6.) memorat

134 15 12
                                    


Satu demi satu kerakah terguling dari jalur ombak osean. Bukan badai yang sedang melumat sepuluh kapal penjarah lautan, melainkan tentakel cumi-cumi kolosal yang meremas bahtera mereka.

Pada masa itu para Penjelajah Pustaka antusias terhadap temuan ajaib. Di gulungan kulit lembu, mereka torehkan rute gografi suatu benua selaku kertas pemetaan. Tak berlangsung lama, warta yang tersembuyi itu tertiup juga ke sepenjuru peradaban kurang dari seminggu. Lebih-lebih Penjelajah Pustaka yang masih berkerabat dengan ahli magi telah mengumbar eksistensi relikui magis. Kelompok yang duduk di piramida elitis tentunya ingin lebih dahulu menggagahi pulau-pulau perawan. Namun, para manusia itu salah memilih waktu.

Telur-telur yang menyerupai buntalan kenyal ubur-ubur tengah berarak-arakan di balik permukaan laut, siap menetas. Kapal bertiang rangkap para manusia menggilas hidup-hidup sebagian besar benih kehidupan baru itu. Mereka pikir entitas itu hanyalah segelintir hewan laut yang memiliki insting akan menyingkir apabila ada benda asing lewat. Selaku induk, cumi-cumi kolosal seketika menyemburkan cairan cahaya hitam ke seluruh kapal kerakah yang melintas. Laju berombaknya terhambat, seolah terdapat sulur amat lengket yang menjerat liat.

Di sisi yang bertentangan, salah satu kerakah mampu menandingi lumatan cumi-cumi kolosal. Sebagaimana Hulu Kapal tak jeri menantang maut, Urix dengan kepala yang tertutupi tengkorak hiu—hasil dari buruannya—terangkat bangga. Seraya memberi kesan tangguh sebagai patron, ia mengacungkan pedang sabelnya sejurus mendaki tiang utama kerakah. Para awak kapal siap menerjang dengan tombak yang teracung.

"Ini seperti memancing hiu martil! Kita serang serempak!" seru Urix membakar semangat. Salah sudut bibirnya tertarik penuh hasrat.

Pria perawakan segagah cagak beton itu mengarahkan bilah runcing lurus tertuju mata sebesar piring makan pada gergasi laut. Namun, cumi-cumi itu bergeliat menjauhi tiang-tiang penyangga layar. Sekali lalu berputar membuka lebar mulut berparuhnya yang tersembunyi di balik lengan bertentakel menjengkelkan itu. Serta-merta semburan gas panas membekap Urix. Tampak bagian putih mata memerah keruh hingga makin cokelat gosong kulit tubuhnya. Urix dan para awak kapal lainnya tersedak, seiring uap panas yang disemburkan oleh mulut cumi-cumi telah mengotori udara.

Asam laut pun kian menyengat oksigen yang dihirup para manusia. Beberapa dari mereka kehilangan daya pandang. Akan tetapi, dalam keadaan terdesak demi memenangkan ego, mereka bergelatungan menggunakan tali tambat lalu melompat guna menebas tentakel dengan pedang saling terayun. Tak luput sang Hulu Kapal memimpin di garis pertahanan paling depan, untuk menumpas gergasi tersebut, dan menuntaskan secepatnya.

Sudah ribuan kali Urix beserta awak kapalnya berhadapan dengan momok osean, termasuk cumi-cumi sebesar perahu nelayan. Namun, kini bukan sekadar monster biasa yang menyambut pelayaran mereka. Kepala lonjong cumi-cumi kolosal itu segembung lambung kapal, seluruh tentakelnya dua kali lebih besar dari tiang-tiang penyangga layar kerakah mereka.

Napas yang saling mengepul berlarut-larut kemudian kian terkikis. Sementara, tentakel cumi-cumi itu kembali tumbuh secepat kilat. Tembakan meriam yang dilontarkan hanya mampu memberi luka tembus tak serius pada badan berlendir gergasi tengik itu. Malahan cairan yang terus-terusan dikeluarkan kini menguarkan racun halusinasi.

Satu per satu awak kapal berkeriau kehabisan taktik. Mereka jumpalitan dan beberapa di antaranya tercebur oleh hantaman ombak yang diciptakan cumi-cumi kolosal itu.

"Ini tak ada habisnya! Kita semua akan jadi santapan hidup-hidup sebelum sampai tujuan!"

Dari sisi geladak lain, seorang awak kapal terlihat kelimpungan menyumbat lubang-lubang dampak dari serangan brutal gergasi laut. Sebelum kapal mereka tenggelam perlahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REGTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang