Kini hanya ada seorang gadis cantik berkulit putih, dengan memiliki rambut panjang dan begitu hitam. Saat ini rambutnya tampak terguyur oleh tetesan air dari shower, matanya sedikit terpejam menikmati tubuhnya yang terguyur dingin oleh air. Kadang sesekali memijat pelan kulit lengan dan sebagian kulit punggungnya. Hari ini adalah awal dia mulai masuk ke sekolah setelah selama dua minggu dia libur karena tahun ajaran baru. Tak disangka dia sudah selesai dan lekas mengaitkan handuk menutupi bagian dada hingga atas lututnya. Sesampainya dihadapan cermin dia lekas memakai lumuran sunblock berupa krim putih, mengusapnya rata pada bagian lengan dan juga bahunya. Sedikit mengeringkan rambut menggunakan handuk membuat rambut panjang itu menjuntai indah kebawah.
Gadis cantik itu tidak sepenuhnya bisa menunjukan pesonanya kepada banyak orang karena gadis itu cukup pemalu dan juga paling betah untuk menutup diri. Sosok dirinya yang tertutup memanglah banyak sekali beralasan, dia benar- benar takut akan datangnya orang asing. Karena dia mengalami trauma kepada dirinya sendiri yang dulu hampir pernah diculik dan juga disiksa. Tapi dibalik sifatnya yang menutup diri dia terlahir sebagai seorang gadis yang memang cukup menawan andai saja dia tidak memakai sebuah kaca mata, tidak memakai rok yang begitu naik. Dan juga jalan yang selalu mendunduk malu menutupi wajahnya dengan rambut dengan poni depannya.
Misal salah satu daya pikatnya adalah pada bahunya yang begitu tinggi setara dengan bagian dagunya, itu merupakan hal yang begitu menawan sebagai seoarang gadis. Kulitnya juga lumayan bersih karena dia selalu merawatnya. Dia hidup dikeluarga yang sederhana, memiliki satu kakak dan juga satu adik membuat dia lumayan mandiri tinggal di Asrama Sekolah. Tapi sayang sekali memang hari ini dia masih malas mengikuti hawa liburan panjangnya. Dia mengaitkan dasinya, lalu sedikit mengikat rambutnya lekas menata beberapa buku tebal kedalam tas dan juga untuk dia jinjing didepan dada. Minimal itu dapat menutupi dirinya dengan dada indahnya, entahlah dia selalu tidak ingin menonjolkan sisi fisiknya.
"Brielle..."
Nama lengkapnya adalah Gabrielle Angelina, dia memang sosok yang culun dimata orang. Memang dia cukup pintar dikelas tapi kadang dia mengalami banyak kesusahan karena harus bertahan disatu sekolah yang isinya semua perempuan. Karena memang dia berada disekolah khusus perempuan.
"Ya Ma, sebentar lagi..brielle masih pakai kaos kaki"
"Papa mu terburu-buru sayang, bisakah kau lebih cepat?" Ucap mamanya masih menata lembaran roti untuk diolesi beberapa nutela dan menata dipiring suaminya.
Papa nya adalah seorang pengusaha tersohor di ibu kota, yang memang memiliki banyak usaha properti di bali, lombok dan juga di bima. Dia tampak sibuk, tapi selalu dia bisa diandalkan sebagai sosok kepala keluarga saat ini misal dia selalu rutin mengantar keberengkatan anak-anaknya.
"Kalau begitu brielle makan di mobil saja"
Brielle datang hanya menyomot selapis roti dan segera meneguk habis susu didalam gelas itu. Dia memang sengaja menggoda adiknya, membuat ekpresi menyebalkan. Adik perempuannya itu adalah seorang yang dingin, sama sekali berbeda dengannya yang lebih sedikit ekpresif.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WORD HARD TO SAY
RomanceGadis polos dan lugu itu bernama Gabrielle Angelina dia pendiam dan begitu lembut, dia sensitif dan juga penyabar. Hidupnya berantakan setelah mengenal Azizi Shafa Asadel seorang siswa pindahan yang begitu petakilan hobi membuat onar dan kericuhan...