2

69 4 1
                                    

sambil menunggu pulihnya luka di lengan naomi mereka berjalan menelusuri hutan ilusi ,mereka banyak mendengar teriakan teriakan dari kejauhan ,berbagai ilusi telah mereka lawan dan banyak juga arwah atau mahluk yang mereka lawan

di perjalanan elita menatap kedepan dengan mata yang tidak lazim ,mata elita berangsur angsur menghitam keseluruhan
leon yang mengetahui itu berhenti dan menatap elita lekat ,elita hanya menatap kedapan dan tidak menghiraukan naomi yang sendaritadi memanggilnya

"elita eliat!!!!"

teriak leon ,tanpa di sadari hembusan angin yang sagat kencang menghantam mereka

"leon jangan jangan......"

leon pun mengerti dengan apa yang di maksud naomi ,ia pun mengambil coklat yang ada di sakunya dan membukanya setelah membukanya ia pun mulai menyuapi elita dengan coklat itu namun seperti ada sebuah sekat yang menyelimuti elita alhasil tangan leon terluka karena sekat itu

"elita sadar jangan biarkan dia mempengaruhimu!!!"

leon menggunakan segala cara untuk menyadarkan elita dan naomi mulai waspada dengan sekitar ia membuat sebuah perisai untuk melindungi mereka bertiga

"leon bagaimana lakukan sesuatu sepertinya ratusan arwah sedang menuju kemari!"

peringat naomi ,leon yang berusaha menyadarkan elita untuk mengingat lagu itu ,lagu yang pernah di nyanyikan dion pada saat itu

leon ayooooo ingat ingat ingat apa lagu ituu

leon berusaha untuk mengingatnya

rambut elita berangsur angsur berubah menjadi merah ,sekat yang menyelimutinya mulai berubah menjadi hitam

"Mari kita selesaikan dengan hati yang tidak menangis.
Mayat, menjadi doa yang dingin.
Mari kita selesai mewarnai kelopak merah.
Lihat, kehampaan melayang.
Terbang turun dengan tenang."

leon berusaha bernyanyi namun sebuah dorongan berhasil membuat leon terpental

naomi dengan sigap menahan tubuh leon agar tidak terpental terlaku jauh

"ada apa leon kenapa elita bisa jadi begini?!!"

"aku tidak tahu sepertinya kita harus melawanya"

※※※
dion pov
aku menatap hutan itu dengan tatapan kawatir ,apa elita biasa menahan nya untuk tidak mempengaruhinya

"tuan leon anda di panggil yang mulia nagisa"

aku hanya mengagguk dan melangkah menuju tempat yang mulia

sesampainya aku di kejutkan dengan tumpukan mayat peserta yang mati ,mungkin karena bunuh diri

"ah dion kau sudah datang "

akupun membungkuk memberi hormat

"dion aku tahu kau kawatir tentangnya "

aku hanya terdiam mendengar ucapan nya

"aku juga merasakan aura nya semakin besar"

tunggu apa besar apa jangan jangan

akupun yersentak dengan aura mirip sepertinya mulai menyelimuti hutan tampa basa basi aku melesat memasuki hutan namun karin menghalangi jalanku

"tenang dion kau tidak bisa masuk ke hutan"

"tapi dia tidak bisa melawanya!! "
ucapku dengan panik tampa kusadari aku membentaknya

"tuan dion tolong jaga suara anda"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

psychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang