SOOBIN benar-benar shock. Ia tidak menyangka bahwa ia akan dijodohkan dengan seorang lelaki yang memilikki jenis kelamin yang sama. Ini benar-benar tidak wajar dan ini benar-benar sudah gila!
Selama ini ia menunggu untuk mendapatkan seorang gadis, bukan mendapatkan seorang lelaki. Apa-apaan ini? Jujur, Soobin sekarang tidak bisa berkutik lagi. Ia terlalu shock untuk mendengar kenyataan yang akan ia jalankan ini.
Kini, ia sedang berada disebuah mobil bersama Yeonjun -calon suaminya- untuk pulang kerumah baru mereka berdua. Dan tentu saja, mendengar bahwa Yeonjun adalah calon suaminya, membuat Soobin sudah hampir pingsan.
Suasana didalam mobil ini hening. Tak ada diantara mereka yang ingin membuka suara. Hingga pada akhirnya, Yeonjun membuka suaranya walaupun ia sendiri begitu ragu untuk berbicara.
"Ngomong-ngomong, kau sudah kenyang?" Tanya Yeonjun berbasa-basi membuat Soobin menjadi tergagap-gagap dibuatnya.
"Tidak."
"Hah?"
"Ma-maksudku, a-aku sudah kenyang." Ucap Soobin salah tingkah, saat Yeonjun menatap mata Soobin dengan sangat lekat, begitu kontak mata mereka dipertemukan. Yang pada akhirnya diputuskan, karena jantung Soobin berdetak sangat cepat sehingga ia memalingkan wajahnya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Yeonjun sesekali menatap Soobin penuh pertanyaan.
"Tidak apa-apa bagaimana? Kau tidak tau dengan perasaanku?" Tanya Soobin balik, membuat Yeonjun tersenyum tipis.
"Dan kau tidak menanyakan perasaanku sekarang, ketika kita dijodohkan?" Tanya Yeonjun balik.
"Untuk apa aku menanyakan perasaanmu sekarang, kalau dilihat dari raut wajahmu, kau nampak biasa-biasa saja." Jawab Soobin mengontrolkan emosinya untuk tidak menangis dimobil ini.
Keadaan menjadi hening dan membuat Yeonjun hening sejenak. "Karena aku menyukaimu?" Ucap Yeonjun membuat Soobin semakin salah tingkah, dan terlukislah warna merah dikedua pipi Soobin.
Keduanya kini terdiam. Tidak ada lagi suara yang terdengar. Hanya suara mesin mobil yang menyala dan sebuah saluran radio yang berbunyi.
.
. .
. . .
. . . .
. . .
. .
.
. .
. . .
. . . .
. . .
. .
.Tibalah mereka disebuah rumah yang terbilang cukup megah namun tidak begitu besar. Anggap saja sederhana, namun penataan dari luarnya begitu mewah.
Yeonjun membuka pintunya dan memutari sisi mobil untuk membantu Soobin membuka pintu. Dan pada akhirnya, mereka berdua sudah menginjak tanah milik mereka dan memasukki rumah baru mereka.
Soobin akui, bahwa rumah barunya begitu mengagumkan. Melihat ekspreksi Soobin saat ini, membuat Yeonjun refleks tersenyum gemas melihat wajah Soobin.
"Kalau begitu, masuklah. Biar aku yang menurunkan kopernya." Ucap Yeonjun berjalan menjauh untuk membuka bagasi mobilnya.
Soobin menoleh dan menggelengkan kepalanya tak setuju. "Biar aku bantu." Ucap Soobin menyusul Yeonjun.
Dan Yeonjun juga menggelengkan kepalanya tak setuju. "Tidak, tidak, tidak. Lebih baik kau istirahat saja. Tapi sebelum istirahat, jangan lupa untuk mandi." Pesan Yeonjun.
Namun, karena merasa tidak enak, Soobin kembali berkata. "Tidak apa. Itu urusan belakang. Aku akan mem-"
"Soobin. Sesekali kau turuti apa yang aku katakan. Lebih baik kau masuk saja. Kuncinya sudah ada ditanganmu." Ucap Yeonjun, terdengar halus, membuat Soobin menjadi luluh.
Soobin hening sejenak. Hingga pada akhirnya ia berkata. "Baiklah. Tapi tidak apa-apa, kan?" Tanya Soobin khawatir.
Yeonjun menggeleng seraya tersenyum. "Tidak. Sudah, lebih baik kau masuk sekarang. Sudah malam." Pesan Yeonjun membuat Soobin menganggukkan kepalanya.
Akhirnya, Soobin memasukki rumah barunya dan mencari kamar yang pas untuk dijadikan tempat peristirahatan. Ternyata, rumah ini tidak hanya luas, melainkan memilikki banyak kamar. Dan sebelum itu, Soobin nyaris bingung dalam memilih kamar. Sehingga ia menemukan kamar yang pas, begitu kamar yang ia dapatkan tergabung antara balkon dan kamar mandi sekaligus.
"Soobin, kau belum mandi?" Dan sontak dengan suara itu, membuat Soobin terkejut.
"Sebentar lagi. Tapi, kenapa kau meletakkan kopermu disini?" Tanya Soobin.
Yeonjun terkekeh. "Kau pikir, kita akan tidur berpisah? Tidak akan. Kita akan tidur berdua dalam satu kamar yang sama. Kita kan calon suami istri." Jawab Yeonjun sontak membuat Soobin terdiam.
Soobin diam tak bergeming. Menyaksikan Yeonjun yang kini sedang meletakkan beberapa koper dekat lemari yang terbilang banyak tersebut. Kalau dipikir-pikir, dimata Soobin, visual Yeonjun boleh juga. Dan jika dilihat lebih lama, Yeonjun terlihat cool dan maskulin juga.
"Soobin. Kenapa melihatku seperti itu?" Tanya Yeonjun memecahkan lamuan Soobin.
"A-ah? Tidak. Aku hanya berpikir." Jawab Soobin asal-asalan, hingga membuat Yeonjun terkekeh gemas.
"Ngomong-ngomong, dimana handukmu? Dimana kau menyimpannya." Ucap Yeonjun sibuk membuka zipper koper milik Soobin untuk mengambil handuk Soobin.
Soobin meletakkan ponsel, changer, dan headseat miliknya seraya menjawab pertanyaan Yeonjun tanpa menoleh kearahnya sedikit pun. "Ada dibagian sana." Jawabnya.
"Disini?" Tanya Yeonjun memperlihatkan bendanya kepada Soobin.
Soobin menoleh berniat memeriksa. Namun, yang ia lihat membuat kedua matanya membulat terkejut. Tentu saja. Jika koper yang dibuka Yeonjun adalah kumpulan celana dalam dan beberapa boxer bermerk.
"BUKAN YANG ITU!" Seru Soobin berlari mendekati Yeonjun dan menutupnya kembali.
Kini Soobin harus menahan rasa malunya. Ia benar-benar malu sehingga ia tidak berani menatap wajah Yeonjun lagi. Posisi mereka kini sangat dekat. Yeonjun yang sedari terdiam, hanya bisa melihat wajah Soobin yang kini sedang sibuk mengeluarkan handuk miliknya.
"Kenapa kau melihatku seper-"
Cup
"Aku tunggu kau dibawah. Bersihkan tubuhmu sebersih mungkin. Ingat! Aku akan menunggumu dibawah." Pesan Yeonjun melangkahkan kakinya menjauh setelah ia mengecup pipi Soobin dengan lembut.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘉𝘭𝘪𝘯𝘥 𝘓𝘰𝘷𝘦 ' soojun [ffnc🔞]
Hayran Kurgu🔞¡¡¡𝘸𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨. 𝘧𝘧𝘯𝘤, 𝘭𝘨𝘣𝘵, 𝘨𝘢𝘺 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘦𝘯𝘵!!!🔞 Choi Yeonjun a.k.a Yeonjun, akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha yang sama kayanya dengan kedua orang tuanya. Choi Soobin a.k.a Soobin, merasa shock tatk...