Fitting Baju

49.3K 1.2K 4
                                    

    "Pak, kembaliin handphone saya ." Pinta Kia , tetapi Gavin masih tidak menghiraukan Kia. Kia menggoyang goyangkan tangan Gavin agar segera mengembalikan ponselnya.

"Pak, kembaliin dong." Rengek Kia.

"Pak, ngak enak tau diginin. Hargai juga saya yang sadari tadi hanya diam nungguin bapak. wajarkan kalo saya main handphone untuk ngebuang rasa bosan saya." Ucap Kia kesal. Gavin menatap Kia dengan tatapan datarnya.

"Makanya kalo saya lagi ngajar itu jangan sibuk dengan hal yang lain." Ucap Gavin.

"Oh jadi bapak balas dendam ceritanya?. Lagian saya juga ngak sengaja pak, namanya juga reflek " Ucap Kia kesal.

"Saya bukan balas dendam, tapi saya menghukum kamu sekaligus ngajarin kamu pentingnya ngehargai orang. Orang ngak akan sadar kalo dia sendiri ngak ngerasainnya." Ucap Gavin.

"jadi tungguin saya bentar lagi." Lanjut Gavin.

"itu mah sama saja pak. Lagian buat apa sih saya nunggunin bapak?, saya juga udah sadar kok pak salah saya dimana. Kalo gitu kembaliin hp saya." Ucap Kia sembari mengulurkan tangannya. Tapi Gavin malah sibuk menyusun berkas berkas dan laptopnya. Untung Kia tidak ada kelas Setelahnya.

"Ayo." Ucap Gavin , sembari memakai jasnya.

"Kemana?." Tanya Kia heran.

"Fitting baju." Jawab Gavin singkat. Saat ia mau membuka pintu, Kia menahan tangannya.

"Tunggu pak, ntar kalo orang liat kita jalan barengan apalagi ntar naik mobil bareng, bisa berabe urusannya pak. Jadi biar saya yang keluar duluan, ntar bapak nyusul aja, saya tunggu di mobil bapak." Ucap Kia berlalu meninggalkan Gavin di ruangannya.

Tak menunggu lama, akhirnya Gavin datang. Kia melihat keadaan sekitar sebelum memasuki mobil Gavin. Di dalam mobil Kia sibuk membujuk Gavin untuk mengembalikan ponselnya, tapi Gavin tetap tidak mengembalikan ponselnya.

"Kenapa sih pak?, itu kan ponsel saya." Ucap Kia.

"jangan panggil saya dengan panggilan bapak kalo di luar kampus." Ucap Gavin dingin.

"iya iya, kalo gitu siniin ponsel saya." Ucap Kia yang pantang menyerah untuk mendapatkan posenlnya kembali. Tapi Gavin tidak mempedulikannya, sampai mereka tiba di butik milik Sena mami Kia.

Kia masuk kedalam butik tanpa menunggu Gavin yang masih di dalam mobil. Kia berjalan dengan wajah kesalnnya. Gavin hanya geleng geleng kepala melihat tingkah Kia.

"Kamu kenapa sih?." Tanya Sena yang melihat wajah tidak senangnya Kia.

"Tuh calon menantu kesayangan mami." Ucap Kia sembari menatap Gavin kesal. Sena menatap Gavin dengan tatapan bertanya.

"ponselnya Gavin sita mi." Ucap Gavin.

"Oohh" Sena hanya berooh ria.

"Kok mami cuma ber ohh si? mami ngak bantuin Kia gitu?." Tanya Kia.

"Ya kamu usaha sendiri dong." Ucap Sena dan menarik Kia untuk mencoba gaun pernikahannya.

Setelah beberapa gaun yang di coba Kia, akhirnya ia memutuskan satu buah gaun yang juga di setujui Gavin. Waktu bagi Gavin untuk mencoba pakaiannya tidak lah selama Kia. Setelah fitting baju, sekarang mereka menuju toko perhiasan untuk mencari cincin pernikahan.

Saat rasanya semua sudah selesai, Mereka mampir ke sebuah restoran untuk makan siang. Tidak ada percakapan di antara mereka, hanya ada bunyi sendok dan piring yang saling bergesekan. Kia benar benar merasa Lelah Setelah beberapa kali membujuk Gavin untuk mengembalikan ponselnya, tapi Gavin tetap tidak mengembalikannya.

My Lecturer My Husband [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang