7

24 10 0
                                    


"Mau lo gimana?"

"Dia ikut, gue out."

"Plis, Yan. Kali ini aja. Tolong lo mau."

"Sekali gak ya gak"

"Ayolah, Yan. Masa cuman karena masa lalu, lo jadi---

"Gue usahain"

♡☆♡

Keesokan harinya...

"Mereka kemana si? Lama amat perasaan, janjian aja jam 6 pas di depan" Gerutu seorang gadis sambil menempelkan benda persegi pipih di telinganya berulang kali.

Tut...tut...tut...tut...tut...tu--

Pada dering ke lima, telfon itu pun di angkat oleh orang seberang.

"Halo?"

"Anjir! Udah dimana lu? Katanya janjian jam berapa bro?"

"Gue di jalan nih, otw. Bareng Lina juga nih g---

"Anna!" Sapa tarzan di sebelah Tasya

"Anjir! Kaget gue tiba-tiba ada yang ngegas di kendaraan anjay"

"Anna mah gituuu, Lina itu bukan Tarzan ya-!"

"Emang bukan, lo nya aja yang ngerasa kalau lo itu Tarzan auwouwo"

"Anna minta di gedik sa---"

Tut....

Telfon itu langsung dimatikan sepihak oleh Anna. Dia merasa kupingnya akan tinggal nama bila terus mendengarkan Lina berbicara tanpa henti.

"Yauda deh, daripada gue gabut maenin hp sambil nunggu mereka. Mending gue liat mading, kali aja sekelas sama cogan"/modusss/ Anna pun langsung pergi ke mading sekolah untuk melihat dia masuk kelas berapa kali ini

Dan bagus, Anna dan Lina satu kelas. Tetapi buruknya, Cris juga satu kelas dengan mereka. Bagaimana dengan Lina Cris nantinya? Semoga tidak ada perang dunia ke IV kali ini. Itulah do'a dari para netijen dan Anna sendiri.

Meskipun begitu, dia juga harap-harap cemas akan Tasya Ghafin. Mereka memang tidak satu kelas, tetapi kelas mereka bersebelahan. Anna takut, ya Anna takut bila Ghafin dan Tasya ber pas-pas an nanti.

Bukanya Anna tidak suka, dia tahu. Dia tahu bahwa untuk saat ini, Ghafin belum siap untuk menjelaskan semuanya. Dia masih butuh waktu.

Tiba-tiba ada sebelah tangan yang menepuk pundaknya. Tidak terlalu kencang, tetapi mampu menyadarkan Anna dari lamunan nya.

"Woy, na. Lo kenapa?" Tanya orang itu

Anna yang terkejut karna ada yang menepuk pundaknya pun langsung berbalik dan menemukan kedua Sahabat curutnya yang mengingkari janji untuk berkumpul pada waktu yang tepat.

"Yeh, malah diem ni bocah"
"Woy, na"
"Dedeq dikacangin, sakit dedeq"

"Berisik anjir!"

Lina yang peka pun mulai memberitahukan kepada Tasya mengapa Anna begitu.

Secara pelan, Lina mencoba memastikan. "Anna masih marah karna kita ga nepatin janji?"

Anna hanya mendelik "Pikir aja sendiri!"

Jawaban itupun membuat pening kepala kedua gadis remaja yang di samping Anna ini.

Karna merasa tak enak hati, Anna pun tersenyum dan merangkul kedua sahabatnya itu.

"Yakali gue marah sama lu pada cuman karena hal sepele gini. Gue ga sebaperan itu ya" ucapnya di akhir dengan tawanya. Mau tak mau Tasya dan Lina ikut tertawa bersama Anna.

"Eh btw, Tas. Kita ga sekelas" Ucap Anna jelas, dan Tasya sudah tidak sedih lagi. Dia sudah terbiasa.

"Lah? Bener? Masa gak sekelas lagi sama Tasya?" Ucap Lina tak terima dan Anna hanya menaik turunkan bahunya acuh.

"Yaudah lah, gapapa. Kita bisa ketemuan di kantin dan pulbar kan?" Ucap Tasya.

"Iya bisa. Tapi, masih ada bad news lagi" Ucap Anna lagi.

"Apa?" Tanya Tasya dan Lina kompak.

"Gue, lo, Kita sekelas sama Christian" Ucap Anna datar tapi berhati-hati.

Jangan lagi.

Lina yang mendengar itu mematung. Apa kejadian masa lalu dan pertemuan terakhir mereka lusa kemarin tidak cukup kah untuk menjadikan mereka jauh kembali? Mengapa?

Sebenarnya saat pertemuan Chris dan Lina beberapa hari yang lalu, Lina sempat mengumpat dirinya sendiri saat salah satu dari mereka bertanya "kamu gapapa?"

Siapa yang tidak terkejut bila bertemu si pembuat onar di dunia mu setelah sudah lama tak melihatnya?

"Woy! Ngelamun mulu! Udah bel tuh, kuy ke kelas." Ucap Anna sambil menyadarkan Lina, dia sebenarnya tidak tega melihat temannya seperti itu.

Lina pun mengangguk dan menarik tangan Anna "Ayo, Na!" Ucapnya girang. Mereka berdua pun meninggalkan koridor mading dan pergi menuju kelas mereka.

Oh iya, tentang Tasya. Dia sudah duluan sejak bel berbunyi, nasib tidak sekelas dengan teman baiknya ya begini. Dia jadi harus sendiri lagi.

☆♡☆

KBM belum berjalan lancar karna baru masuk sekolah. Jadi semua kelas jamkos untuk seharian ini.

Oh ya, Lina sebangku dengan Anna. Dan saat Chris masuk ke dalam kelas, dia juga terkejut seperti Lina. Dia hanya nyelonong masuk dan duduk di bangku pojok belakang. Berbeda dengan Anna dan Lina yang bangku mereka berada di bangku ke tiga. Tepat di tengah-tengah.

Dan karna Lina dan Anna belum cukup akrab dengan teman sekelas mereka yang baru. Mereka yang bosan pun memilih untuk ke kantin. Tak lupa, Lina juga me-Line Tasya untuk berkumpul di kantin.

LinaNthln

Kantin sini, Tas.

Read.

Tak butuh waktu lama, Tasya pun segera membalas. Ya, dia pun bosan di kelasnya. Masa dia harus SKSD? Dia tak suka kawan.
Line!

TasyaRvln

Otw.

Read.

Mereka pun segera ingin pergi ke Kantin untuk sekedar bercanda dan makan bersama dengan sahabat mereka yang lain.

Tetapi, sebelum mereka keluar. Ada suara bariton yang memanggil mereka dari belakang.

"Lin, Na. Mau kemana?"

Tbc!

~~~

Bomat gantung. Sider voment lahhh

Love Or Best Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang