Pertemuan Pertama

86.7K 1.5K 12
                                    

"Pagi semuanya." Teriak Azkia yang menggelegar di seluruh ruangan.

"Apa'an sih lu dek, pagi pagi udah berisik. lo pikir ini di hutan apa?." Ucap Raka kesal. Umur Azkia dan Raka hanya berjarak 2 tahun saja.

"Serah gue dong kak, mulut mulut gue." Jawab Azkia dan duduk di samping Raka sembari memakan roti yang sudah di diolesi selai coklat kesukaanya.

"iya yang ngomong mulut lo, tapi yang dengar telinga gue bego." Ucap Raka.

"Udah udah, kalo lagi makan itu jangan berantem mulu." Ucap Sena- mami Azkia dan Raka.

"Ya kan yang duluan kak Raka mi." Sanggah Azkia tak mau di salahkan.

"kok gue si?." Jawab Raka tak terima di salahkan.

"Ya kan emang lo yang duluan." Ucap Azkia.

"udah, kalian jangan berantem mulu. Kalian udah pada dewasa, jangan seperti anak kecil juga." Ucap Hasa- Papi Azkia dan Raka .

"Iya pi." Jawab mereka bebarengan.

"Oh iya, nanti jam 7 malam tolong kosongkan jadwal kamu ya ki. Ntar malam mami sama papi ada acara makan malam sama teman lama papi kamu, kamu kalo bisa juga ikut ka." Ucap Sena.

"Raka ntar malam gak bisa mi, soalnya pekerjaan masih banyak di kantor." Jawab Raka.

"Kia kayaknya juga ngak bisa deh mi, soalnya Kia nta.. ." Perkataan Azkia terpotong oleh perkataan Sena.

"Mami ngak terima alasan kamu Kia." Ucap Sena penuh intimidasi. Azkia hanya bisa mengangguk saja kalau maminya sudah seperti itu.

Azkia berangkat menggunakan mobilnya sendiri. Sebenarnya Sena dan Hasa sudah melarangnya untuk membawa mobil sendiri dikarenakan ia baru bisa mengemudi. Sena khawatir kalau sesuatu yang buruk terjadi pada putrinya itu, seperti kecelakaan mobil. membayangkannya saja Sena sudah pusing apalagi kalu benar benar terjadi.

Kia mengemudi mobil begitu santai, akibat terlalu santainya dia hampir saja terlambat mengikuti kelas hari ini. Seakarang ia ada di kantin Bersama keempat sahabatnya yang sudah ia kenal dari sekolah menengah atas.

"Tumben banget lo telat hari ini Ki." Ucap Vita sembari memakan makanannya.

"Gue kira masuknya masih lama, eh ternyata gue udah hampir telat, gue juga bawa mobilnya santai banget lagi." Jawab Kia dengan santainya. Teman temannya terkejut dengan ucapan Kia barusan.

"Apa? Lo bawa mobil?." Ucap Naya terkejut.

"Iya , emang kenapa?." tanya Kia heran.

"Lo lupa?, Kemaren aja lu hampir nabrak orang dan sekarang lo masih berani bawa mobil?. Lo cari mati Ki?." Ucap Elin ngotot.

"Kan ngak sampe nabrak juga Lin." Jawab Kia dengan santainya. Dia benar benar tidak ada takut takutnya, mungkin dia berhenti kalau sudah nabrak orang kali ya?.

"iya belum, tapi kalo kejadian gimana?." Ucap Naya Khawatir. Naya memang memiliki jiwa keibuan. Dia sangat perhatian terhadap teman temannya. Mungkin yang akan dapatin Naya nantinya orang yang paling beruntung.

Kia hanya tersenyum menampilkan gigi putihnya . Teman temannya hanya geleng geleng kepala melihat temannya yang satu itu.

Saat mereka selesai makan , mereka masih stay di tempat mereka masing masing. Karna matkul mereka masih ada 30 menit lagi. Mereka masih sibuk ngegosip sampai pandangan mereka teralihkan pada seorang pria dengan tubuh tinggi dan wajah yang tampan lewat di samping meja mereka.

Meraka langsung heboh membicarakan pria itu, bukan hanya mereka, tapi hampir semua mahasisiwi di kantin memperhatikannya dan membicarakannya. Tapi tidak dengan Kia yang hanya memandang prihatin kepada sahabat sahabatnya.

My Lecturer My Husband [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang