{15}

546 39 10
                                    

Cahaya matahari menciptakan panas yang terik dikala Loey membuka matanya. Namun, dia merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuhnya hingga seluruh bagian tubuhnya terasa sakit.

Loey mengerjapkan matanya beberapa kali seraya melindungi matanya dari cahaya matahari yang menyengat. Perlahan, matanya melirik sesuatu yang menindih tubuhnya. Lalu seketika, Loey merasakan panas menjalari pipinya.

"Allin?" tanyanya entah pada siapa, mungkin pada angin atau pada matahari yang berada di atas kepalanya, karena dia tak mungkin bertanya pada Allin yang tengah tak membuka mata di atas tubuhnya.

Perlahan, Loey menyingkirkan tubuh Allin yang lumayan berat. Dia berusaha agar gadis itu tak merasakan sakit.

Loey berdiri, namun dia merasa seluruh tubuhnya tak bertenaga. Ya wajar saja, sebab Loey baru saja mengeluarkan gravisnya. Dan untuk ukuran tubuhnya sekarang, dia belum bisa pulih total karena energi yang digunakannya cukup besar.

Loey mengedarkan pandangannya ke luasnya pemandangan yang berada di depannya. Langsung saja matanya menangkap pemandangan yang tak asing. Ya, Loey mengenali tempat ini, yang tak lain adalah bendungan.

Baiklah, mungkin kurang dramatis.

"AKU SUDAH KEMBALI!!!"

Loey berteriak kegirangan tanpa mempedulikan tubuhnya yang masih lemah. Tak disangka, dia menari-nari bahkan beberapa kali melompat ria. Anehnya, tubuhnya yang terasa lemah malah bertenaga layaknya seorang anak kecil yang baru menang main kelereng.

"YUHHUUUUU!!! AKU PULANG WATERFALL!!!"

Teriakannya sungguh menggelegar. Untung saja di sana Cuma ada binatang kecil yang melompat-lompat, tak luput juga capung dan beberapa kupu-kupu berlalu silih berganti.

"AKU MERINDUKAN AROMA INI!!! WATERFALL!!"

Loey mengendus-endus udara. Saking gembiranya, Loey melupakan Allin yang masih terkapar tak berdaya.

Namun, tiba-tiba saja Loey menghentikan aksi dramatisnya. Dia tersadar akan sesuatu hingga membuatnya bertanya-tanya. Apa mungkin dirinya bisa berada di bendungan? Bukankah seharusnya dirinya tak bisa lari dari negeri kegelapan? Lalu, apa ini? Apa dia bermimpi?

"Aww!" Loey merasakan sakit di kepalanya. Refleks, Loey menyentuh bagian paling sakit di kepalanya. Langsung saja Loey teringat kejadian sebelumnya, kejadian sebelum dirinya berada di tempat ini.

Otaknya berputar untuk mengingat setiap detail kejadian yang terjadi sebelumnya, lalu tiba-tiba saja...

CTAAARRRR!!

"AAKKHHHH!!!"

Lamunan Loey terbuyar ketika suara gemuruh mulai terdengar dari langit. Saking terkejutnya Loey malah berteriak seperti seorang gadis yang ketakutan dengan petir. Cuaca panas yang awalnya menyinari bumi, sekarang berganti awan gelap yang akan mendatangkan hujan. Loey berdecak, dia tak tahu harus pergi ke mana, apalagi Allin masih belum sadar.

Memilih pulang ke istana bukanlah solusi yang baik. Perjalanan ke istana memakan waktu kurang lebih tujuh jam dengan menunggangi kuda. Tak ada seekor kuda pun di sini yang bisa digunakan sebagai kendaraan. Jalan satu-satunya adalah dengan berjalan kaki. Akan tetapi, jika berjalan kaki pasti akan lebih dari tujuh jam untuk sampai ke istana. Dalam kurun waktu itu, dipastikan Loey akan kehujanan, apalagi menggendong Allin yang dirasa cukup berat. Loey yakin, gadis yang terbaring di tanah dengan wajah manis itu takkan bangun dalam waktu dekat.

Solusi terbaik yang bisa dilakukan Loey saat ini adalah mencari gubuk pemberhentian untuk berteduh. Bendungan ini biasa dijadikan sebagai tanah pemburuan, karena itulah tak jarang kawasan ini sering ditemukan gubuk persinggahan para pemburu.

FATED DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang