kita. boleh juga part 2

144 23 5
                                    

Yuri menatap wolfram yang makan dengan tenang ia tersenyum saat wolfram dengan telaten menyusui anak mereka bahkan saat ia tengah makan.

"Berikan ayato pada ku dulu, supaya kau bisa makan dengan tenang" ucap yuri sambil mengulurkan tangan nya meminta sang putra yang tengah di susui.

"Tidak usah aku sebentar lagi selesai" kata wolfram sambil memakan dango terakhir nya.

"Hey wolfram. Apa lubang mu tidak sakit?" Tanya yuri membuat wolfram menatap nya tajam.

"Tentu saja sakit sialan. Kau fikir berapa lama kau memperkosa ku!" Kesal wolfram ia melempar yuri dengan tisu basah.

"Ais kau jorok sekali" kata yuri sambil memungut tisu yang wolfram lempar kepada nya.

Wolfram membuang pandangan nya ia menatap sekitar kedai, mata nya menyipit saat melihat orang yang tidak asing di pandangan nya.

"Yuri" panggil wolfram sambil menepuk pundak yuri.

"Hem?"

"Bukan kah itu kakak mu" kata wolfram sambil menunjuk seorang pria yang menaiki mobil.

"Mana? Tidak ada siapa siapa" ucap yuri sambil melihat arah yang di tunjuk wolfram.

Dengan kesal ibu satu anak itu memukul kepala yuri dengan kotak tisu.

"Kau terlambat bodoh dia sudah pergi" kata wolfram kesal.

"Kau selalu saja memukul ku" ucap yuri sambil mengelus kepala nya. Sementara sang pemilik kedai hanya tertawa melihat pasangan unik yang datang di kedai nya.

"Heum!"

.

.

.

"Yuri, yuri" wolfram mengguncang guncang tubuh yuri yang tengah tertidur.

"Hm?" Guman yuri.

"Ais!, bangun dulu kau pengecut!!" Kesal wolfram sambil memukul kepala yuri.

"Ittai!!" Pekik yuri ia memegangi kepala nya yang nyeri.

"Ada apa?!" Tanya yuri kesal.

Wolfram menyipitkan mata nya, saat yuri membentak nya, ia kembali membaringkan diri dan menarik selimut menutupi seluruh tubuh nya.

"Tidak jadi" ucap wolfram, yuri menghela nafas nya.

"A. Wolfram maaf kan aku, aku kesal karna kau selalu memukul kepala ku, katakan kau mau apa membangun kan ku?" Tanya yuri sambil mencoba menarik selimut yang menutupi tubuh wolfram.

Hening.

Tidak ada jawaban dari wolfram, yuri mengacak acak rambut nya ia dengan kesal dan marah langsung menarik selimut yang langsung menampangkan wolfram yang menatap nya kesal.

"Sebenar nya apa mau mu. Cepat katakan, apa kau tidak tahu aku sedang lelah sekarang. Dan kau sedari tadi terus memancing emosi ku!" Bentak yuri, kesabaran nya sudah habis menghadapi tingkah wolfram.

"Aku bilang kan tidak jadi kenapa kau marah!" Balas wolfram dengan suara tinggi.

"Kekanakan sekali, kau fikir siapa diri mu, jangan karna kau telah melahirkan anak ku dan ibu ku menyukai mu, kau bisa bertingkah semau mu" kata yuri ia menatap marah pada wolfram.

"Kau fikir dulu aku mau melahirkan anak mu. Jika saja dulu kau tidak memperkosa ku. Aku masih hidup bebas" balas wolfram ia turun dari ranjang.

"Mau kemana kau?!" Tanya yuri dengan nada marah.

"Bukan urusan mu" kata wolfram sambil berjalan kerah pintu.

Clek

Brakk!

Yuri menatap wolfram yang membanting pintu ia kembali mengacak acak rambut nya.

Ooaaa ooaaa ooaaa

Yuri menoleh kearah box bayi saat mendengar anak nya menangis, ia dengan langkah cepat mendekati box itu dan mengangkat tubuh anak nya.

"Sttt, ayato jangan nakal ya nak" ucap yuri sambil menimang nimang putra nya.

.

.

Sementara itu wolfram tengah duduk di soffa, ia mencoba meredakan emosi nya.

"Apa apaan dia itu. Aku membangunkan dia karna ibu nya menelfon" jengkel wolfram ia menatap kearah ponsel nya yang masih tersambung.

"Hallo kaasan. Iya tidak papa. Hm. Wakatta. Jaa" wolfram memutus sambungan telfon nya, ia menghempaskan punggung nya pada sandaran soffa.

"Aah perut ku sakit" keluh wolfram.

Tbc.

Ini lanjutan part kemarin ya.

Oh iya mika mau promosi fanfic mika yang lain. Kalau ada waktu sempetin baca ya🤗🤗
.

Judul nya WATTASHI NO YUME.
Ini fanfic nya normal jadi kalo minat silahkan di baca.

Dan juga dari anime BLACK CLOVER

REMEMBER YOURSELF - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang