Semalam saja Brielle dirawat di Rumah Sakit lantas membuat keluarga dan juga Zee cukup lega. Mereka pulang bersama dengan Zee yang duduk dimobil paling belakang dari keluarga Brielle. Setidaknya mereka tidak lagi sungkan karena orang tua Brielle yang begitu ramah membuat Zee ikut nyaman berada dilingkungan mereka.
Zee dan Brielle beruntung karena hari ini adalah hari minggu membuat mereka tidak perlu kembali ke Asrama. Brielle yang tidak ingin cepat-cepat pulang kerumah karena dikhawatirkan dirinya akan bosan dia memutuskan untuk mengajak keluarganya berjalan-jalan. Lagipula jadwal pemotretan, Veranda juga sedang kosong membuat mereka bisa beekumpul lengkap pun juga sebuah moment yang langka.
"Kakak lupa kalau sekarang hari minggu, maaf ya Zee sudah membangunkanmu terlalu pagi untuk menjemput si bocah bawel satu ini.."
Zee menggeleng pelan cukup malu. Lantas sekilas dia melihat Brielle yang sudah menatap dirinya dengan ekpsresi yang susah dia artikan.
"Tidak apa kan Zee kalau ikut kami berlibur? Kudengar dari Brielle kalau kamu siswi pindahan ya nak? Bagaimana perasaanmu baru saja pindah ke daerah sini?"
Pertanyaan Mama Brielle lantas mendapatkan tawa aneh dari Yori si kecil yang juga duduk disebelahnya.
"Yaiishh Mama kebiasaan menanyakan hal banyak sekaligus" Kekeh Yori membuat semua otomatis ikut tertawa.
Begitulah kehangatan keluarga yang selalu Zee rindukan selama ini, dia menggaruk lehernya belakangnya yang tidak gatal itu. Lalu mencoba menyembunyikan senyuman manisnya ditelapak tangannya. Hanya ada keluarga Brielle dia mendadak feminim, aslinya..jangankan tersenyum. Menunjukan giginya saja susah minta ampun.
"Aku memang pindah karena hobiku yang selalu bertengkar, jadi mungkin aku merasa biasa saja karena aku sudah terlalu sering berpindah tempat"
Tidak ada rasa kaget dari keluarga Brielle seperti apa yang difikirkan Zee sejak tadi. Justru hanya ada rasa raut wajah kagum dari Papa Brielle kali ini.
"Wah..Papa ingin banget punya anak kaya Zee. Cewek tapi tetep jagoan ya kan 'Ma? Mungkin Om juga bawaan ngidam pengen anak cowok ya Zee..hahaha" Ungkapan asal dari mulut Papa Brielle lantas mendapat hadiah pukulan kecil dari Yori yang dia merasa ucapan Papa nya akan menyinggung perasaan Zee.
Zee yang merasa terbawa suasana pun ikut tertawa. Dia sama sekali tidak mengambil hati perkataan itu karena kenyataannya dia jagoan, dan kenapa harus marah. Justru dia bersyukur sudah bisa menjadi diri sendiri ketika bertemu dengan orang tua sahabatnya.
Mereka asik mengobrol hingga melupakan putri kesayangannya yang kini tampak tidak terlalu bersemangat menghadap luar jendela, sesekali Brielle menghadap kearah awan biru yang membentuk gumpalan indah. Disana ada beberapa yang menunjukan bentuk hati, ada yang menunjukan bentuk hewan kelinci dan lain-lain sesuai imajinasi orang yang melihatnya.
"Kau demam?" Tanya Zee menempatakan punggung tengannya didahi gadis berpipi montok itu.
Secara bersamaan Brielle melepaskan skinship yang mereka lakukan.
"Tidak apa..aku hanya belum sarapan"
Veranda hanya melihat sekilas, tapi dia tau pasti perasaan Zee kepada adik kecilnya. Ada rahasia besar diantara mereka dan hanya Veranda yang mengetahuinya. Bagaimana bisa Veranda tahu..jawabannya karena pandangan mata mereka tidak dapat berbohong. Brielle sesekali melepaskan kaca matanya, membuat kedua orang tuanya terkejut. Setelah Brielle keluar dari Rumah sakit banyak hal yang berubah dari putrinya. Sedikit bersikap dingin dan tidak lagi menjadi gadis yang ceria.
Tapi tidak ingin merusak suasana liburan, kedua orang tua tersebut hanya pura-pura tidak ingin membahas apapun yang merusak mod dari anak-anaknya. Hingga berselang setengah jam merekapun sampai di villa keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE WORD HARD TO SAY
RomanceGadis polos dan lugu itu bernama Gabrielle Angelina dia pendiam dan begitu lembut, dia sensitif dan juga penyabar. Hidupnya berantakan setelah mengenal Azizi Shafa Asadel seorang siswa pindahan yang begitu petakilan hobi membuat onar dan kericuhan...