jawabannya nanti. Dua puluh detik setelahnya ratu baru menjawab pertanyaan anggita
" i-ya, maaf yah gi ?"ucap ratu merasa tak enak hati
"santai aja, gue gak papa kok" jawab anggita bohong
" gi.. Ratu tau kok kalau kak raja itu sebenarnya baik, dia juga sebenernya sayang sama anggita, cuman.." ucap ratu terpotong karena ia pun bingung bagaimana perasaan kakaknga yang sebenarnya
"udahlah ra, gak usah di bahas lagi, gue gak pengen nginget raja lagi" sela anggita, ia paham dengan diamnya ratu
" Gi.. Tapi?"
" ra.. Gue gak pernah nyalahin lo soal ini. Jadi, pliss jangan bahas soal ini lagi"
" yaudah deh ratu gak bakal bahas ini lagi, tapi sekali lagi, ratu minta maaf yah gak bisa nemenin gita. Tapi ratu janji kok bakal ke rumah gita nanti malem" anggita tersenyum tipis menanggapinya
" iya ratu alexandra wiratmaja"
"yaudah ratu jalan dulu yah"
"hem"
anggita langsung mematikan telponnya lalu memilih pergi menuju dapur, menemui ibunya"pagi mah?" sapa anggita manis
Rosa. Ibu anggita teesenyum membalas sapaan anggita
" udah bangun?"
"udah mah"
" kirain masih tidur, karena cape abis nangis semaleman" sindir rosa
" apaansih mah" rosa terkekeh
" putus cinta itu wajar gita, kamu pasti udah tau kan, salah satu ujian yang harus kita hadapin dalam menjalin cinta itu apa? selain dia siap jatuh cinta, dia juga harus siap patah hati, kaya kamu sekarang" jelas rosa. Anggita tersenyum tipis
" anggita tau mah"
"kalau kamu tau, terus kenapa kamu nangis sampe semaleman gitu"
" bunda kan tau, aku itu udah lama suka sama raja, ya jadi, gak tau kenapa aku ngerasa belum terima aja dia putusin aku"
" bunda pasti ngertikan, seseorang yg udah nunggu lama supaya cintanya tersampein, dan setelah itu akhirnya tersampein. Tapi tiba tiba, baru juga seminggu pacaran dia langsung putusin gitu aja, apa itu gak sakit?"
" bunda ngerti anggita, tapi jangan sampe hanya karena kesedihan karena putus cinta, kamu lupa dengan segalanya, lupa sekolah, lupa makan, bahkan sampe lupa sama bunda"
"bunda.. Gita gak seburuk itu kali"
"bunda kan cuma takut"
" bunda dengerin gita yah, gita mungkin lagi terpuruk karena raja, tapi gita gak bakal lupa kok sama semuanya, bahkan sama bunda juga, gita janji sama bunda!" rosa tersenyum menatap anaknya dan anggita membalasnya
" yaudah kalau gitu mending sekarang kamu mandi, habis itu kita sarapan bareng"
" oke siap!" jawab anggita semangat~ ~ ~ ~ ~
Anggita merebahkan kepalanya di kedua paha ratu, lalu ia mulai menceritakan tentang perasaannya pada ratu, juga pada chila dan iris yang sedang duduk di sofa, sedangkan ia dan ratu di kasur
" gue bingung ra.. Apa cinta gue harus kaya gini yah"
" anggita, lo harus kuat, ratu yakin kok kak raja sebenernya gak sejahat ini, buktinya sama ratu gak kaya gini" anggita tersenyum tipis
" itu kan lo ra, adiknya dia, ya pasti dia gak jahat sama lo lah" ratu menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal itu sambil tersenyum tipis
"tapi setau ratu kak raja suka loh sama gita, buktinya tiga ari lalu dia cerita-cerita soal gita"
" iya git, mungkin raja mutusin lo itu dalam keadaan gak sadar kali, coba aja lo minta penjelasan dulu sama dia" chila mulai ikut berbicara
" gak sadar? lo pikir dia mutusin gue lagi mabuk gitu?"
"bisa aja kan"
"chila!" bisik iris sambil mencubit lengan chila. Chila meringis kesakitan
" lo kenapa cubit gue iris!" protes chila
"omongan lo itu ngaco chila!" ucap iris
"emang iya?" iris memijit pelipisnya, menahan kekesalannya pada chila
" sabar ris, si chila lagi kumat kayaknya" ucap anggita
" bukan kayanya gi, tapi emang iya" lanjut iris, anggita terkekeh
" gita udah gak sedih lagi?" tanya ratu mengganti topik. Anggita tersenyum
" ngapain harus sedih lama-lama sih? emang lo pikir dengan sedih lama-lama bisa buat raja balik lagi sama gue? enggak kan?" ratu tersenyum kagum
" ratu salut sama gita, gita bisa sekuat ini. Coba kalau ratu, mungkin ratu bisa mati gara gara evano ninggalin ratu"
" ya itu sih lo ra" timpal iris
" kalau lo ris? apa lo juga bakal lakuin kaya yg ratu lakuin?" tanya ratu pada Iris
" gue sih kayaknya biasa aja" jawab iris datar yg sontak membuat mereka terkejut bukan main
" kok bisa??" tanya mereka kompak
" gue udah yakin kalau gue bakal kaya gita, karena michael iti plin plan gak pendirian"
" lagian, gue gak mau banyak berharap kalau michael bakal berubah, karena gue tau harapan yang tinggi akan sangat sakit kalau udah terjatuh nanti" lanjut iris sedih
"loh kenapa? Bukannya kalian baik- baik aja yah"
"itu mungkin pikiran kalian, beda sama yang gue rasain" iris tersenyun sedih
" gue ngerasa michael lebih prioritasin alya di banding gue"
"mungkin itu pikiran lo aja kali ris"
"awalnya sih gue mikir gitu. Tapi, tadi aja gue ajak jalan harus pake ancaman dulu"
" jadi pada intinya yang masih beruntung itu ratu, karena dia bisa di cintai sama evano, di banding sama kita" ucap chilamerangkum inti dari pembahasan mereka sambil bermonolog
"untung gue jomblo" lanjut nya sedikit mencairkan suasana, semua tertawa mendengar lawakan chila
" udahlah daripada kita sedih gini, mending ratu cerita aja gimana kalian bisa sampe pacaran, kita kan gak tau gimana ceritanya" usul anggita yang langsung di angguki oleh iris juga chila. Sementara itu, ratu tersenyum malu dengan pipinya yang seketika itu merah merona seperti kepiting rebus
" ratu malu ah"
" kenapa harus malu? cuma kita bertiga doang kok, lagian kita kan sahabat lo" tanya gita
" tau lo" lanjut chila
" ok! ratu bakal cerita, tapi dengan satu syarat"
" apa syaratnya?"tanya anggita
"kalian semua jangan ketawa kalau udah tau ceritanya"
" iya ratu" jawab anggita sambil menjawil dagu ratu, ratu mendengus kesal
Ratu menghela nafas sebentar, lalu ia mulai menceritakan awal ia bisa pacaran dengan evano