Chapter 13

8.4K 973 169
                                    


Malam hari adalah saat tepat untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah. Sama  halnya dengan Chanyeol yang masih menikmati masa cuti, duduk di ranjang bersandar pada headboard dengan iPad ia genggam memeriksa email pribadi.   

Berbeda halnya Baekhyun yang duduk di lantai beralas karpet terlihat begitu sibuk membongkar ulang koper yang akan dibawa ke Paris. Bukannya Chanyeol tak mau membantu, tapi Baekhyun bersikeras menyiapkan semua sendiri. Ia memisahkan baju untuk dimasukkan ke lemari Chanyeol atau kembali masuk ke dalam koper.

Rencana dadakan ini selain membuat Baekhyun senang, ia sendiri juga kelimpungan untuk menyiapkan dokumen yang untungnya visa dan passport  masih tersimpan apik dalam koper. Tak lupa Baekhyun menyempatkan menelpon ibu serta kakaknya untuk berpamitan. Baekhyun sedikit bingung mendengar respon mereka yang biasa.

“Baekhyun-ah, kita tak usah membawa baju banyak-banyak. Kita bisa beli di sana.” Sudah ketiga kalinya kalimat itu Chanyeol ucapkan, sayangnya Baekhyun selalu menolak.

“Tidak boleh. Itu akan menjadi pemborosan, Chanyeol-ah. Apalagi kita di sana satu minggu, bukan? Itu cukup lama dan bagaimana bisa kita setiap hari beli baju? Lebih baik kita beli oleh-oleh saja untuk yang lain.”

Mendengarkan itu, bukannya Chanyeol sadar diri akan sifat borosnya tapi malah terkekeh. Baekhyun sudah seperti seorang istri yang  ribut soal uang belanja bulanan yang menipis. “Hei, kau lupa siapa aku?”

Baekhyun sejenak menghentikan kegiatan melipat, lantas berdecak melirik Chanyeol sini dengan ekor mata sipitnya. “Kau lupa siapa aku?” ulang Baekhyun.

Kembali Chanyeol tergelak lepas, terbahak sampai memegangi perut yang mulai kram.

Semua sudah tahu jika keduanya berasal dari keluarga  konglomerat yang tersohor di Korea. Tak perlu menabung pun, dengan mudah  menggesek kartu kredit saat itu juga untuk mendapatkan mobil termahal yang mereka inginkan. Membeli baju di Paris selama satu minggu pun tak akan ada beban. Salahkan saja si boros Chanyeol yang pintar menggoda dan si hemat Baekhyun yang mudah digoda.

Merasa kesal mendengar tawa Chanyeol, Baekhyun membuang kaos Chanyeol yang belum jadi ia lipat dibiarkan tergeletak begitu saja, lalu mulai berdiri. Ia mengambil bantal di ranjang dan langsung melemparkannya pada Chanyeol.

Tentu itu semakin membuat Chanyeol terhibur dengan sikap merajuk Baekhyun. Ia menarik lengan Baekhyun, membawanya duduk di atas pangkuannya.

“Chanyeol-ah,” bisik Baekhyun menyadari seberapa dekatnya wajah mereka sekarang. Bulu kuduk meremang merasakan sentuhan lembut tangan Chanyeol bergerak membelai pipinya, ditambah dengan kecupan lembut meraup bibir tipisnya.

Tok Tok Tok

“Chanyeol-ah, apa kau perlu bantuan?”

Tubuh Baekhyun kaku mendengar suara ibu Chanyeol di balik pintu sedangkan Chanyeol berdecak kesal.

“Masuklah, ibu.” ujarnya datar.

Kelopak mata Baekhyun melebar ketakutan. Posisi seperti ini sangat memalukan jika dilihat mertua. Baekhyun memukul bahu Chanyeol, namun pria itu malah mengeratkan rangkulannya. Lihat saja wajah menggoda penuh rencana. Salahkan saja sang ibu yang merusak suasana.

Cklk.

“Oh!” Hyohyeon membatu di bingkai pintu.

Baekhyun menutup wajah merah malunya dengan telapak tangan.

“Ya ampun kalian berdua. Ibu ingin membantu membereskan  pakaian, tapi sepertinya ibu mengganggu momen pengantin baru,” ujarnya.

“Ti-tidak eommonim,” cicit Baekhyun. “Oppa, lepaskan aku.”

UNIDENTIFIED ↘Chanbaek↙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang