Prolog

696 34 10
                                    

Namanya adalah Gabrielle Angelina, atau berarti seorang malaikat yang dimiliki oleh kedua orang tuanya. Hobinya adalah membaca dan menari, ketika masa kecil brielle banyak sekali ditanya oleh beberapa pertanyaan. Dua diantaranya adalah apa cita-citanya kalau dia sudah besar nanti. Dan apa yang dia inginkan disaat dia sudah tua nanti. Dari dua pertanyaan itu dia selalu saja kebingungan. Karena kenyataan hidup orang tidaklah ada yang tau, meskipun kadang kita sudah susah payah merencankana kalaupun tuhan tidak berkehendak sama saja kita akan tetap tidak akan dapat mencapainya.

Suara riyuh berasal dari kursi depan dekat dengan supir, anak laki-laki yang bertampang berandal tampak berteriak saling mengolok-olok. Ada hampir empat orang anak dan satu diantara mereka adalah seorang perempuan. Yang sedang dipaksa untuk selfi menggunakan phonsel tapi dia sama sekali tidak menurut.

Ya malam ini brielle pulang sekolah sengaja menggunakan bus transjakarta. Tapi justru rasa tidak nyaman akan keributan yang dibuat gangster jalanan seperti mereka. Mata brielle terfokus pada novel kesukaannya, meski dia banyak kali membaca novel Harry Potter. Tapi tidak ada tanda-tanda dia membuat ekpresi bosan. Namun dia tetap membuat novel ciptaan J.K Rowling tersebut menjadi novel yang paling dicintainya didunia ini.

"Lepasin gue anjing..."

Suara kencang itu membuat mata brielle membuka lebar penuh. Melihat gadis yang tadi dipaksa selfi kini memberontak kesal, dia menepis lengan kekar pria pria disampingnya. Lalu menonjok siapa saja yang menghalangi lengannya saat ini.

"Bangsat...berani lo sama kita 'Zee"

Teriak salah seorang dari mereka, lalu yang begitu menakjubkan adalah gadis yang begitu tomboy itu dapat menghantam dengan keras rahang pria yang paling rapat memegangi lengannya. Hingga hitungan menit saja gadis itu melompat asal dari pintu bus yang lumayan melambat karena sudah memasuki area kemacetan.

Brielle menelan ludahnya ketika melihat goresan merah yang ada sela bibir gadis berambut panjang itu. Ingin dia mengobati, padahal kini dia hanya melihat serius gadis tersebut melalui balik kaca jendela bus. Dia duduk samping kaca sehingga cukup jelas melihat wajah gadis yang seumuran dengannya itu keluar dari bus lalu berjalan menembus kemacetan dengan berjalan kaki.

"Zee...?" gumam brielle.

THE WORD HARD TO SAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang