bagian dua

4.3K 254 2
                                    

     MALAM berlalu, pagipun tiba. Soobin sekarang sudah mengenakan seragamnya dengan sangat rapi pada pukul 6 pagi. Beberapa buku yang diperlukannya, sudah ia masukkan didalam ranselnya.

Sekarang waktunya bergegas. Ia meniatkan dirinya untuk tidak sarapan, karena itu adalah kebiasaan buruknya. Berkali-kali eomma selalu berpesan untuk sarapan, tetapi Soobin bersih keras tidak mau. Wajar saja, jika dulu ia melatihkan diri untuk tidak sarapan sehingga terbiasa.

"Eomma, appa! Aku berangkat dulu." Ucap Soobin keluar dari rumah dan meluncurkan skateboard nya sebagai alat transportasinya untuk pergi-pulang sekolah.

Selain tidak menimbulkan polusi udara, skateboard juga adalah salah satu hobi bagi Soobin.

.
. .
. . .
. . . .
. . .
. .
.
. .
. . .
. . . .
. . .
. .
.

Tibalah ia disekolah. Beberapa murid sudah memasukki kelas dan melakukan aktifitas mereka. Sama halnya dengan Soobin. Ia kini melangkahkan kedua kakinya memasukki kelas, dan disambut hangat oleh beberapa temannya.

"Soobin. Sayang sekali kau tidak datang kemarin." Ucap salah satu temannya yang bernama Huening Kai tersebut.

"Benar. Ada urusan apa memangnya?" Sambung Choi Beomgyu.

Sekian lama diam, akhirnya Soobin berucap. "Membahas sesuatu hal yang tidak penting." Jawabnya membuat teman-temannya mengangguk mengerti.

"Kau tau? Tidak ada dirimu, rasanya sangat tidak lengkap." Ucap Kang Taehyun yang kini sedang mengunyah permen karet yang berada didalam mulutnya itu.

"Aku tau. Tapi apa boleh buat?"

Kring

Tepat disaat Soobin menyelesaikan kalimatnya, bel masukpun berbunyi dan membuat teman-temannya membentuk posisi semula. Guru mapel pun sudah datang di kelas ini untuk mengisi jam pelajaran.

Dan dimulailah, hari-hari mereka untuk belajar sejarah diawal jam pelajaran ini.

Setengah hari ini, Soobin habiskan waktu dengan belajar bersama. Beberapa pelajaran tidak ia mengerti apalagi pelajaran matematika dan fisika yang selalu berkaitan dengan bilangan dan rumus. Hal itupun, membuat Soobin membencinya.

Sebelum bel pulang berbunyi, nama Soobin dipanggil tepat kearah belakang tubuhnya. "Pulang ini kau ingin keluar bersama kami?" Bisik Choi Beomgyu berada dibelakang Soobin.

Soobin menggeleng pertanda bahwa ia tidak bisa. "Aku tidak bisa keluar. Hari ini aku akan bertemu dengan seseorang." Jawab Soobin membuat Beomgyu mengangguk mengerti.

"Baiklah. Jika kau punya banyak waktu, lebih baik habiskan waktu itu bersama kami." Ucap Beomgyu membuat Soobin mengangguk antusias.

Ternyata masih ada teman yang selalu mengerti keadaannya sekarang ini. Ya, walaupun Soobin sangat ingin keluar bersama teman-temannya, aturan tetaplah aturan, bahwa Soobin tidak bisa kemana-mana untuk malam ini.

Lelaki sepertinya, memang sangat berat untuk mendapatkan aturan yang seperti ini. Wajar saja, bahwa Soobin setiap malam selalu keluar rumah untuk pergi nongkrong bareng dengan teman-teman sekelasnya, hingga ia terbiasa melakukan kegiatan malam bersama temannya.

Kring

Bel pulang sudah berbunyi. Pelajaran fisika diakhiri dan membuat beberapa murid lainnya menjadi lega, terlepas dari rumus-rumus yang bisa membuat kepala meledak.

"Aku pulang dulu." Pesan Soobin sebelum ia benar-benar pulang dari kelas dan lingkungan sekolahnya.

"Baiklah. Hati-hati dijalan." Pesan Kai melambaikan tangannya dan Soobin membalasnya.

.
. .
. . .
. . . .
. . .
. .
.
. .
. . .
. . . .
. . .
. .
.

Siang berlalu, malampun tiba. Soobin kini sedang asik bersantai-santai seraya memainkan sebuah game di ponselnya. Ia benar-benar lupa waktu bahwa hari ini ia akan pergi ke sebuah restoran bersama kedua orang tuanya.

Dan akhirnya, ia dikejutkan dengan suara teriakkan eomma dibalik pintu kamarnya.

"Soobin! Kau ini bagaimana. Kau tidak melihat pukul berapa hari ini?" Tanya eomma berkacak pinggang saat melihat Soobin sedang asik memainkan ponselnya itu, tanpa menyadari waktu.

"Astaga, aku lupa!" Ucap Soobin buru-buru sehingga ia nyaris terjatuh. "Dimana kemejanya?!" Tanya Soobin seperti orang yang sedang dikejar setan.

"Ada dilemari. Jangan lupa rapikan rambutmu. Gunakan sepatu yang pernah eomma belikan waktu itu!" Pesan eomma akhirnya meninggalkan ruangan dan membiarkan anaknya untuk melakukan aktifitasnya sendiri.

Berselang beberapa menit kemudian, Soobin akhirnya telah mempersiapkan dirinya dengan sangat matang. Penampilannya kali ini, terbilang sangat tampan dan rapi. Sehingga membuat eomma nya menjadi bangga dengan anak semata wayangnya ini.

"Baiklah. Kita tidak punya banyak waktu lagi. Ayo pergi." Ucap appa hendak keluar dari rumah dan menyalakan mobil SUV putih yang kini sudah terparkir rapi didepan rumah.

Soobin dan eomma pun menyusul appa sehingga mereka bertiga sudah berada didalam mobil. Didalam mobil, mereka habiskan waktu dengan berbincang-bincang dan bersenandung riang. Dan Soobin, ia asik menanyakan tentang pertemuan ini berulang-ulang kali sehingga eomma nya menjadi kesal.

"Kau akan tau sendiri, Soobin." Ucap eomma membuat Soobin memasang pouty face nya.

Dan seketika perasaan gugupnya datang entah kemana. Sebentar lagi, mereka akan tiba di lokasi. Sedangkan perasaan gugupnya datang disaat seperti ini.

Berselang beberapa menit kemudian, mereka turun dimobil begitu mendapatkan tempat parkir yang pas. Soobin melangkahkan kakinya mengikuti langkah kedua orang tuanya, seraya merapikan pakaian yang menurutnya kurang rapi.

"Soobin, kau gugup?" Tanya eomma berbasa-basi sambil berbisik pada anaknya tersebut.

Soobin mengangguk. "Sedikit." Jawabnya jujur.

Hingga pada akhirnya, tibalah mereka di salah satu tempat duduk yang sudah disediakan. Yang Soobin lihat adalah sepasang suami istri dan seorang lelaki yang kini sedang membungkuk hormat kearah keluarga Soobin. Begitu juga sebaliknya.

Keadaan sekarang begitu hangat, banyak canda tawa dan saling berbincang-bincang membuat perasaan gugup Soobin menghilang begitu cepat. Begitu lama bersilahturami, makanan yang mereka pesan pun tiba.

"Soobin." Panggil eomma nya lembut, tak selembut dirumah.

Soobin menoleh. "Hm?" Ucapnya membuat eomma dan wanita paruh baya tersebut saling tatap menatap.

"Tujuan kamu datang untuk bertemu dengan mereka disini, untuk..." ucap eomma menggantung kalimatnya, yang sukses membuat Soobin penasaran.

Selagi menunggu eomma mengatakan kalimatnya dengan sempurna walaupun beliau begitu ragu, Soobin meniatkan dirinya untuk menyeruput nuttella milkshake yang ia pesan.

"Kamu akan dijodohkan dengan Choi Yeonjun." Ucap eomma mengarahkan wajahnya pada sesosok lelaki yang kini menatap Soobin santai.

"Apa- UHUK!!!"

keadaan menjadi kacau, tatkala Soobin tak sengaja tersedak menelan sebuah es batu kecil yang langsung masuk ke saluran tenggorokkamnya.

.

𝘉𝘭𝘪𝘯𝘥 𝘓𝘰𝘷𝘦 ' soojun [ffnc🔞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang