Chapter 4

63 6 0
                                    

BRAKK

Suara pintu yang ditutup dengan keras menggema di rumah mewah keluarga Danendra.Suara itu berasal dari pintu kamar Denta yang berada di lantai 2.

Sontak kedua orang tua Denta yang sedang berdiri berhadapan di lantai bawah terkejut dan memandangi pintu kamar Denta yang sudah ditutup oleh sang pemilik kamar dengan kasarnya.

Kelakuan Denta membuat kemarahan ayahnya naii pitam sehingga menampakkan wajah merahnya.

"DENTA!!KALO SEHARI AJA KAMU GAK BIKIN AYAH MARAH BISA?"

Teriakan dari Hans--ayah Denta,itu membuat Denta yang ada di dalam kamarnya tersenyum sinis serta menyeringai dan biasanya seseorang yang melihat senyum itu di wajah Denta langsung ketakutan dibuatnya.Akan tetapi di dalam kamar tidak ada satu pun yang melihatnya dan hanya dirinya sendiri yang berada di kamar itu saat ini.

Waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam dan bayangkan kalau Denta sedari tadi pagi baru pulang jam segitu.

Mendengar tidak ada sahutan dari anak tunggal nya tersebut,Hans dengan kemarahan yang sudah merasukinya berjalan menaiki tangga dan menuju kamar Denta.

Dila--mama Denta yang melihat kejadian itu hanya menatap datar ke arah suaminya yang sudah berada di depan kamar Denta.

Hans menggedor keras pintu kamar Denta membuat si empunya yang berada di dalam kamar merasa terganggu.

"KAMU BUKA,ATAU AYAH DOBRAK PINTUNYA SEKARANG"

Teriakan Hans berhasil membuat Denta membuka pintu kamarnya dan memasang tampang datarnya ketika di depannya sudah ada ayahnya dengan muka merah padam yang hendak melampiaskan amarahnya.

"Kamu tau waktu gak,hah?ini udah jam 1 malam tapi kamu baru pulang.Mau jadi anak bandel kamu?Nggak usah pulang sekalian aja,malu-maluin nama kekuarga.Papa bakal cabut semua fasilitas kamu"

Denta jengah dengan segala perkataan ayahnya tersebut.Cowok itu melemparkan 3 buah kartu ATM,kunci mobil,dan kunci motornya kearah ayahnya.

"Udah selesai kan?"tanya Denta dengan wajah datarnya sama seperti tadi dan langsung menutup pintu kamarnya,tak lupa juga menguncinya agar tidak ada seorang pun yang bisa mengganggunya.

Hans mengambil semua fasilitas itu dari lantai dan turun ke bawah,di tempat yang sama dimana istrinya berdiri tadi ia sudah tidak ada di tempat itu.

Hans bejalan menuju ke luar rumah dan tak lama kemudian,terdengar suara mobil jazz keluaran terbaru miliknya berbunyi dan tak lama kemudian keluar dari garasi meninggalkan keheningan yang terjadi di rumah besar nan mewah itu.

Pagi harinya,Denta sudah berangkat ke sekolah tercintanya yaitu SMA Cakrawala.

Jam masih menunjukkan pukul 6 pagi,akan tetapi dirinya sudah berada di ruang OSIS ditemani dengan Devan.

Devan memeriksa beberapa berkas yang menumpuk di salah satu meja,sedangkan Denta,kini dirinya sedang duduk di salah satu kursi sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi tersebut dengan mata terpejam.

Devan sudah tau betul apa yang ada di pikiran temannya tersebut,tak jarang Denta tiba-tiba bersikap seperti itu.Untuk saat ini,Devan tidak mau mengganggu Denta karena jika dia mengganggunya dalam kondisi seperti ini maka sama saja dirinya membangunkan singa yang sedang tertidur.Apalagi keadaan sekolah masih sepi dan itu membuat Denta bisa leluasa bertingkah semaunya.

Hari ini Denta berangkat dengan menggunakan mobil lamborghini berwarna silver dan sudah jelas kalau mobil itu bukan mobil pemberian ayahnya yang biasa ia pakai ketika ia tidak memakai motor ke sekolahnya.Mobil yang diberikan ayahnya Denta adalah lamborghini berwana orange.

ADEVANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang