PAGI akhirnya tiba. Tepat pada pukul empat pagi, Yeonjun bangun dengan posisi ia memeluk tubuh Soobin. Ia memberanjakkan dirinya dari kasur dengan samangat dan berjalan pergi keluar kamar secara perlahan, berniat tidak ingin membangunkan Soobin.
Ia pun melangkahkan kakinya pergi ke dapur, setelah ia menutup pintu kamar tersebut secara perlahan. Ini adalah kebiasaan baru bagi Yeonjun. Yang dimana ia akan bangun pada pukul empat pagi, demi mempersiapkan sarapan dan membuatkan bekal untuk Soobin.
"Hoam..." Yeonjun menguap seraya meregangkan otot-ototnya sembari melangkah.
"Yeonjun." Suara yang terdengar berat dan serak tersebut, sukses membuat Yeonjun tersentak kaget. Ternyata yang memanggilnya adalah Soobin -calon istrinya-.
Yeonjun menolehkan kepalanya dan tersenyum kearah lelaki yang bernama Soobin tersebut. "Kau sudah bangun ternyata." Ucap Yeonjun berjalan mendekati Soobin dan mengacak-acakkan rambut Soobin gemas.
"Aku mendengar sesuatu tadi. Makanya aku menyusulimu." Jawab Soobin mengusap matanya dan menguap selagi rambutnya dimain-mainkan oleh Yeonjun.
"Maaf jika sudah membangukanmu." Ucap Yeonjun mengecup kening Soobin dan memegang kedua pipinya.
"Ngomong-ngomong, apa yang kau lakukan sekarang?" Tanya Soobin mencoba agar ia tidak salah tingkah dihadapan Yeonjun.
Yeonjun melepaskan kedua tangannya dari pipi Soobin. "Mempersiapkan sarapan." Jawab Yeonjun.
"Apa? Kau tidak boleh melakukannya. Biar aku saja yang melakukannya. Aku kan calon istrimu. Masa seorang suami yang mengurus istrinya untuk mempersiapkan sarapan? Tidak! Biar aku saja!" Tegas Soobin melewati tubuh Yeonjun dan melangkah menuju dapur.
Baru kali ini Yeonjun melihat Soobin setegas itu. Tapi apa boleh buat? Toh, dia melakukan ini hanya karena disuruh oleh eomma nya untuk mengurus Soobin.
Yeonjun menyusuli dimanapun Soobin melangkah. Yang pada akhirnya, mereka tiba disebuah dapur dan Soobin pun beraksi. Namun, Soobin diam sejenak, memikirkan apa yang akan ia masak dan sudah keringat dingin. Pasalnya, dia tidak bisa memasak. Jangankan memasak, memegang kompor bahkan panci pun ia tidak pernah.
"Soobin. Kenapa?" Panggil Yeonjun.
Soobin menatap manik mata Yeonjun dan terkekeh. "A-anu... aku tidak bisa masak ternyata." Pengakuan Soobin akhirnya terbongkar, sehingga membuat Yeonjun terkekeh gemas melihat pengakuan Soobin.
"Lebih baik, biar aku saja, Soobin." Ucap Yeonjun mengambil sebuah fry pan dan diletakkannya tepat diatas kompor.
"Tapi-"
"Kalau begitu, kita buat bersama-sama." Ajak Yeonjun dijawab anggukkan antusias dari Soobin.
Pertama yang Yeonjun siapkan adalah, beberapa butir telur, merica, garam dan sekotak susu sapi murni kemasan. Tujuan utamanya adalah memasak sebuah omelet untuk sarapan pagi hari ini. Yeonjun melakukannya dengan cekatan dan tak berantakkan. Semuanya ia lakukan dengan sungguh dan berhati-hati.
Soobin yang menyaksikannya hanya terdiam, dan mengamati setiap gerak tangan Yeonjun. Ternyata, Yeonjun tidak hanya kuat, melainkan dia juga jago memasak, pikir Soobin.
Dan seketika kontak mata mereka bertemu, tatkala Yeonjun menciduk Soobin yang kini sedang menatapnya.
"Kenapa kau meli-"
Belum sempat berbicara, Soobin kini mendekatinya dan memeluk punggung milik Yeonjun. Dan hal ini membuat Yeonjun terkejut, sekaligus bahagia dengan apa yang Soobin lakukan kepadanya. Sangat manis, pikir Yeonjun.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘉𝘭𝘪𝘯𝘥 𝘓𝘰𝘷𝘦 ' soojun [ffnc🔞]
Fanfiction🔞¡¡¡𝘸𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨. 𝘧𝘧𝘯𝘤, 𝘭𝘨𝘣𝘵, 𝘨𝘢𝘺 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘦𝘯𝘵!!!🔞 Choi Yeonjun a.k.a Yeonjun, akan dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pengusaha yang sama kayanya dengan kedua orang tuanya. Choi Soobin a.k.a Soobin, merasa shock tatk...