"Baiklah, satu nasi goreng dan tiga ramen pedas manis. Hanya itu? Baiklah!"
"HEY BAHKAN AKU BELUM MENJAWAB!" teriak Taehyung tepat didepan wajah Seulgi. Wanita itu segera menutup hidungnya.
"Jawab dulu, kau sudah sikat gigi atau belum? Yasudah mau menitip apa lagi?"
"Teh----rasa beras."
Seulgi membulatkan matanya, mencengkeram kerah baju Taehyung dan membuat ekspresi seakan-akan ada rasa dendam yang teramat sangat. Ia lalu membenarkan kacamata pria itu dan menyentil kupingnya.
"KAU PIKIR TEH BERAS ADA DISINI?! ITU HANYA ADA DI JEPAAAAAANG!"
Tanpa kata-kata lagi yang keluar dari mulutnya, Seulgi meninggalkan ketiga orang itu di ruang tamu. Dan sepeninggal wanita itu, Lyn segera beranjak dan mendekati Jimin yang tengah termenung melihat layar TV kosong.
Sudah empat hari berlalu, tapi Jimin masih juga belum melupakan kejadian memilukannya. Bekas lipstik, bau sperma, itu seakan terus menghantuinya tanpa henti. Ia dibuat gelisah. Setiap sang suami keluar rumah pasti pikiran kotor terus memenuhi benaknya, namun kendati demikian, ia tetap akan mempercayai suaminya. Karena ia tau, Jungkook bukanlah seseorang yang sekeji Soyeon adiknya.
Jungkook tidak akan berbuat sesuatu yang lebih jauh lagi. Sesuatu yang bisa membuat hatinya remuk kembali.
"Eoppa! Zinan menjatuhkan mainanku kedalam bak mandi... Hiks."
"Tidak! Itu kan memang mainan kapal-kapalan."
"Oh benar juga yah,"
Lyn, Jimin, dan Taehyung dibuat tertawa oleh tingkah kedua bocah imut itu. Entah kenapa hari-hari Jimin sedikit terwarnai dengan hadirnya Zinan dan Shui. Ia mencintai putranya, begitupun sebaliknya.
Tapi tiba-tiba pikiran lain memasuki benaknya.
Bagaimana kalau sampai Jungkook akan menikahi seseorang dan meninggalkan mereka bertiga? Lantas bagaimana nasib Zinan dan Shui tanpa hadirnya sosok Ayah sebagai pahlawan mereka?
"Hei! Jangan melamun, sana ada telepon kau angkat dulu." canda Lyn.
Jimin pun tersadar dan segera beranjak dari sofa menuju ke telepon rumah yang berdering. Suara yang pertama kali ia dengar adalah pembicaraan seseorang, terdengar seperti dua wanita yang tengah berbisik.
Tapi kemudian disusul oleh sebuah teriakan yang terdengar familiar. Jimin sontak terkejut.
"Halo?!"
"Oh halo, apa benar ini adalah Park Jimin?"
"I-iya, a-ada apa?"
"Aku---pfftt!!! HAHAHA DENGARLAH INI PELACUR..."
Dari seberang telepon, suara wanita yang teriak itu semakin jelas. Sangat-sangat-sangat familiar. Siapa dia?
"JI--JIMINN!!"
Telepon yang berada di genggaman Jimin tiba-tiba terjatuh dan panggilan pun terputuskan. Air mata menetes dari pipi kirinya.
"Se-seulgi..."
•°•°•
Nancy menatap Jungkook yang berada didepannya sembari sedikit menyunggingkan bibir. Pria itu nampak tenang dengan sebuah ponsel yang berada di tangan kirinya. Sedangkan yang kanan memegang tangannya.
Kencan sempurna di hari ketiga. Dan sisa beberapa hari lagi mereka berdua akan melangsungkan sebuah pernikahan di London dengan keluarga masing-masing. Bukan hanya itu, bulan madu pun harus dilaksanakan di Paris agar suasana romantis terasa semakin kental.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lifemates » Kookmin [Book 2 : END]
Fanfiction[BOOK TWO FROM ROOMMATES] *** [SEQUENCES OF READING] : • Roommates > Season 1 : END • Lifemates > Sequel : END • Roommates > Season 2 : OG *** Semuanya kembali berawal disaat seseorang datang dan berniat untuk menghancurkan hubungan mereka. • Uplo...