9. 그것에 대해 - About It

1.2K 131 3
                                    

Pagi ini rose masih belum terbangun, padahal ini hari senin dan matahari sudah  menampakan dirinya

Kamarnya terkunci rapat begitupun jendelanya, beberapa kali alice mengetuk dan bahkan berniat nendobrak tapi nihil pintunya tetap tak terbuka

"Rose buka pintunya, sudah siang kau harua sekolah" teriak alice diluar pintu

Rose masih tidak terlihat bergerak dari dalam selimutnya, untuk kesabaran yang terakhir Alice benar benar geram dengan adiknya yang sangat sulit untuk bangun pagi

Alice memanggil teman laki lakinya yang rumahnya tidak cukup jauh untuk membantunya mendobrak pintu kamar Rose

"Benarkah aku harus mendobraknya? Apa kau tidak coba memanggilnya pelan pelan?"

Alice menatapnya tajam "sudah! aku sudah memanggilnya dengan lembut bahkan. Cepat dobrak pintunya aku khawatir dengannya!" Bentak alice seraya memelototkan matanya. sedikit lebih lebar lagi mungkin bola matanya akan jatuh.

Temannya pun langsung mendobrak pintunya beberapa kali, dan percobaan terakhir..

Braakkkk

Berhasil. Pintunya dapat terbuka, dengan langsung Alice memburu adiknya yang masih terbaring lemah diatas ranjang

"Rose?" Alice melihat tubuh rose yang menggigil dibalik selimutnya

Rose tidak menjawab ia mengurungkan selimutnya menutupi seluruh tubuh

Alice menaruh punggung tangannya pada kening Rose " Yaaa!!" Alice terlonjak "tubuhmu panas sekali. Kau demam" ucap Alice mulai panik.

"Eonnie gwaenchanha jangan cemas begitu. bantu aku, aku ingin sekolah"ucap rose dengan bibir yang bergetar karena menggigil

"Aishhh,pabo-yaaa!!"Alice mengangkat lengannya seakan ingin menampar. Rose pun mengerutkan tubuhnya karena takut.

"Kau sedang sakit seperti ini mau sekolah, diamlah saja dirumah biar aku merawatmu. Kau tidak perlu berangkat hari ini aku akan meminta izin pada gurumu" tegasnya seraya merogoh ponsel dalam sakunya

"Yeoboseyo, sonsaengnim. Aku ingin memberitahumu kalau rose hari ini tidak bisa masuk sekolah, ia demam" Alice mendengarkan dengan seksama jawaban dari guru rose itu.

"Ahh ne, kamsahamnida sonsaengnim"

Alice membalikkan tubuhnya melihat rose "rose-ahh gurumu bilang tak apa. Beristirahatlah beberapa hari dirumah biar kurawat kau sampai sembuh"

Rose mngangguk seraya memejamkan matanya

"Yeosan-ahh!" Panggil rose pada temannya yang tadi mendobrak

"Mwo?"

"Kau bisa belikan dia obat diapotik tidak. Kalau bisa ini uangnya"

Yeosan mengambil uangnya "tentu saja, demi adik iparku" Yeosan terkekeh

"Yaaa!!" Teriak alice memekakkan telinganya

Yeosan pun pergi menuju apotik meninggalkan alice dan rose berdua didalam kamar

alice mendekat "Ini akibat dirimu tak mendengar ucapanku, coba saja kalau kemarin kau membawa payung kau tak akan kehujanan dan sakit begini" Alice mengusap puncak kepala rose sampai ujung rambutnya

"Kemarin pun aku tidak kehujanan eonnie, aku sedang berteduh"

Alice mengernyitkan dahinya "lalu, bagaimana bisa bajumu basah kuyup"

"Aku berlari, melawan hujan itu eonnie"

"Yaa!Waeyo? Jalanan pasti licin bagaimana jika saat itu kau jatuh" Alice menatap rose cemas

Kill This Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang