"kata siapa anjir?!" pekik hanbin dengan wajah terkaget-kaget. "berita darimana sih, hah???"
"gak perlu berita, gue bisa memastikan sendiri. tadi lo berangkat kesini bareng kak dahyun kan?? harusnya yang lo anter pulang itu dia, bukan gue."
"apaan sih?? mana ada gue kesini sama dia?"
rachel menaikan satu alisnya, "lo bohong, gue sumpahin putus lo!"
"iyaaaa! sumpahin aja. gue aja jomblo kok, ngeyel amat."
"beneran?"
"ya beneran. ngapain bohong?? kalo pun gue punya pacar, bukan dia orangnya."
"trus siapa?" hanbin menunjuk ujung lorong, rachel menatap kearah sana, sedangkan disana gak ada siapapun. bulu kuduk rachel merinding seketika, "siapa sih?! jangan nakutin anjir!"
"karena hari ini lo udah latihan keras, sebagai hadiah, gue beliin ini." hanbin menyodorkan sesuatu untuk rachel.
"apaan?? kok koyo sih?"
"pasti lo pegel kan? ya itu, pake koyo aja biar enakan." hanbin cengar-cengir trus ngebuka kaleng soda miliknya.
rachel berdecak, gak sesuai ekspetasi, kirain hanbin ngajakin rachel mampir minimarket buat beliin jajanan, eh malah dikasih koyo. gak salah juga sih ngasih koyo, tapi kan... ah elah. "gue mau balik, buruan abisin."
"yaelah buru-buru amat." hanbin terkekeh lalu menyodorkan sesuatu lagi, "nih, ngambek mulu lo."
sebenernya rachel udah pengen ngambil pemberian hanbin itu, tapi gengsi, "gausah. buat haruto aja sono."
"dih, kenapa bawa-bawa haruto coba? dia mah bisa beli sendiri."
"ya kalo gitu gue juga bisa beli sendiri. lagian cuma susu, dirumah juga ada." ihh rachel kenapa si
"jadi gue ditolak nih??"
"hah?"
"ngasih susu kotak aja gue ditolak, gimana ngasih hati." hanbin memegang dadanya lalu menatap langit untuk terlihat lebih mendramatisir.
"gak jelas." gumam rachel yang padahal lagi deg-degan. jelaslah, siapapun tau kalo hanbin lagi ngode. jangankan rachel, bapak-bapak dimeja sebelah aja pipinya memerah gara-gara kode maut hanbin.
ngerasa gak dihiraukan, hanbin pun terkekeh lagi. "i'm ok, susu ini boleh aja ditolak, tapi gue yakin orangnya gak mungkin tertolak."
hEYYY!! siapapun, tolong bilang ke rachel supaya gak mendadak salto, huhu
malam hari, rachel terusik karena suara alarm. seingatnya sih dia gak nge-sett alarm tengah malem gini, tapi kok ada suara alarm ya??
dengan mata yang belum terbuka sempurna, rachel terduduk dikasur sambil mengingat kembali beberapa jam sebelum ia tidur. "gue nyalain alarm kan jam lima.. kok jam duabelas gini udah bunyi sih??" gumamnya sebelum akhirnya mematikan alarm tersebut.
rachel kembali masuk kedalam selimut. dinginnya udara malam depok membuatnya gak pengen keluar dari hangatnya selimut.
beberapa menit kemudian, terdengar suara lainnya dari ponsel rachel. rachel sendiri udah hafal, ini suara dering telpon. dengan malasnya, rachel membuka mata lagi, meraih ponselnya lalu melihat siapa orang gak tau diri yang nelfonin dia tengah malam. "kok private number??"
pikiran rachel udah yang iya iya aja. ini tengah malem dan nomer private menghubunginya, serem, pikir rachel.
rachel gak seberani itu buat mengangkat telpon dari nomor private ini. kamarnya gelap karena ia tidur memang harus dalam keadaan gelap, waktu pun masih sangat dini, udara sangat dingin dan seketika rachel teringat sesuatu yang membuatnya makin takut.
apa jangan-jangan.. yang hanbin tunjuk dilorong tadi ngikutin gue sampe rumah??
sumpah, rachel bakal mengutuk hanbin jadi sambal matah kalo sampe bener dia diikutin sesuatu.
rachel masuk kedalam selimutnya lagi. kini dia menyalakan senter diponselnya supaya gak terlalu gelap. kalo suasana udah creepy begini, rachel gak berani sama gelap. jadi lebih baik gunakan penerangan seadanya.
"duh ya Tuhan, tolong dong jagain ecel. jauhkan dari makhluk-makhluk sebangsa kak hanbin." rachel menggumamkan doa-doa. berharap pagi segera datang atau hal lainnya yang sekiranya bisa membuatnya gak takut lagi.
sebenernya bisa aja rachel manggil nyokapnya, tapi setelah dipikir-pikir, ini terlalu lebay gak sih?? belum tentu yang rachel pikirin itu nyata. yang ada rachel diketawain sama mamanya.
rachel pun memberanikan diri. dia kembali mencoba tidur walau kenyataannya dia masih merasa takut.
beberapa menit berlalu, rachel masih belum bisa tidur kembali dan si nomor private malah kembali menelponnya. sialan, pikir rachel. dia berniat mengangkat telpon itu, tapi gak jadi karena terdengar suara-suara aneh diluar kamarnya. rachel jadi makin gemeteran, dia matiin ponselnya dan terus merapalkan doa-doa.
kaki rachel sampe kesemutan, suara pintu kamarnya yang terbuka itu terdengar jelas ditelinganya. sumpah, rachel mau teriak tapi gak bisa.
semakin takut, rachel udah nyerah aja, kalaupun itu hantu, rachel paling langsung pingsan dan gak sempet ditakut-takutin lebih dari ini.
"chel.." WOE!! INI BENERAN ADA YANG MASUK KEDALAM KAMARNYA HAH?? kirain rachel, dirinya cuma kecapean aja gara-gara latihan keras, ternyata ini nyata??
rachel hanya diam. pura-pura tidur ceritanya, padahal jelas suara nafas rachel yang memburu itu terdengar.
"chel.." suara sangat lirih itu terdengar lagi. rachel masih diam. "chel, bangun..." yaampun, sekarang rachel malah disuruh bangun cobaaa.
"chel, kalo gak bangun nanti nyesel loh."WOI!!! APAAN SIHHHHH
"hitung satu sampe tiga ya, kalo gak bangun.."
"satu..." kALO GAK BANGUN KENAPA IHHH!! "dua..." rachel udah mengumpat aja dari balik selimut. "tiー"srak!
rachel membuka selimutnya, udah bersiap buat teriak kalo misalnya didepannya ada orang jahat kalo enggak hantu, tapi ternyata bukan, didepannya kini bahkan lebih mengagetkan dan gak dia duga. tapi rachel gak bisa teriak. rachel justru menangis.
"ehhh?? k-kok malah nangis??" rachel gak mengindahkan, dia justru makin terisak. "chel, k-kan maksud kita mau kasih susuriprais. kok malah nangis sih??"
"serprais bang!"
"mck! abang sama adek sama aja, yang bener itu surprise!"
rachel nabok hanbin, kenceng banget. kebetulan hanbin yang paling deket, jadi hanbin jadi sasarannya. "aDOH! sssakiittt! malah nabok si anjir!"
"ya lo pada ngapain sih?? gue takut tau gak! gue pikir kalian setan!"
"kalo setannya kayak gue emangnya nakutin??" ini haruto, dia lagi megang bungkusan kado yang diberi pita biru.
"justru kalo setannya kayak lo gue jadi takut!" rachel ngelap air matanya.
"udah, udah, gausah ngomel dulu, itu lilinnya ditiup dulu!" walau kesal, rachel tetap maju kearah kue yang audrey pegang, disana ada lilin berbentuk angsa merah muda. sebelum ditiup, rachel gak lupa membuat permintaan. berdoa dan meminta hari-hari kedepan menjadi lebih baik.
"asiiikkk!! HABEDE CHEL!!"
"wah nambah tua aja ini."
"nih kado dari kita, gausah protes!""oy!" semua nengok kearah pintu kamar rachel, disana ada jeno yang lagi megang kamera. "udahan belom nih? pegel kameramennya."
응
HABEDE haruto-nology
TRAKTIRANNYA DITUNGGU NIH WKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm ok✔
Fanfiction[ kim hanbin ] he make a friendship, to be a friendshit. /jaegalogy_ 2019/