baikan nih cerita nya

142 26 5
                                    

Chap 10

.

.

Yuri mendudukan diri nya di kursi meja makan, ia menatap sang istri yang dengan telaten memasak untuk diri nya.

"Ini" kata wolfram sambil meletakan sup miso dan semangkuk nasi di depan yuri.

"Arigatou, wolf-" perkataan yuri terpotong saat wolfram langsung pergi meninggalkan nya sendiri.

Ini sudah dua minggu semenjak wolftam mendiami nya. Yuri menghela nafas dan langsung melahap makanan yang dimasak oleh wolfram.

.

.

Sementara itu di bandara narita seorang wanita cantik berambut biru menatap sekitar dengan senyuman manis.

"Ah sudah lama sekali aku tidak datang ke jepang" ujar nya sambil membuka kaca mata yang kita yakini berharga ratusan juta.

"Flynn sama" wanita itu menoleh saat seorang pria paruh baya menghampiri nya.

"Oh erwin san hisashiburi desu"

"Mari flynn sama" ia mengabaikan pertanyaan dari wanita biru di depan nya.

"Ah kau masih saja cuek seperti biasa ne" ucap nya sambil memasuki mobil sedan yang langsung melesat menuju rumah seseorang. Yang pasti bukan rumah mika.

'Yuri tunggu aku'

.

.

.

.

Masih ingat murata?. Iya remaja berkaca mata itu kini tengah berdiri dihadapan seorang pria pirang yang menurut nya aneh. Tapi memiliki wajah yang tak asing di mata nya.

"Apa kau mengenal takuya shizune?" Tanya pria itu murata hanya menggeleng sebagai jawaban. Sementara si pria menatap nya sebentar.

"Arigatou"

"Doumo" balas murata ia langsung kembali melanjutkan jalan nya menuju apartemen yang agak kumuh.

"Wajah nya mirip dengan wolfram, dan lagi dia tadi bilang takuya . Itu kan nama marga si bocah pirang dengan perut besar" guman murata tanpa ia ketahui pria tadi mengikuti kemana ia pergi.

"Aku tidak salah lagi bocah itu pasti tahu di mana shizune dan adik ku"

Udh bisa ketebak kan yang nanya sama murata itu siapa
.

.

Wolfram yang ingin masuk ke dalam kamar menoleh saat mendengar benda jatuh dari ruang kerja yuri yang tepat berada di depan kamar mereka. Ia dengan pelan membuka pintu ruang kerja yuri dan terkejut melihat sang suami yang tergeletak dangan darah yang keluar dari hidung nya.

"Astaga yuri?!" Kaget wolfram ia langsung berlari kearah yuri dan menggoncang goncang tubuh nya.

"Yuri hey yuri yuri!" Merasa sang suami dalam bahaya wolfram langsung meraih telepon genggam nya dan mencari kontak dokter pribadi keluarga shibuya.

.

.

"Günter san bagaimana?" Tanya wolfram sambil menggendong ayato ia menatap wajah yuri yang pucat. Günter hanya tersenyum.

"Yuri ku baik baik saja dia hanya kelelahan. Apa kau tak memberi nya jatah dengan teratur?" Tanya günter dengan wajah jahil.

"Hah maksud nya bagaimana. Setiap hari aku memberi nya makan" jawab wolfram polos walaupun sebenar nya sudah tidak polos.

REMEMBER YOURSELF - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang