4.) nakhoda yang hilang

99 15 18
                                    


Dolvon menyengir getir. Tak menyangka ia bernostalgia dengan sosok yang bahkan lima puluh tahun lalu belum berwujud sesempurnanya makhluk hidup. Bagaikan menyingkap tabir masa lalu, kendati masih dalam cangkang berselaput lendir. Memoar itu seharusnya sudah lama terkubur membusuk. Namun, pria paruh baya itu harus memutar otak. Peluang mana kiranya lebih menguntungkan posisinya. Siapa yang akan ia gerakan terlebih dahulu.

Jari-jarinya mengusap cincin perlahan, lalu ia kecup seraya bergumam merapal mantra. Ini kali terakhirnya ia gunakan perangkat praktis untuk menautkan dirinya berada dengan jalur cepat antardimensi. Pola magi segitiga lagi-lagi tercipta di sekitar telinga. Ia memulai sambungan nirkabel dengan seseorang di seberang sana.

"Kumpulkan Pasukan Droner tingkat satu di semua perbatasan serta di titik-titik tempat vital Krios. Kita akan memancing ikan besar. Ah, jangan lupa, utamakan keselamatan Ilona. Nyawa putrimu sebagai jaminan, akan aku kembalikan dia tergantung bagaimana kondisi Ilona di tanganmu ke depannya." Sambil mendengar saksama gegap langkah mendekat, Dolvon terdiam sejenak, sampai suaranya ditekan serendah mungkin. "Aku bertemu dengan generasi Sozorien ke sembilan. Dia masih hidup tentu saja, tapi metamorfosisnya belum lengkap." Ia pun menutup komunikasinya. Selekas-lekasnya, menghapus jejak penghubung dengan menghancurkan cincin itu berkeping-keping hingga ibu jari tangannya putus.

Begitu Pasukan Droner tingkat lima mendobrak pintu, pria paruh baya itu menjatuhkan punggung pada pecahan kaca.

"Pak Gubernur, Anda masih hidup?" Droner bertopi baret hitam lekas melangkahkan kaki lebih maju, pancaran sorot matanya intimidatif sembari menyelisik sekitar secara analitis. Sedangkan, antek-anteknya bersiaga dengan senapan sundut.

Pelupuk Dolvon terpejam. Ia bungkam terbujur kaku. Keheningan sempat tercipta beberapa saat.

"Amankan seluruh ruangan, pastikan tidak ada bahan peledak, gas beracun, dan penyusup! Cepat, baringkan Target Utama ke tandu, pastikan masih ada tanda-tanda kehidupan pada nadinya!" seru taktis Droner bertubuh kekar laiknya algojo. Topi baret bersematkan sebuah peniti kerang emasnya paling berbeda, menyimpulkan ia yang memegang wewenang.

Sejurus kalimat mandat dilepas, Droner jubah hijau militer bergerak tangkas menyapu tiap ceruk ruangan Gubernur. Di antara pasukan penjaga bergegaslah Droner medis berjubah biru sepucat susu yang langsung mengamankan posisi Dolvon.

"Dia masih hidup!"

"Bawa Pak Gubernur ke pelayanan medis pusat untuk tindak lanjut keseluruhan!"

"Laksanakan!"

Mereka menyingkirkan serpihan kaca yang menempel pada dahi, pelipis, hingga lengan Dolvon seraya menggotong ke tandu untuk keluar ruangan. Begitu tandu memasuki pembaringan kereta medisinal, ahli medis mulai menangani luka-luka pria itu sementara.

"Bagaimana dengan keadaan Warga Krios?" tanya Dolvon pada ahli medis yang membaluri luka-luka di pelipis dengan cairan biru kehitaman. Cairan antiseptik itu selalu tersedia dalam kotak obat kereta untuk menghindari infeksi berlanjut, terutama ibu jarinya yang perlu mendapatkan penangan khusus.

"Serangan ngengat laut sedang diatasi baik oleh Pasukan Penjaga Droner. Belum tercatat korban jiwa, tapi amukan lidah api serangga itu telah membakar gedung pertemuan antardelegasi. Meski begitu, warga sangat kooperatif saling bantu untuk mengusir ngengat laut."

"Jadi, para ngengat laut sudah tiba di Krios?"

"Pak Gubernur tidak perlu khawatir, sekarang Krios membutuhkan Anda. Keselamatan Anda adalah prioritas kami."

"Berikan pelayanan medis dan pangan terbaik untuk seluruh warga, tak terkecuali. Siapa pun mereka berasal." Dolvon menggenggam erat lengan berjubah biru itu.

REGTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang