6

21 10 0
                                    


"Jadi, Ghafin pergi itu karena dia memiliki penyakit. Sampai dia hampir tak terselamatkan."

Deg!

Entahlah, disana Tasya seakan tak menyangka dengan apa yang di ucapkan oleh Lina.

Gak, gak mungkin. Ghafin itu gak pernah sakit, dia kuat.

"Lina tau, pasti Tasya gak nyangka kan?" Tebak Lina

Tasya mengangguk lemah.

Lina tersenyum. "Jadi Ghafin itu---" Perkataan Lina terpotong, karena dia melihat orang yang tak asing baginya baru saja masuk ke dalam Cafe yang sama dengan yang dia datangi.

Reflek, Lina pun berdiri dan pergi ke toilet. Tetapi sebelum itu, dia ijin dulu kepada Tasya yang sedang heran melihat gerak-gerik Lina.

•☆•

"Gak. Gak mungkin itu dia kan? Dia kan udah pergi, gak mungkin dia datang kembali lagi. Jika iya, untuk apa?" Tanya Lina pada dirinya sendiri di depan cermin.

Tiba-tiba, air mata keluar dari pelupuk matanya. Lina pun menghapus air matanya itu dengan kasar dengan punggung tangannya.

"Gak, Lin. Kamu itu kuat, masa cuman liat dia balik aja udah lemah gini? Lina itu kuat, banget." Ucap Lina menghibur dirinya sendiri.

"Lina?"

•☆•


Tasya sedang menunggu Lina yang sudah belasan menit di dalam toilet, karna dia merasa yang tidak enak. Dia pun bertekad untuk menyusul Lina ke toilet.

Saat sampai disana, dia kaget. Melihat Lina yang berbicara sendiri di depan kaca, sesekali menghapus air mata yang meluncur bebas di pipinya.

"Lina?" Tanya-nya

Gadis itu menoleh, dan dia pun kaget karna melihat Tasya ada di dekatnya. Setidak peka itu kah dia? Sampai tak melihat ada orang disini? Ah masa bodoh.

"Eh, Tasya!" Jawab Lina tersenyum

"Lo kenapa?" Dahi Lina mengerut. "Lo kenapa nangis?" Tanya Tasya. Lina pun seketika menunjukkan wajah polosnya.

"Ha? Lina? Nangis? Gak mungkin kali ah!" Cengiran lucu pun keluar dari wajah Lina.

"Beneran, Lin?" Tanya Tasya sekali lagi. "Benerrr" jawab Lina gemas.

Bener boongnya.
Sergah Lina dalam hati.

"Yaudah kuy lah kita pulang, Tas. Mau sore juga nih, bahaya kalau dede diculik om pedo nanti" Canda Lina. Yang langsung dihadiahi jitakan di dahinya oleh Tasya.

"Najis, Lin. Sumpah." Lina pun mengerucutkan mulutnya.

Merasa gemas, Tasya mencubit pipi Lina dengan gemas.

"Udah, kuy balik. Gw pesenin gojek dah."

"Yeiii! Ngehemat duit!" Seru Lina

Mereka pun keluar dari toilet dan langsung membayar pesanan mereka tadi dan langsung pergi ke rumah masing-masing dengan di antar om om gojek.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi ada 2 pasang mata yang selalu memperhatikan mereka berdua sedari tadi.

Tbc~

>•<

Absrud banget yak?:v
Mian mian, gak konek.
Nanti juga repisi-repisi kleb kok.
Voment yakk

Love Or Best Friend?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang