Chapter 15

7.7K 943 137
                                    

Hai hai~ ada yang kangen g?

tiga bulan g update hehehe

Selamat membacaaaa 🤗🤗🤗

.

.

.

"Sabtu malam ada perubahan direksi dan ayah ingin kau menjadi komisaris perusahaan."

Ini adalah mimpi buruk. Komisaris adalah pemilik saham diam tak melakukan pekerjaan kantor dan dia bisa mendapat untung sejajar dengan direktur. Apa ibu tirinya sudah tau ini? Apakah ibunya sudah tahu?

Mata sipit Baekhyun terbelalak, tangannya bergetar hampir menjatuhkan ponsel yang ia genggam. Alis berkerut, mata menatap panik ke arah Chanyeol.

Baekhyun takut jika kedua ibu tirinya akan marah mengetahui ini dan suatu yang mengerikan pasti akan terjadi. Baekhyun takut jika ibunya akan terkena imbasnya.

Paham akan apa yang dirasakan Baekhyun, Chanyeol meraih jemari beku itu, menyalurkan kehangatan dan tersenyum menenangkan. "Aku ada disini, sayang. Jika kau berat dengan hal itu, tak masalah jika kau menolak."

Sejenak Baekhyun termangu. Ingin menolak tapi, sebelumnya ia tak pernah menolak perintah Junki. Apakah Baekhyun bisa?

"Jujurlah pada ayah. Beliau pasti paham." Lanjut Chanyeol begitu lembut memberi kekuatan.

Chanyeol tidak bermaksud mengajarkan Baekhyun untung membangkang kepada orang tua. Hanya saja hatinya selalu nyeri kala melihat Baekhyun selalu menjadi robot keluarga. Bak burung cendrawasih yang selalu berada di dalam sangkar, sebagai pemercantik tanpa membiarkan burung itu bebas.

Sekarang Baekhyun telah menjadi istrinya, Chanyeol tak akan membiarkan siapapun menyakiti Baekhyun termasuk orangtuanya sendiri.

Baekhyun mengulum bibir bawah, kepala dianggukkan. "A-ayah, maaf Baekhyun keberatan dengan keputusan ayah. Baekhyun tak banyak pengalaman mengenai perusahaan. Baekhyun tak sanggup, ayah."

Helaan napas di seberang telepon kembali memacu adrenalin Baekhyun, ia sampai tak sadar mencengkram erat lengan Chanyeol.

"Setidaknya bisakah kau datang, Baekhyun-ah? Ayah hanya ingin kau hadir menyaksikan terakhir kalinya ayah memimpin perusahaan... dan ayah juga ingin pada hari itu keluarga kita berkumpul." Kalimat terakhir yang terucap penuh harap, membuktikan jika Junki benar-benar mengharapkan Baekhyun datang ke pesta. Terdengar seperti permintaan terakhir.

Mana tega Baekhyun menolak permintaan ini?

Mata sipit mulai berkaca. Saat ini Junki sedang sakit. Ayahnya harus selalu kontrol kesehatan setiap minggu. Baekhyun takut jika tak menyanggupi permintaan kecil ini, ia pasti akan menyesal sepanjang hidupnya. "Ayah—

Sebuah pepatah mengatakan, sayangi orangtuamu seperti mereka menyayangimu sewaktu kecil, bahagian mereka selama mereka masih bisa bernafas dan masih bisa kau lihat di dunia.

Seolah hati kecilnya tergores dan meninggalkan luka yang menganga. Baekhyun menggigit bibir berusaha keras menahan isakan yang hampir lolos.

"Apakah kau bisa menyanggupi permintaan ayah, Baekhyun-ah?"

Baekhyun mendongak dengan mata berkaca-kaca, tepat di sana tatapan itu saling bertali dengan pria tampan yang resmi menjadi suami.

Chanyeol memberi senyum teduh dan menganggukkan kepala. Tangan besar Chanyeol menyeka air mata yang terlanjur menetes. "Kita bisa pulang lebih cepat. Sampaikan itu kepada ayah, agar beliau tenang." Memberi izin jika mereka bisa pulang lebih awal dari apa yang telah mereka rencanakan. Masalah kecil bagi Chanyeol untuk memesan ulang tiket kembali ke Korea.

UNIDENTIFIED ↘Chanbaek↙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang