IV

3.5K 607 18
                                    

Hyunjin tengah tidur di atas sofa saat ibu dan adiknya pulang dari toko kue milik sang ibu. Kedua ibu dan anak itu hanya bisa tertawa kecil, merasa sedikit gemas dengan pemandangan yang mereka lihat.

Hwang Hyunjin yang tengah tertidur itu terlihat benar-bebar innocent. Mirip seperti anak kecil. Ibunya sendiri sampai ragu, kira-kira yang mana putra sulung dan bungsunya?

Nyonya Hwang berbalik pada Jeongin, "Ayo, bangunin kakakmu dulu. Ibu mau ambil pisau buat potong kuenya." Dan dijawab anggukan oleh si bungsu.

Jeongin berjalan menghampiri Hyunjin yang tengah tidur terlelap. Ponselnya telah jatuh ke atas karpet, menandakan bahwa dirinya sudah sangat bosan menantikan kepulangannya dan sang ibu. Jeongin tertawa pelan, sebelum akhirnya beralih untuk menarik hidung sang kakak.

Hal itu tentu saja membuat Hyunjin tersentak dan tersadar dari tidurnya yang lelap. Dia hampir memarahi siapapun yang berani mengganggu tidurnya, jika saja itu bukanlah Jeongin.

Senyuman Hyunjin mengembang, "Jeongin!" Dipeluknya si adik dengan sayang, "Kamu dari mana aja? Kakak bosen nungguin kalian, tau!"

Jeongin tertawa tanpa suara. Ditepuk-tepuknya pundak Hyunjin, agar segera melepaskannya dari dekapan. Setelah lolos, ia mengisyaratkan sesuatu dengan tangannya.

'Ibu punya kejutan buat Kakak. Ayo, kita ke dapur sekarang!'

.

Hyunjin menatap takjub pada potongan kue yang tersaji di depannya saat ini. Matanya juga tidak bisa beralih barang semenit pun dari toples-toples kaca berisi kue kering manis dan asin kesukaannya.

"Nah, Hyunjin gimana? Kamu suka?" Tanya sang ibu pada putra sulungnya. Hyunjin tak banyak menjawab, hanya mampu bergerak menganggukkan kepalanya.

Jeongin tersenyum senang sembari bertepuk tangan riang. Terlebih lagi saat sang ibu menghadiahi kecupan pada masing-masing pipi kanan dan kirinya.

"Bilang terima kasih ke adikmu. Dia yang udah kasih Ibu ide buat bikin ini semua," kata Nyonya Hwang sembari mengusak rambut kemerahan Jeongin.

Hyunjin yang menyadari perubahan mencolok pada adiknya, ternganga. "Jeongin, rambutmu dicat?"

Jeongin mengangguk, 'Kata Ibu, aku boleh minta apapun di ulang tahun ke-18 ku. Yaudah!'

Hyunjin mencebikkan bibirnya, terlihat lucu. "Ibu, aku juga mau!"

Tapi sang ibu menggeleng. Menolak mengabulkan permintaan si sulung, "Tunggu kamu lulus dari SMA. Ibu nggak mau sampai kena tegur dari kepala sekolah cuma karena warna rambutmu."

Hyunjin terlihat sedih.

Melihat hal itu, Jeongin buru-buru menyendokkan sepotong kue buatannya dan mengantarnya ke depan bibir Hyunjin. 'Makan,' katanya tanpa suara.

Hyunjin membuka mulutnya tanpa bisa menolak. Menelan tiap potongan kecil yang disuapkan Jeongin untuknya.

Jeongin tersenyum, 'Jangan sedih.'

.

"Hyunjin!" Sebuah suara dipenuhi keriangan menyapa telinganya. Saat berbalik, ia mendapati Siyeon dengan senyumannya yang ramah.

"Oh halo, Siyeon." Balasnya begitu, membiarkan sahabatnya sejak sekolah dasar itu untuk berjalan di sebelahnya.

Siyeon menarik salah satu tangan Hyunjin dan memberikannya kotak kado berwarna hijau tua. Dilengkapi dengan pita silver yang menyilang membentuk jalinan indah sebelum akhirnya membentuk simpul kupu-kupu di atasnya.

"Kado untukmu dan Jeongin," katanya. "Selamat ulang tahun ya, kalian berdua. Bilang pada Jeongin kalau aku mencintainya!" Lalu pergi begitu saja layaknya angin.

Hyunjin tersenyum tipis menatap sosok Siyeon yang hilang di ujung lorong berkelok. Lalu atensinya beralih pada kado di depannya yang terlihat menarik. "Jeongin pasti suka dengan kadomu. Terima kasih, Siyeon."

tbc

Kayaknya dibandingin ff sebelah, ff ini peminatnya dikit ya? Actually, gapapa kalian gamau vote ceritaku. Tapi, bisa nggak tolong tinggalin komentar? Klasik.

Maaf, siders. Aku emang agak sensitif sama cerita ini. Kalo kalian nggak suka, bilang aja, ya. Mau aku unpublish😢

Atau mungkin ada satu dua bagian yang nggak kalian suka, aku bakal perbaiki secepat dan sebaik mungkin.

navy.

Twins ㅡ hyunjeong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang