Sudah satu bulan keenam Alvaro muda menjalankan rutinitas mereka di Indonesia. Sekolah, bermain, mengerjakan tugas sekolah sewajarnya anak sekolah menengah pada umumnya.
Dan hari ini mereka harus menjalankan rutinitas itu lagi. Mari kita melihat Ivana, gadis itu sedang menata rambut dan tampilannya hingga akhirnya ia terkejut melihat sebuah cahaya dari cermin kamarnya.
Cahaya itu semakin terang hingga seakan membutakan penglihatan gadis itu. Ia berusaha melihat apa yang terjadi sampai cahaya itu hilang bersama dua pria parubaya yang tersenyum, Ivana melihatnya melalui cermin riasnya.
"Astaga, apa itu." Ivana memukul kedua pipinya berusaha meyakinkan dirinya bahwa tadi hanya ilusi.
Namun sebesar apapun usaha Ivana meyakinkan dirinya, gadis itu tahu persis ia tidak berhalusinasi. Ivana sedikit panik atas apa yang terjadi barusan.
"Hey Ivana, mau berapa lama lagi kau didalam? Kita sudah terlambat!" suara Damian menyadarkan Ivana dari lamunan dan kepanikannya.
"Ya, aku segera datang!" sahut Ivana lalu cepat-cepat membereskan dirinya.
Saat Ivana menuruni anak tangga, ia melihat kelima saudaranya sudah hampir tidur di sofa.
"Ayo!" ajak Ivana.
"Apa semua gadis mengatakan bahwa 46 menit itu sebentar?" cibir Kevin.
"46menit?" tanya Ivana heran.
"Ya Jelden, kau menghabiskan waktu 46menit di dalam kamarmu. Apa yang kau lakukan?" sahut Kennedy.
Ivana menatap arloji di tangannya. 07.17, benar kata mereka. Ivana menghabiskan waktu yang lama di kamar. Gadis itu kebingungan. Bahkan saat ia melihat cahaya di cermin, ia belum 5 menit berada di kamarnya.
Seingatnya selesai sarapan ia memasuki kamar untuk menata rambutnya sebentar lalu kejadian cahaya itu sungguh sangat cepat. Namun kenapa ah, Ivana benar-benar bingung.
"Berhenti melamun dan ayo masuk mobil!" suara Kevin menginterupsi Ivana dari lamunannya.
Hari ini giliran Kevin yang menyetir. Para laki-laki selalu bergantian untuk menyetir ke sekolah.
"Kita harus cepat sampai ke sekolah." ucap Kevin yang mulai menjalankan mobilnya.
Ciiit
Suara berdecit ban mobil membuat Kevin mengerem mobil secara mendadak.
"Astaga, kita pasti terlambat." ucap Ivano yang duduk di belakang.
"Kita tidak terlambat." gumam Damian yang duduk disamping kursi kemudi.
"Apa maksudmu?" tanya Kennedy sembari fokus mengusap kepalanya yang terbentur kursi.
"Kita.sudah.sampai!" ucap Damian penuh penekanan.
Seketika empat orang yang duduk di belakang kursi kemudi mendongak menatap sekeliling dan benar kata Damian.
"Bagaimana bisa?"
Kejadian pagi itu masih menjadi tanda tanya karena bunyi bel sekolah yang berdering kencang.
°°°
Sepulang sekolah keenam Alvaro duduk di perpustakaan rumah. Mereka akan berbicara hal yang sangat serius.
"Apa yang ingin kita bicarakan hingga bersembunyi di dalam perpustakaan seperti ini?" tanya Kennedy.
"Ini sangat penting Kennedy. Maksudku, kita sampai ke sekolah hanya dalam hitungan detik." ucap Ivano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Super A
FantasyAwalnya, mereka hanya remaja pada umumnya. Dituntut untuk mandiri, beberapa kali merasakan jatuh cinta, Bermain dengan remaja seumuran mereka. Namun, semua itu buyar dalam sekejap mata. Tuntutan mereka berubah menjadi besar. Yang tadinya hanya mandi...