Happy reading...
—————
Cuaca malam ini cukup dingin apalagi disini terletak di daerah pesisir anginnya cukup kencang.
"Kita tidak mungkin kan, bermalam dengan pakaian lembab seperti ini," ujar Luna.
"Aku memiliki sebuah pondok didekat sini," kata Nicholas.
"Benarkah? Syukurlah," Nicholas mengangguk. Luna menggosok - gosokkan kedua telapak tangannya.
Nicholas berjalan sembari menarik tangan kanan Luna kemudian mengenggamnya erat. Seakan menyalurkan kehangatan diantara mereka. Luna terdiam ia merasakan debaran jantungnya yang berdetak dengan tidak normal.
"Luna kau tidak apa - apa? Wajahmu memerah. Ayo kita cepat masuk ke dalam," Luna tersadar ia segera menangkup pipinya.
Pipi Luna merah bukan karena kedinginan tetapi karena tersipu yang disebabkan oleh pria berwajah tampan bernama Nicholas.
"A-aku tidak apa - apa," bahkan ia tidak sadar sekarang sudah berada di depan sebuah pondok sederhana yang berukuran tidak begitu besar namun terlihat nyaman.
"Ini pondok milikmu?" Tanya Luna.
"Iya ini pondok milikku, masuklah anginnya semakin kencang diluar," ujar Nicholas.
Mereka berdua memasuki pondok Nicholas. Di dalamnya terlihat perabotan rumah tangga yang lengkap.
"Naiklah ke lantai dua disana ada kamarku, kau mandilah air hangat dan carilah pakaian yang bisa kau kenakan," ujar Nicholas.
"Bagaimana denganmu?" Tanya Luna.
"Aku akan mandi dikamar mandi dibawah," balas Nicholas, Luna mengangguk mengerti.
"Baiklah kalau begitu," Luna melangkahkan kakinya menuju tangga ke atas.
🌻🌻🌻
Dua puluh menit kemudian, Luna telah menyelesaikan ritual bersih - bersih. Kemudian Luna berjalan menuju walk in closet milik Nicholas.
Mata Luna menelusuri apa yang cocok untuknya. Disini tidak ada satu pun pakaian wanita. Hanya ada kemeja, jas, kaos oblong, dan hoodie. Ukuran pakaian Nicholas juga terlalu besar untuknya. Mengingat saat ini cukup dingin, Luna meraih hoodie putih bertuliskan supreme dibagian depannya.
Luna mematut penampilannya dicermin. Hoodie ini hanya menutupi tubuh atas hingga bagian setengah pahanya saja.
Untung saja pakaian dalamnya tidak basah jadi ia masih bisa memakainya, coba saja pakaian dalamnya ikut basah pasti Luna tidak akan mengenakan apapun dibalik hoodie yang ia kenakan.
"Besar sekali baju ini hingga tubuhku tenggelam," gumam Luna, ia memutar tubuhnya mengahadap cermin.
Luna menghirup aroma maskulin yang menguar dari hoodie yang ia kenakan. Aroma khas milik Nicholas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sunflower (END)
RomanceApa jadinya jika seorang florist cantik yang lugu melakukan kesalahan besar terhadap CEO tampan yang memiliki kekuasaan dimana - mana? Nicholas yang niatnya hanya ingin membantu seseorang, malah Luna mengiranya sebagai seorang pengantar pizza delive...