The most wanted

6

'I just want to determine my own life'

Nathanio Alexander sedang duduk di ruang tamunya yang luas itu. Ada ayahnya yang juga duduk di sofa 'singleseat'.

"Nathan!" panggil ayahnya. Ya ayahnya memang memanggilnya Nathan bukan Nio.

Nio melihat ke arah ayahnya.

"Hm?"

"Kamu pergi latihan dance lagi?" tanya papahnya.

"Iya" ketus Nio.

"Kan papah udah bilang kamu--"

Papahnya belum selesai bicara Nio malah memotongnya.

" Pah plis, Nio udah nurutin semuanya. Waktu nyanyi dulu--"

"Udah pah. Nio ga minta yang lain. Nio cuma mau ngeband sama dance no more."

"Tapi Nio!" ucap papahnya.

Nio tidak menggubris ucapan papahnya itu. Dia langsung berjalan ke kamarnya yang berada di lantai 2.

****

Nio membuka ponselnya. Terlihat satu chat dari sahabatnya.

KepinoReil

KepinoReil: Tempat biasa.

Walau kepin hanya mengetik dua kata, tapi ia mengerti apa yang di maksud kepin.

Nio langsung mengganti bajunya dengan menggunakan sweater hoodie putih dengan ripped jeans ia juga memakai topi putih kembanggaannya. Setelah mengganti bajunya Nio mengambil kunci mobilnya dan turun ke bawah. Papahnya masih ada disana.

"Mau kemana?" tanya papahnya tanpa menoleh dan tetap melihat koran yang sedang di bacanya.

"Peduli?" ketus Nio.

Ia langsung berjalan ke mobil BMW kesayangannya. Ia langsung berangkat ke tempat yang mereka tuju.

****

At cafe

"Si Nio lama amat njir kek mau kondangan aja" ucap Rendy kesal.

"Sabar Ren. Orang sabar disayang Reina." Celetuk Darren.

"Disayang Reina your head!" seru Rendy yang bergaya hendak meninju wajah tampan Darren.

"Udah ya bule lo diem aja si Rendy kan emang gitu lagi pms dia." Ucap kepin sambil menahan tawanya.

"Oh?Rendy pms? Terus pake pembalut ga?" timpal Darren.

"Bule!!!" Rendy meneriaki Darren dan sudah memegang kerah baju Darren.

Tawa Kepin dan Daylon pecah melihat kelakuan dua temannya itu.

"Santai dong Ren jangan emosi."

"Nio?"

"Iye zeyeunk." ucap Nio. Alaynya kumat nih.