LT| Chapter 01|

62 14 11
                                    

Happy reading❤

Author Pov

Matahari muncul dengan malu-malu dari ufuk timur, menyinari bumi dengan gagahnya. Di rumah yang sederhana itu terlihat seorang lelaki urakan yang sepertinya baru keluar dari kamarnya.

Berjalan kearah meja makan yang bersatu dengan dapur. Membuka penutup makanan, namun saat setelah membukanya ia menghela napas dan menutup meja kosong itu dengan penutup makanan itu lagi.

"Uang aja nggak bisa nggak gue kasih, tapi buatin gue sarapan aja nggak bisa! Dasar wanita mata duitan" gerutu lelaki dengan penampilan urakan itu.

Berjalan keluar rumah, menelusuri jalan setapak yang hanya muat untuk satu mobil. Setelah berjalan beberapa lama, dia terlihat berbelok kearah rumah sederhana yang di depannya terdapat warung yang lumayan besar, yang menjadi langganan orang-orang tempat dia tinggal untuk berbelanja, karena tempat yang dekat dan lengkap, seperti minimarket saja.

Mengetuk pintu dan mengucapkan salam dengan sopan. Tak berapa lama pintu terbuka dan menapakkan seorang lelaki baya yang sepertinya baru menginjak kepala 40 tahunan.

"Ehh nak Arsen, mau jemput Dikha ya?" tanya lelaki baya itu dengan nada yang menghanyutkan.

"Iya pak" jawab Arsen malu-malu sambil menggarukkan belakang kepalanya.

"Ya udah, nak Arsen masuk dulu, kebetulan kita lagi sarapan,nak Arsen sekalian ikut sarapan saja, nak Arsen pasti belum sarapankan?" ajak Bapak Dikha.

"Anu... Nggak usah pak" balas Arsen dengan senyumannya.

"Kenapa? Anggap aja bapak, ibu, Dikha seperti keluargamu! Ya udah ayok masuk" paksa Bapak Dikha.

"Makasih pak, maaf repotin bapak sama ibu mulu, Arsen jadi malu" ucap Arsen dengan cengirannya.

"Alah kamu ini kaya bapak, ibu sama Dikha siapa saja" balas Bapak Dikha.

Arsen hanya menganggapinya dengan cengirannya. Mengekori Bapak Dikha berjalan kearah meja makan. Disana terlihat Ibu Dikha, Lili adik Dikha yang baru menginjak kelas 3 SD dan tak lupa sahabat kecilnya itu, Dikha. Menatapnya bingung, karena seperti orang yang sedang malu padahal biasanya diakan malu-malu in.

Saat disana, Arsen langsung disambut dengan ramah dengan Ibu Dikha. "Ehh nak Arsen, mau jemput Dikha ya? " tanya Ibu Dikha.

"Iya bu"jawab Arsen menunduk.

"kalau begitu nak Arsen ikut kita sarapan saja, sambil menunggu Dikha" ajak Ibu Dikha.

"Makanya bapak suruh nak Arsen kesini, buat ikut sarapan" celutuk Bapak Dikha yang bernama paman Hendra.

"Loh iya toh? Ibu mana tau pak, ya udah kalau gitu nak Arsen ndak boleh nolak! Ayok duduk-duduk" ucap Ibu Dikha yang bernama bibi Sarah mempersilahkan.

Dengan senyumannya Arsen duduk di samping Dikha yang melihatnya dengan tatapan mengintimidasi, seolah meminta penjelasan. Melihat sahabat kecilnya menatapnya seperti itu dengan isyarat mulut Arsen mengatakan bahwa ia akan memberi tau dia saat di jalan.

Yah... Sepertinya Arsen tak bisa menyembunyikan sesuatu dari sahabat sejak kecilnya itu.

*****

 LOVE TROUBLEMAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang