Tiga

15 0 0
                                    

Juli, 2013.

Angin malam berhembus sangat kencang, membuat kertas-kertas serta pernak-pernik Reisya berhamburan. Ia langsung buru-buru merapikannya kembali karena tidak mau pernak-pernik yang telah susah payah ia buat, langsung rusak begitu saja. Tengah ini, ia sedang mempersiapkan peralatan untuk hari terakhir dari Masa Orientasi di SMA Bakti Nusa. Sekolah yang cukup elit dan terkenal di Jakarta. Suara gemuruh beriringan dengan petir membuat bulu kuduk Reisya berdiri, ia segera menutup kepalanya dengan kupluk jaket marun kesayangannya untuk tetap menghindari dingin yang mulai menyelimuti dirinya.

"Rok dari tali rapia udah, kalung yang digantungin permen juga udah, pita untuk dijepitin di rambut juga udah, topi kerucut udah, seragam buat besok juga udah, apalagi ya?" gumam Reisya sambil bertopang dagu, mengingat-ingat jeperluan yang harus dibawa pada esok pagi.

"Surat cinta buat kakak OSIS yang paling lo suka."

Reisya mengangkat alis, mendengar suara yang sangat familiar di telinganya. Ia membalikkan badannya, melihat Kala yang baru saja datang dengan toples yang berisi buah naga di tangan kananya.

"Nyemil dulu lah. Urusan MOS mah, saaans!" Kala menaruh toples tersebut pada pangkuan Reisya. Reisya tertawa senang dan mengangguk setuju.

Reisya merubah posisi duduknya mebjadi menyila, berhadapan dengan Kala. "Barang-barang lo udah disiapin?"

Kala hanya mengangkat alis seraya mengambil buah naga pada pangkuan Reisya. "Santailah, toh juga kalo gue ga bawa peralatan lengkap, ga bakalan dimarahin juga."

Reisya menunjuk kening Kala. "Gaya lo. Iyadeeh, yang udah terkenal dari hari pertama MOS. Heran deh kenapa maneh bisa dikecengin mulu sama kakak kelas!"

Kala tertawa, lalu mengambil kacamata yang dipakai Reisya dan bergaya mengenakannya di atas kepala "Iyalah, jelas, bro!"

Reisya bergidik geli melihat tingkah laku temannya itu dan kembali merampas kacamatanya. "Haduh, La. Gue mau nulis surat cinta ke siapa ya? Gue sumpah sama sekali ga tertarik sama kakak-kakak OSIS!"

"Yaa siapa kek. Itu tuh, Dimas anak 12 IPS wakil ketua OSIS? Gue lumayan kenal sama dia soalnya. Baik parah kok anaknya, ngga neko-neko, lah ..."

Reisya mengernyitkan dahi lalu menoleh kepada Kala yang mengangguk seolah menyuruh dia untuk menulis surat pada Dimas. Akhirnya karena tak ingin pusing hanya memikirkan kepada siapa surat cinta konyol ini ditujukan, Reisya langsung mengambil pulpen dan menorehkan beberapa kalimat di atas kertasnya. Sementara Kala, ia sedang menghampiri Razi yang sedang bermain gitar di ruang tengah dan mencoba meng-cover beberapa lagu. Sesekali Reisya mengintip mereka berdua dari kejauhan, terdengar suara Kala yang merdu menyanyikan lagu yang berjudul Easy - Mac Ayres. Reisya tersenyum dan kembali melanjutkan tulisannya dengan mengikuti alunan melodi yang bersenandung pada malam ini.

I can say that loving you is easy

****

Reisya menepis keringat yang telah bercucuran pada dahinya dari setengah jam yang lalu. Kakinya telah keram karena sudah berdiri lebih dari satu setengah jam, mendengar pidato Kepala Sekolah untuk menutup hari terakhir dari MOS siswa baru kelas 10. Ia menoleh ke samping kiri, melihat Kala yang berada 4 baris dari posisinya, sudah memasang wajah bete seraya sesekali merenggangkan tangannya karena pegal. Reisya tersenyum gelu melihat tingkah temannya itu.

Reisya dan Kala masuk ke SMA yang sama. SMA Bakti Nusa ini, cukup terkenal dan favorit di Jakarta. Sudah hampir 9 tahun-dari SD hingga SMP-mereka selalu bersekolah di tempat yang sama, serta selalu disatukan pada kelas yang sama. Tidak ada yang menyangka, baik Reisya ataupun Kala bisa disatukan kembali pada sekolah yang sama untuk kesekian kalinya. Pasalnya, Reisya memang sudah lama ingin masuk ke SMA ini, agar mudah untuk link menuju Universitas yang ia dambakan. Sementara Kala ingin masuk ke sekolah ini, hanya karena ingin masuk klub basket yang terkenal akan selalu juara tanding se- ibu kota Jakarta. Hal tersebut tentu saja menjadi sindiran bagi Kala yang mengejek Reisya tidak ingin jauh-jauh darinya.

KomplementasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang