satu

869 41 0
                                    

Sudah di update di akun Sasuhina_is_life

Happy reading
.
.
.

Aku tak dapat berdusta tentang masalah hati, namun aku dapat menutupi perasaanku dengan baik. Kadang, ada kalanya aku bersedih pada hal yang tak terlalu ku ketahui sebabnya. Aneh memang, tapi itulah diriku

"Hyuuga Hinata!" Sentakan seorang guru yang sedang mengajar di depan kelas membuatku tersadar dari lamunan singkatku.

"Apa kau lebih memilih menatap ke luar jendela dari pada mendengarkan yang saya jelaskan? Minggu depan kau ujian, ingat itu" teguran guru lelaki beruban itu hanya masuk telinga kanan dan keluar di telinga kiriku.

Aku tak peduli terhadap nilai yang akan aku dapat selepas ujian berakhir, tak akan ada yang peduli termasuk keluargaku, keluargaku? Keluarga yang mana? Yang hanya menitipkan kedua anaknya kepada baby sister yang kerjaannya hanya mengomel setiap saat? Keluarga yang pulang hanya untuk beristirahat malam? Mereka sibuk bekerja, meeting sampai keluar kota, hingga melupakan kedua anaknya yang masih duduk di bangku sma dan tk.

Kesibukan mereka bertambah seiring berjalannya waktu, bahkan mereka lupa ulang tahunku yang terlewat dua hari lalu, aku tak butuh kado dari mereka, aku hanya ingin mereka ingat bahwa masih ada aku di sini.

Biarlah mereka sibuk bekerja tanpa lupa melemparkan segenggam uang di atas meja untuk memenuhi kebutuhanku juga adik kecilku Hyuuga Hanabi yah setidaknya kami tak pernah merasa kekurangan apapun.kecuali kasih sayang orang tua

Aku tak membutuhkan mereka di saat mereka tak membutuhkanku. Kejam memang, bahkan termasuk dalam kategori anak durhaka. Aku tak peduli! Aku tak pernah peduli terhadap hal sekecil apapun, aku hanya ingin masa masa remajaku bahagia dengan penuh warna dan juga cerita cinta sebelum memasuki masa dewasa.

Aku hanya ingin bahagia bersama teman temanku yang ku tau mereka hanya mau berteman denganku karna aku tajir, biarlah! Sudah ku katakan tadi, aku hanya ingin hidup bahagia!

Bahkan aku selalu berdoa pada tuhan, jangan panjangkan umurku jika aku hanya akan menderita, namun panjangkanlah umurku agar aku dapat memeluk erat keluargaku dan tak akan berpencar hancur seperti saat ini.

Namun semuanya hanyalah harapan palsu saja, doaku mengambang sia sia. Kehidupaku tetap sama seperti hari hari biasanya.menyebalkan

***

Aku menghela nafaku panjang, akhirnya aku terlolos juga dari hari hari yang menyebalkan di sekolah, aku berjalan pelan sambil merogoh ponsel yang berada di dalam tasku, aku mengobrak abrik isi tasku hanya sekedar mencari ponsel yang terselip di antara buku buku.

Aku tersenyum tipis ketika menemukan benda yang ku cari

14.37

Hal yang pertama ku lihat adalah jam digital yang terpampang di layar datar itu.

Sudah sore, aku ingin segera pulang dan mengistirahatkan tubuh dan fikiranku, mengumpulkan stamina dan menguatkan hati untuk menumpuh hari esok.

Aku melirik kesana kemari mencari supirku yang biasanya telah stand by di pintu gerbang.

Dahiku menyerit, heran. Tak biasanya paman asuma terlambat menjemputku, aku terus mengedarkan pandanganku, menembus barisan para siswa yang  berebut jalan ingin pulang.

Menggeleng kecil, lalu hendak menelfone paman asuma, sopir pribadiku sejak aku kecil.

Namun, belum sempat benda persegi itu menempel di telingaku, seseorang menabrakku dari belakang, membuat penganganku terhadap telfone itu terlepas.

Prang

Retak, aku dan orang itu sama sama terkejut lalu cepat cepat mengambil ponsel itu, tanpa sengaja tangan kami bersentuan seperti dalam drama di tv kami saling berpandangan satu sama lain. Aku terpaku di tempatku, mata hitam kelam itu menatapku tajam, membuatku terjatuh dalam dan semakin dalam ke dalam buaian hangat tatapan matanya kepadaku.

Lelaki itu tersenyum tipis, lalu membantuku berdiri, aku hanya nurut-nurut saja. Tak tau apa yang harus ku perbuat.

"Maafkan aku, karnaku hp mu jadi rusak." Ucapnya tegas namun ada sedikit kelembutan di dalamnya.

Aku mengangguk kecil malas menjawab.

Ku lihat dia mengambil hpku yang retak, lalu menaruhnya di telapak tanganku, dia tersenyum

"Besok, jam tiga sore datanglah ke bukit belakang sekolah aku akan mengganti hp mu dengan yang baru" ucapnya sambil berlari pergi menerobos rombongan siswa dan siswi

Aku mendecih pelan, dia fikir dia siapa seenaknya menyuruhku begitu cih.

Bahkan aku tak tau siapa namanya, yang terpenting aku harus mencari paman asuma dan pulang. Sungguh aku ingin mengistirahatkan tubuhku kali ini!


T.B.C

Menanti senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang