Hari ini adalah salah satu dari sekian banyak hari terburuk yang dilalui Allin. Pertama, ketika ayahnya memanggil dirinya pulang ke istana dengan alasan rindu, padahal tujuan utamanya hanyalah untuk menghadiri pertemuan dengan Jenderal kerajaan perihal membahas perjodohan Allin dan Traz. Allin tak pernah berpikir bahwa tujuan Ayahnya memanggilnya pulang ke istana hanyalah untuk sebuah perjodohan yang tak diinginkannya. Setelah mendengar panggilan atas namanya oleh kakek Lewis yang datang dari kerajaan, Allin mulai merasakan keanehan yang menyelubungi. Sangat aneh jika ayahnya memanggilnya pulang hanya karena rindu, sebab Allin begitu mengenal sosok Raja Alex yang takkan pernah berkata rindu meskipun seberapa ingin dirinya bertemu Allin.
Prasangka Allin mulai memburuk ketika sampai di istana. Para pelayan langsung menggiringnya menuju bak pemandian dan berendem dalam taburan bunga mawar. Semua pelayan istana sudah tak asing lagi dengan kebencian Allin terhadap bunga mawar, namun entah kenapa mereka masih saja memaksa Allin untuk berendam jika tak ada sesuatu hal yang cukup penting.
Untung saja Allin sempat melarikan diri sebelum memasuki ruang pertemuan. Meskipun Allin menyukai Traz, dia tetap takkan ikhlas jika dirinya dijodohkan demi politik. Dengan berlari sembari mengangkat gaunnya bersama kaki tanpa alas, Allin melompati pagar yang cukup tinggi setelah berlari cukup jauh ke tempat terkhusus yang sering dijadikannya sebagai tempat pelarian. Untuk pertama kalinya Allin membenci gaun kuning meskipun warna kuning adalah warna kesukaannya.
Seperti belum puas mempermainkannya, hari ini Allin lagi-lagi bertemu dengan seorang manusia yang hendak bunuh diri di lingungan kerajaannya. Sungguh luar biasa, memangnya kenapa mereka selalu melakukan aksi bunuh diri di negerinya, memangnya mereka kira negeri ini hutan mayat? Memangnya mereka kira tanah di negeri ini cukup untuk menampung mayat? Sudah berulang kali Allin bertemu dengan manusia putus asa seperti itu, namun baru kali ini Allin dibuat begitu repot.
Di sinilah Allin sekarang berada, di kediaman Kakek Lewis sembari mendengarkan suara pekikan kasar dari balik pintu. Di dalam sana kakek Lewis bersama lelaki antah-berantah tersebut sedang memperdebatkan sesuatu hal yang sudah tertebak akhirnya. Namun entah kenapa Allin merasa lelaki yang satu ini cukup merepotkan kakek Lewis yang notabene juga gurunya.
"Kenapa mereka belum sadar juga?" Serin menggerutu menyaksikan dua pemuda bertelanjang dada terbaring di sebuah ranjang kayu. Sekarang mereka tengah berada di ruang tamu rumah kakek Lewis yang menugaskan mereka bertiga untuk menjaga dua pemuda yang baru saja ditemukan Tania dan Serin di tembok perbatasan. Kata Kakek Lewis, mereka berdua datang bersama lelaki yang sedang berdebat dengan Kakek Lewis di dalam sana.
"Karena ada kau di sini makanya mereka tidak ingin bangun!" Tania tak hentinya memberikan nistaan pada Serin.
"Ishh Tania!" Serin mencebik. "Kau ini selalu saja menistaku. Belum puas kau menjadikan penistaan terhadapku sebagai pekerjaan sehari-harimu? Apa kau masih ingin menistaku di depan dua pemuda tampan?! Tega sekali kau!"
"Apa yang kukatakan itu sebuah fakta, Serin." Tania beranjak dari kursi pojokan yang berdekatan dengan jendela, yang sedari tadi didudukinya. "Mereka tidak ingin bangun karena tak ingin melihat wajah jelekmu. Kau lupa tadi ketika mereka bertemu denganmu salah satunya langsung pingsan."
Serin mulai bersedih. Dikatakan jelek adalah suatu penistaan tiada tara yang sulit untuk dimaafkan. Gadis cantik yang menjadi rebutan sekampung sepertinya dinista berwajah jelek adalah suatu kesalahan semata. "Siapa bilang aku jelek. Justru aku lebih cantik darimu!"
"Kalau kau tidak jelek kenapa sampai sekarang kau belum memiliki kekasih?" Tania begitu kentara, membuat Serin semakin memajukan bibirnya yang awalnya telah monyong lima senti. Ingin sekali rasanya Serin mencakar wajah Tania, namun dia tak memiliki keberanian mengingat Tania adalah gadis terjudes yang pernah terlahir di Firewall.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED DESTINY
Fantasy"Tak ada satupun makhluk di bumi ini yang mampu melawan takdir, kecuali aku. Takdirku...aku dan kamu, meskipun dunia menentang, aku akan melawan dunia demi dirimu." -Loey Fawn Oargio "Walaupun takdir memisahkan kita bahkan ribuan tahun lamanya, kupa...