"assalamualaikum selamat pagi manteman, apakabar kalian hari ini di pagi yang cerah ini?" ucap ball lumayan keras ketika memasuki kelas nya, yaitu kelas 11 Bahasa. Seisi kelas hening tidak menjawab sapaan ballqis, sekadar melirik sebentar lalu melanjutkan obrolan panas nya. Malah kelas sebelah lah yang menjawab salam ball.
Ball berjalan ke arah meja guru lalu mengambil penggaris kayu berukuran sedang dan mulai beraksi. Pakkk! Pakk! Pakk!, ball memukulkan penggaris itu ke papan tulis. "parah kalian, disini ana sudah sopan sekali masuk kelas dengan mengucapkan salam terus nanya kabar kalian malah tidak ada sahutan sekata sekalimat pun, astagfirullah" ucap nya sambil geleng geleng.
"waalaikumussalam" jawab mereka semua cepat. Ball menopang dagu sambil tersenyum bahagia. Ia meletakan tas nya diatas meja nya yang berada di depan dekat pintu. Sehabis itu, ball berjalan ke arah pintu dan duduk bersila di lantai teras kelas.
"kamu kenapa kemaren itu gak bisa tangkap bola nya!" bentak seseorang kepada seseorang. "terus kenapa juga kamu kemaren itu nangis, malu malu in tau gak" bentak orang itu lagi. Ball yang merasa terusik pun menoleh ke arah tikungan koridor, terdapatilah meisya dan nafis, pasangan yang selalu berkelahi dan selalu baikan dengan cara yang sangat romantis.
'dasar suami istri' ejek ball dalam hati nya. Kali ini ball malas untuk ikut campur dalam pertengkaran rumah tangga itu, biasanya kan ball selalu ikut cikcok.
"maaf sayang, aku itu gak pokus ke bola gara gara ada kamu yang lebih indah, lebih menawan. Dari pada aku liatin bola, lebih baik aku liatin kamu kan yang nyata dan luar biasa." ucap nafis puitis and dramatis. Langkah meisya yang tadi nya berjalan dua langkah lebih didepan dari pada nafis pun terhenti dan berjalan mundur meluruskan shaf nya dengan pacar tercintanya itu.
meisya mulai meleleh, ia menidurkan kepalanya di bahu nafis, dan nafis memberikan rangkulan hangat istimewa nya.
"ya allah. Ampunilah hamba ketika melihat orang yang berbuat mesum" umpat ball sambil menadahkan kedua tangan nya. Meisya dan nafis pun menoleh kearah ball. mereka tertawa bahagia.
"aneh memang" ball bergumam.
"ca'ca" sapa seseorang ragu. Ball menoleh dan mendapati seorang anak laki laki bermata sendu berdiri tak jauh dari nya. Ball bangkit sambil tersenyum sumbringah.
"ngapain kamu duduk di situ," tanya ia dengan nada kepo tapi dengan gaya cuek. Lelaki yang belum ball ketahui namanya itu terlihat gagah dengan jaket berwarna biru muda bertulisan macha blade.
"nunggu hidayah datang" sahut ball dengan wajah polos tanpa dosa. Dia ketawa, lalu menggeleng. "eh kamu kelas berapa?" tanya ball dengan banyak gerak.
"tanyain kelas. Nama gue aja caca belum tau kan?" tanya dia balik. Sampai sekarang ball memang belum tau namanya.
"nama aku iiii" ashiapp ucap nya terpotong lagi karena suara bell.
kringgg!!!
"nanti aja kalau ketemu pas istirahat kamu bilang nama kamu" ucap ball sebelum melangkah pergi. Tapi tangan ball di cekal oleh anak itu."bentar aja, aku mau bilang nama doang ko" ucap nya. Ball terdiam ditempat menunggu dia bicara lagi.
"nama aku iii" terpotong lagi karena seseorang menghentikan mereka.
"ngapain kalian!" bentak seorang laki laki bertubuh besar memakai jaket kulit berwarna hitam saat melihat tangan ball di cekal oleh lelaki yang sedari tadi ingin menyebutkan namanya. "ngapain lo ngecekal tangan nya caca!" bentak laki laki itu yang bernama arthur, lelaki yang dikabarkan sangat dekat dengan ball. Arthur melepaskan tangan lelaki itu dari tangan ball. Lalu menarik ball kedalam kelas 11 bahasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
tanda titik
ActionAssalamualaikum teman teman (REVISI) BOLA & GAWANG •cerita perempuan syahidun, bukan la'ibun •cerita dua sahabat yang sama sama gemar dalam bidang olahraga, terutama /bola/ •cerita cinta yang menjadikan tanda titik sebagai simbolnya •cerita tanda...