CHAP 3

4.5K 385 23
                                    


"Menyentuhnya sedikit, kupatahkan tanganmu.." Chanyeol berucap menggunakan suara rendahnya.

Melihat hal itu, Baekhyun langsung bangkit. Joohyun sendiri terlihat sangat pucat karena terkejut akan kedatangan Chanyeol yang tak terduga.

"C-Chanyeol.."

Baekhyun bungkam saat tatapan Chanyeol beralih padanya. Bukan tatapan penuh kasih sayang seperti biasa, tapi tatapan menusuk yang sangat dingin. Hatinya sakit melihat Chanyeol menatapnya dengan cara seperti itu.

"Tugas kelompok yang sangat menyenangkan, hm?"

"A-aku.."

"Dan kau.." kini tatapan Chanyeol bergulir pada Joohyun yang langsung tergagap di tempatnya. "Aku pastikan kau tidak akan mendapat izin membawa kendaraan mulai besok."

Joohyun tidak berani menjawab. Jelas dia takut pada chanyeol.

Chanyeol melepaskan cengkramannya pada lengan Woobin dan beralih menarik tangan Baekhyun pergi dari tempat itu.
Joohyun langsung terduduk lemas. Sedangkan Woobin dan Hyukjae masih belum kembali dari keterkejutannya. Lelaki itu.. kenapa auranya mencekam sekali?

"I-itu.. pacarnya?" Gumam Woobin.

Joohyun menggeleng pias. "Dia kakaknya.."

***************

Suasana di dalam mobil kali ini sangat hening. Baik Chanyeol maupun Baekhyun kompak menutup mulut mereka rapat-rapat. Jika Chanyeol diam karena masih merasa kesal, Baekhyun diam karena takut Chanyeol semakin marah dan menurunkannya di tengah jalan. Meskipun itu mustahil Chanyeol lakukan padanya.

Setelah memarkirkan mobilnya, Chanyeol turun tanpa mengatakan apapun lagi. Baekhyun yang melihat hal itu tahu diri dan segera mengikuti Chanyeol turun dari mobil. Baekhyun berjalan di belakang Chanyeol dengan kepala menunduk dalam. Bahkan saat di dalam lift pun, keduanya masih tidak ada yang membuka suara.

Barulah, setelah masuk ke dalam rumah dan melihat Chanyeol akan memasuki kamarnya, Baekhyun memberanikan diri menarik ujung belakang Baju lelaki itu. Chanyeol menghentikan langkahnya, namun tidak berbalik untuk sekedar menatap Baekhyun.

"Maafkan aku.."

Hening.. Baekhyun mengepalkan tangannya erat-erat. Dia rela Chanyeol marahi habis-habisan daripada di diamkan seperti ini. Menyakitkan sekali.

"Maaf.. aku bersalah.. aku berbohong padamu.." Baekhyun mulai meneteskan air matanya. Dia benar-benar sedih, karena setelah beberapa menit Chanyeol masih tidak mau menatap ke arahnya.

Baekhyun tidak tahan lagi. Gadis itu terisak dan memeluk Chanyeol dari belakang.
"Chanyeol jangan diamkan aku.. hiks. Maaf.. maafkan.. hiks, aku. Aku bersalah. Kumohon maafkan aku.. hiks."

Bukannya menjawab, Chanyeol malah melepaskan tangan Baekhyun dari pinggangnya. Membuat sang adik tercengang luar biasa.

"Sudah malam.. cepat pergi tidur." Setelah mengatakan itu, Chanyeol berlalu begitu saja memasuki kamarnya. Meninggalkan Baekhyun yang masih mematung di depan pintu kamar Chanyeol dengan perasaan hancur.

"Chanyeol.."

****************

Pagi harinya, Baekhyun bangun dalam keadaan berantakan. Matanya sembab karena menangis semalaman, sedangkan kantung matanya menghitam akibat tidak bisa tidur. Baekhyun sangat berharap Chanyeol menyelinap kedalam kamarnya seperti biasa saat mereka bertengkar. Biasanya Chanyeol akan melakukan itu dan memeluk Baekhyun sepanjang malam, kemudian keduanya akan berbaikan di pagi harinya.
Tapi sampai pagi menjelang, Chanyeol tidak menampakan batang hidungnya sama sekali. Bahkan membangunkannya pun tidak. Padahal Baekhyun mendengar suara langkahnya yang hilir mudik di seluruh penjuru rumah.

LIEFDE [CHANBAEK] [GS!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang