Ada dan tidak adanya diriku bukankah sudah tak ada artinya lagi bagimu?
Flashback
Anggita terus mengumpati ponselnya yang sedari tadi tak henti-hentinya berdering, padahal ini sudah tengah malam. Salahnya juga sih yang lupa utk mematikan data seluler di ponselnya. Dengan bibir yg terus menguap, anggita meraih ponselnya yg berada tak jauh darinya. Niat awalnya yang akan mengumpati dan mencaci si penelpon ianurungkan setelah tahu si penelpon tersebut adalah Raja.
Ada sekitar 15 panggilan tak terjawab dari raja dan 20 pesan tak terbaca, anggita tak mengerti kenapa raja bisa sampai menganggunya tengah malam seperti ini. Ia tebak, raja pasti sedang memikirkan ratu, adiknya.
Setelah cukup lama anggita tediam dengan pikirannya,, ia pun memutuskan untuk mencari tahunya dengan mengunjungi rumah raja. Ya! Ini adalah pilihan yg tepat. Anggita pun bergegas mengunjungi raja.
Jangan tanya kemana ia harus mencari raja, karena jawabannya sangat mudah, "jatuh cinta emang gila kan?" dengan jawaban itu kalian pasti tahu jika anggita akan sangat mudah menemukan raja, tanpa harus menguras banyak waktu.
Setelah siap, anggita bergegas menuju pintu utama. Namun, sesuatu ygtak terduga mengejutkannya, orang yang akan ia cari justru berdir tepat di hadapannya dengan raut wajah yg sulit di artikan, tapi anggita bisa sedikit menebak jika raja sedang sedih, danitu karena Ratu, adiknya.
Belum sempat anggita akan bertanya, raja sudah berjalan mendekatinya, lalu tanpa intrupsi lagi ia menarik anggita dalam pelukannya. Mata anggita pun membulat sempurna di tambah dengan nafasnya yg berdetak tak karuan.
" gue gagal Gi" lirih raja. Anggita tersenyum sedih, ia tahu betul perasaan raja, juga seberapa pentingnya ratu bagi hidup raja. Mungkin, dengan membalas dekapan raja akan sedikit mengurangi beban dan sedih raja, pikir Gita.
" lo itu kuat ja, jangan cengeng"
Anggita kembali menatap buku diarynya dalam, entah kenapa sakit itu belum juga sembuh padahal satu tahun hampir akan ia lewati. Memang, melupakan itutak semudah membalikan telapak tangan. Dan anggita pikir saat ini ia harus mencari cara agar bisa melupakan raja.
************
Anggita menatap kagum sekolahnya, jika kalian bertanya apakah anggita pindah sekolah? Jawabannya adalah TIDAK! Karena bagi anggita, mencoba melupakan itu tidak harus dengan meninggalkan. Cukup ikhlas lalu kembali mulai hari baru. Ya meskipun waktunya lama, seperti yang anggita rasakan saat ini.
" sekolah bokap gue emang bagus, gak usah segitunya juga kali liatinnya" anggita berdecih, ia sangat hafal suara laki-laki ini, siapa lagi kalau bukan Anthony. Laki-laki menyebalkan yang selalu hadir di dekatnya padahal tidak di butuhkan, semacam jailangkung mungkin.
Anggita pantang takut pada anthony, meski hampir satu sekolahan mengatakan bahwa anthony ini sangat dingin, kejam, penyiksa dan lain-lain. Bahkan sampai ada yang membuat slogan " kamu mengusiknya kamu akan mati". Padahal pemikiran mereka berbanding terbalik dengan anggita. Menurutnya justru anthony itu rese, nyebelin, dan gak jelas. Ya walaupun sedikit tampan sih
" ngomong sama gue?"
" iyalah! Lo pikir?"
" ouh, maaf gue kira lo lagi ngomong sama pohon" ucapnya lantas pergi menuju kelasnya. Anthony tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya, lalu berjalan menuju kantornya.
MAAF UNTUK PART PENDEKNYA. NANTI AKAN DIUSAHAKAN SUPAYA PANJANG.
SEE U NEXT PART!!