LT|Chapter 04|

27 9 0
                                    

Happy reading
Jangan lupa tekan bintang dipojok kiri 🙌

Setelah berjalan melewati jalan setapak, Arsen akhirnya sampai di rumahnya. Saat ia akan membuka pintu rumahnya, tiba-tiba pintu rumahnya terbuka dan orang yang melakukannya tidak lain adalah ibunya sendiri.

Menatap garang Arsen yang berdiri tegak didepannya. Meneliti setiap jengkal tubuh anaknya itu.

"Kamu enggak bawa uang?" tanya Ibu Arsen. Adisa Argani.

"Saya mau ganti baju dulu, baru kerja" jawab Arsen acuh.

"Kamu ngerti peraturan di rumah saya kan? Kamu enggak lupa? " tanya Adisa menekan setiap kata.

"Tapi enggak mungkin saya kerja pakai baju sekolah saya?" kesal Arsen.

"Saya tidak peduli, yang saya mau uang! Masih untung saya mau menampung kamu hidup dengan saya, bukan seperti ayah kamu yang melantarkan kamu begitu saja" ucap Adisa mengungkit-ungkit masa lalu.

"Saya tau, tapi anda tak seharusnya terus-menerus mengungkit masalah itu! Biarkan saya ganti baju dan saya akan pulang membawa uang seperti yang anda mau" balas Arsen sengit.

"Baiklah, silahkan! " ucap Adisa sambil memberi jalan Arsen untuk masuk.

Arsen segera berlalu masuk, dan membanting pintu kamarnya karena kesal bercampur marah melihat ketidak perdulian ibunya pada anaknya sendiri.

"Heh itu pintu di beli pake uang ya, emangnya kamu bisa ganti apa? " teriak Adisa.

"Yang cari uang juga guekan? " teriak Arsen balik.

"Kamu udah mulai ngelunjak ya? Kamu lupa saya ini siapa? " sinis Adisa.

"Ibu kandung tapi kelakuan kayak ibu tiri"  Jawab Arsen acuh.

"Kamu!! " tunjuk Adisa saat melihat Arsen keluar dari kamarnya.

"Udah ah, saya mau cari uang" acuh Arsen memakai jaketnya.

Berjalan meninggalkan Adisa yang sedang melotot menahan amarah nya.

*****


  Berjalan dengan tenang sambil menghirup dan menghembuskan nafasnya untuk meredakan emosi yang sudah di ujung tanduk. Bersenandung kecil dan melihat sekeliling untuk menghilangkan bosan saat berjalan menuju tempat kerjanya.

Setelah sekian lama berjalan, akhirnya Arsen sampai di tempat kerjanya. Bengkel yang terkenal ramai pengunjung.

  

  Seperti biasa, Arsen selalu di suguhi oleh pemandangan orang-orang sibuk dan berisik tentunya.

"Eh Arsen!! Cepetan kesini malah bengong di depan, lagi rame nih" teriak teman kerja Arsen panggil saja bang Reno.

Pemuda baik yang selalu giat mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup ibu dan adiknya. Memang Ayahnya bang Reno sudah menghadap sang ilahi, jadi dialah yang menjadi tulang punggung keluarganya.

Disini memang rata-rata hanya lulusan SMA atau bahkan lulusan SMP,  SD dan bahkan masih sekolah  Arsen. Bos mereka memang orang yang terkenal baik, dia tidak pernah menyulitkan para pekerjanya. Cenderung bersikap pengertian dan sangat ramah.

 LOVE TROUBLEMAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang