Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.
Anak-anak keluarga Alvaro itu mendarat di ibu kota Indonesia. Untuk pertama kalinya mereka menginjak kaki di negara ini.
Mereka datang dengan modal nekat dan hanya berenam. Orangtua mereka di Los Angeles dan tidak mungkin mereka ikut tinggal di Indonesia.
Keenam remaja ini belum genap berusia 17 tahun. Satu fakta menarik sekaligus menyeramkan tentang mereka. Mereka lahir di hari dan waktu yang sama. Padahal, ibu mereka berbeda.
Ivana, gadis satu-satunya diantara mereka melepaskan kacamata hitamnya dan menatap sekelilingnya. Ribuan orang asing berwajah asia. Seperti Ivano, kembarannya yang berwajah asia.
"New Life, New Country, New House, New School, New Friend. God ,I hope it will be nice." Ucap Kennedy, salah satu dari mereka.
"Permisi, apa benar kalian keluarga Alvaro yang harus kami jemput?" Lima orang pria bertubuh tegap dengan kacamata hitam menghampiri mereka.
"Ya itu benar." Jawab Kevin, kembaran Kennedy.
"Izinkan kami mengangkat barang-barang kalian." Empat pria bertubuh besar mengangkat barang-barang mereka sedangkan satunya lagi berdiri menjaga keenam orang itu.
"Kurasa aku harus mengingatkan Aunt Santi untuk tidak berlebihan seperti ini." Gumam Ivana.
"Ugh, aku setuju padamu Na." Sahut Damian.
"Sejujurnya aku kepanasan." Ucap Ivano sembari membuka beberapa kancing kemeja bagian atas.
"Ya, disini jauh lebih panas." Kevin ikut membuka kancing kemejanya.
Biar kuperjelas sedikit,
Ivana Jelden Alvaro dan Ivano Jelden Alvaro merupakan saudara kembar.Dan sepupu mereka,
Kevin Jonathan Alvaro dan Kennedy Jonathan Alvaro juga merupakan saudara kembar.Tak lupa sepupu mereka yang lain,
Devian Jowe Alvaro dan Damian Jowe Alvaro. Ya! mereka juga kembar."Silahkan masuk." Pintu sebuah mobil mewah dibukakan untuk mereka berenam.
"Berlebihan." Gumam Devian.
"Kau tahu, ulah aunt Santi." Timpal Ivano.
drt drt.
Ponsel milik Ivana bergetar. Ia mengangkatnya dan voila! terpampang jelas wajah Santi disebrang sana. Ivana menaikkan ponselnya agar Santi dapat melihat wajah mereka berenam.
"Kalian sudah sampai?" Tanya Santi di sebrang sana.
"Ya, kami sudah sampai!" Jawab Ivana seadanya.
"Bagus! apa kalian menikmati fasilitas disana?'
"Kau berlebihan aunt Santi." Cibir Kennedy sambil memutar bola mata.
"Lagipula kami tidak memerlukan bodyguard." Timpal Ivano.
"Naah, kalian memerlukan mereka. Kalian baru pertama kali disana. Tidak tahu jalan, tidak tahu apa-apa. Bagaimana jika kalian hilang disana?" Tutur Santi dengan nada panik di sebrang sana.
"Auntie, it's a modern world. Apa gunanya fitur GPS dan MAPS jika kau masih mengandalkan bodyguardmu itu?" Cibir Kevin si mulut pedas itu.
"Sudahlah, jangan protes. Lagipula nanti juga kalian akan membutuhkan mereka."
"Apa mereka akan ikut dengan kami 24 jam?" Tanya Damian.
"Mungkin jika itu diperlukan. Tapi kalian tenanglah, aku hanya mempekerjakan mereka selama sebulan. Ya, setidaknya sampai kalian mengenal jalan dan dapat beradaptasi. Baiklah, aku ada pekerjaan lain. Be nice there! jangan membuat masalah apapun."
Setelah itu panggilan ditutup. Santi, manager orangtua mereka. Dia sudah mengabdi pada keluarga Alvaro selama kurang lebih 22 tahun. Ibu mereka sangat percaya padanya.
"Tuan dan nona, kita sudah sampai."
Mereka berenam menatap takjub rumah didepan mereka. Besar dan mewah, rumah itu jauh lebih besar dibandingkan rumah mereka di LA. Tapi mereka tidak heran, ayah dan ibu mereka bekerja bagai kuda. Rumah sebesar itu tak mungkin tak bisa dimiliki keluarga mereka.
Hidup baru keenam remaja ini baru dimulai. Tinggal jauh dari orangtua. Mereka tidak pernah membayangkan hal itu. Ini seperti sebuah tantangan bagi mereka.
Selamat datang, ini kisah para Alvaro muda.
A/N:
Hello guys
Ingat vote comment ya
Ini cerita fantasi pertama w
padahal w dr dulu pengen banget nulis cerita fantasi tapi baru sekarang bisa nulisnya.Kenapa gitu?
Actually i don't like no make sense story. i mean manusia punya kekuatan, ada jelmaan makhluk dunia lain or something like that. tapi gatau kenapa i dare myself to do something that i don't like it.I will try the best guys, semoga kalian ngga kecewa sama cerita fantasi pertama w ini.
and thankyou xx
tertanda
Gladys Vanessa❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Super A
FantasyAwalnya, mereka hanya remaja pada umumnya. Dituntut untuk mandiri, beberapa kali merasakan jatuh cinta, Bermain dengan remaja seumuran mereka. Namun, semua itu buyar dalam sekejap mata. Tuntutan mereka berubah menjadi besar. Yang tadinya hanya mandi...