Pagi ini, keenam keturunan Alvaro harus bangun dengan terpaksa. Hari ini hari pertama mereka masuk sekolah. Mau tidak mau, suka tidak suka mereka harus bersekolah.
Di lantai bawah, Devian dan Ivano sudah duduk rapi bersiap untuk sarapan. Mereka menunggu saudara lain untuk memulai sarapan.
Lain Devian dan Ivano lain lagi Kennedy. Laki-laki remaja itu masih bergulat dengan kasurnya walaupun ia sudah berganti pakaian sekolah.
"Kennedy, bangunlah!" Ivana menggedor-gedor pintu kamar Kennedy.
"Aku mengantuk, sekolahnya ditunda besok saja." Tukas Kennedy dengan mata terpejam.
"Kau pikir itu sekolah nenek moyangmu? Ayolah bangun sekarang! Aku lelah mendapat tugas membangunkanmu setiap pagi!" Teriak Ivana dibalik pintu.
"Itu memang milik nenek moyangku, Jelden!"
"Jangan memanggil nama tengahku Jonathan!" Ucap Ivana tidak terima.
"Ya! Jonathan itu namaku!"
"Buka pintunya atau kudobrak?" Ancam Ivana.
"Kau sangat cerewet, ayo ke sekolah!" Kennedy membuka pintu lalu menggendong sepupunya itu layaknya sebuah karung beras.
"Turunkan aku!" Ivana meronta-ronta.
Kennedy tidak perduli, dengan santainya ia menuruni tangga. Ia tidak kesulitan walaupun Ivana terus meronta di gendongannya.
"Hei Alvaro, urus bayi besar ini." Ucap Kennedy pada Damian yang sedang duduk di sofa, mengumpulkan nyawa. Tipikal Damian.
"Kau juga Alvaro, Alvaro."
"Hei, Aku buka bayi besar!" Protes Ivana.
"Spada, anybody home?" Suara bariton seorang pria menginterupsi kegiatan mereka.
"Hot grandpa!" Pekik Ivana lalu memeluk pria itu.
"Aku benci mendengar panggilan itu." Cibir Damian.
"Apa kalian siap untuk masuk ke sekolah baru?" Tanya pria yang dijuluki 'Hot Grandpa' itu.
"Tentu!" Jawab Ivana antusias.
"Tidak sesiap Jelden." Ucap Kennedy.
"Jangan memanggil nama tengah kami, Jonathan!" Protes Ivano yang sejak tadi duduk di meja makan sembari memainkan ponsel.
"Ya, Jonathan namaku!" Jawab Kennedy.
"Ayo sarapan, kenapa kalian lamban sekali?" Kevin berceletuk sambil berlari menuruni anak tangga.
"Kami menunggumu." Sahut Damian sembari beranjak ke meja makan.
"Hei, hot grandpa!" Kevin memeluk hot grandpa sebelum ikut duduk di meja makan.
"Aku benci mendengarnya." Celetuk Damian.
"Karena ini hari pertama kalian sekolah, aku yang akan mengantar kalian ke sekolah baru kalian." Ucap hot grandpa.
"Lebih normal daripada lima orang bertubuh besar." Gumam Devian.
"Apa kau bilang?" Tanya hot grandpa sembari mendekatkan telinga ke arah Devian.
"Tidak ada grandpa Mike." Ucap Devian.
Ya, hot grandpa itu adalah Mikeal Burke. Dia baru berusia 46 tahun. Dia masih muda dan tampan menurut Ivana. Gadis itu sangat mengidolakan kakek mudanya itu.
"Ayo sarapan dan segera bergegas Alvaros!" Perintah Mike.
Semuanya mulai sarapan dengan hikmah. Ada peraturan di keluarga mereka. Tidak ada yang boleh berbicara saat makan. Maka jadilah rumah itu menjadi senyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super A
FantasyAwalnya, mereka hanya remaja pada umumnya. Dituntut untuk mandiri, beberapa kali merasakan jatuh cinta, Bermain dengan remaja seumuran mereka. Namun, semua itu buyar dalam sekejap mata. Tuntutan mereka berubah menjadi besar. Yang tadinya hanya mandi...