bagaimana ini (end?)

147 21 7
                                    

Chapter berapa ya ini mika lupa??.

.

"Huwaaa!!!"

"He hey anak kaasan kenapa menangis"

Wolfram kelabakan menenangkan putra nya yang menangis kencang ia berinisiatif menggendong balita berusia 2 tahun ini

Wolfram kelabakan menenangkan putra nya yang menangis kencang ia berinisiatif menggendong balita berusia 2 tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akkk kiyeot🤓🤓🤓.

"Ssttt ayato anak baik tidak boleh menangis" kata wolfram sambil menimang nimang sang anak. Ia menoleh saat mendengar suara bel rumah.

"Tidak biasa nya ada tamu malam malam begini" masih dengan menimang ayato wolfram berjalan kearah pintu dan terkejut saat melihat senior nya yang basah kuyup dan pucat.

"Murata san. Ayo masuk" wolfram mempersilahkan tamu dadakan yang tidak lain tidak bukan adalah murata ken atau sekarang ken von bielefeld.

"Tunggu sebentar aku akan ambilkan handuk dan baju ganti" dengan segera wolfram mengambil pakaian dan handuk dari lemari dan menyerahkan nya pada murata.

"Ini murata san kau gantilah pakaian mu. Kamar mandi ada di dekat dapur" kata wolfram dengan sedikit sempoyongan murata berjalan kearah kamar mandi. Wolfram yang sedari tadi memperhatikan menyipitkan mata nya saat sekilas ia melihat tanda biru keunguan yang memenuhi leher sang senior.

"Seperti nya aku tahu penyebab dia jadi seperti itu" monolog wolfram sambil duduk di soffa menunggu murata berganti pakaian.


Sementara di tempat lain.

Shinou sedang mengamuk karna tidak menemukan sang istri dimanapun ia bahkan memarahi seluruh penjaga dan juga pelayan yang tidak mengetahui kemana pergi nya murata.

"KALIAN BODOH BAGAIMANA MUNGKIN KALIAN TIDAK MELIHAT KEMANA MURATA PERGI!!. APA KALIAN HANYA INGIN MEMAKAN GAJI BUTA HAH??!!. CEPAT TEMUKAN MURATA DAN BAWA DIA KEMARI TANPA ADA LUKA SATU PUN PADA TUBUH NYA. JIKA KALIAN TIDAK MENEMUKAN NYA KALIAN AKAN AKU PECAT!!!!" Semua penjaga dan pelayan lari pontang panting saat mendengar kemarahan dari shinou. Mereka masih sayang nyawa. Karna shinou yang sedang marah mirip dengan seekor singa yang siap menerkam apa saja yang ia lihat.

"Murata kenapa kau pergi" lirih shinou sambil menjambak rambut nya. Ia menatap seuah kertas di tangan nya. Kertas yang berisi bahwa murata pergi dan shinou tidak boleh mencari nya.

"Arrggggg!!"

Prang!!!

Dengan marah shinou membanting guci yang ada di dekat nya. Ia tidak perduli guci itu seharga ratusan juta. Kini istri nya jauh lebih penting dari pada guci.

.

.

.

"Ini minum lah murata san" kata wolfram sambil menyodorkan coklat panas pada murata yang kini tengah menggosok gosok tangan nya.

"Arigatou" ucap murata sambil menerima pemberian wolfram ia meminum coklat itu dengan perlahan.

"Ano murata san tanda di leher mu-"

"Ahh ini. Kau pasti penasaran ya?" Potong murata ia meraba leher nya yang dipenuhi kissmark.

"Tiga bulan yang lalu aku menikah dengan seorang pria yang wajah nya benar benar mirip dengan mu. Awal pertemuan kami saat dia menanyakan tentang seorang wanita bernama takuya. Aku yang curiga pura pura tidak tahu. Dan sial nya pria itu terus mengikuti ku hingga berminggu minggu. Entah apa yang dia katakan pada orang tua ku sehingga mereka memaksaku menikah dengan seorang pria yang bahkan usia nya hanya terpaut satu tahun lebih muda dari ibu ku" lanjut murata ia meletakan cangkir bergambar naga di atas meja. Ia kemudiam menyentuh perut nya.

Wolfram hanya mendengarkan dan memperhatikan gerak gerik dari murata. Ia mengernyit saat murata tersenyum sambil mengelus perut nya.

"Kau penasaran kenapa aku mengelus perut ku??" Tanya murata wolfram hanya mengangguk.

"Disini tengah tumbuh seorang bayi" lanjut murata yang membuat wolfram terkejut.

"Be-benarkah?"

"Hm."

"Lalu kenapa kau kabur dari rumah murata san. Eum aku benar kan??" ujar wolfram ia menatap murata dengan canggung.Murata hanya terkekeh dan mengangguk.

"Ya kau tahu. Dia bilang pada ku bahwa dia tidak ingin punya anak dari ku. Sedangkan aku saat itu sudah mengandung anak nya. Dia memaksa ku untuk menggugurkan kandungan ku. Namun aku menolak dengan keras. Dan berakhirlah dia meniduri ku seperti hewan buas yang tak akan merasa puas jika melakukan nya sekali" curhat murata airmata nya menetes mengingat bagaimana shinou memaksa nya meminum pil penggugur kandungan.

Wolfram yang mendengar itu merasa iba. Ia mendekati murata dan mendekap nya. Dapat ia rasakan tubuh murata yang terguncang serta bahu nya yang basah.

"Aku takut hiks shinou menemukan ku hiks dan memaksa ku untuk membunuh anak ku hiks" murata terisak dalam dekapan wolfram ia menenggelamkan wajah nya di ceruk leher ibu satu anak itu.

"Jangan khawatir aku dan suami ku akan melindungi mu dan juga anak mu" kata wolfram sambil mempererat dekapan nya pada murata.

"Arigatou wolfram"

.

.END.

Jangan lupa baca fic baru mika ya minna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa baca fic baru mika ya minna

REMEMBER YOURSELF - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang