LT|Chapter 03|

42 14 8
                                    

Happy reading
Warning typo bertebaran
Dont forget klik bintang di bawah ya❤

Di lorong menuju kantin, seorang lelaki berjalan atau lebih tepatnya seperti berlari sambil memasang wajah yang menyeramkan membuat setiap murid yang tak sengaja berpapasan dengannya menjadi merinding dan memilih tak menyapanya.

"Apa sih maksud Dikha ungkit-ungkit gadis matre yang enggak beda jauh ama wanita gila uang itu?" gumam lelaki yang tak lain adalah Arsen.

Ahhh... Tadi yang enggak sengaja gue tabrak siapa ya? Aduhh tau ah pusing, batin Arsen.

Iya,  lelaki yang tak sengaja Callista tabrak atau lebih tepatnya saling tabrakan adalah Arsen, lelaki yang terkenal dingin ke setiap gadis membuat gadis yang menyukainya hanya bisa menatap dia dari jauh dari pada kena tatapan dingin lelaki itu.

Memasuki kantin dan berjalan ke kursi pojok, duduk dan melipat tangannya di atas meja, menenggelamkan  wajahnya di antara lipatan tangannya itu. Menghela napas sambil menutup mata hitamnya, mencoba mencari ketenangan untuk menenangkan emosinya yang hampir meluap mendengar nama gadis yang tak ingin dia dengar atau lihat.

Baru saja ia merasakan ketenangan, terdengar suara derap suara kaki. Menoleh dengan posisi yang masih sama. Mengetahui orang itu siapa, Arsen menghela napas kasar dan kembali menenggelamkan wajahnya.

Dikha, lelaki yang mengganggu ketenangan Arsen. Menatap sekeliling mencari seseorang yang membuatnya hampir mendapatkan masalah dengan guru yang terkenal killer di jajaran kakak kelasnya. Melihat seorang lelaki yang duduk sambil menenggelamkan wajahnya di antara lipatan tangannya. Ia segera berjalan dengan tergesa dan menggebrak  meja itu tak peduli dengan penjaga kantin yang menatapnya dengan garang karena membuatnya hampir terkena serangan jantung.

"Ehh kampret, lo ya kalau lagi marah kek cewek tau nggak? Suka ninggalin nggak jelas sebelum nyelesaiin masalahnya" omel Dikha saat duduk di depan Arsen.

"Kalau gue kek cewek kenapa? Masalah apa? Lo tuh kek emak emak arisan suka banget ngegosip yang enggak-enggak" gumam Arsen tak bisa didengar oleh Dikha.

"Lo ngomong apa? " tanya Dikha mendengar gumaman  Arsen.

"Hmmm" Jawab Arsen,  malas berdebat dengan Dikha.

"Tau ah, tau enggak? Gara-gara elo gue hampir kena masalah ama guru gajah yang di kenal killer di jajaran kakak kelas" ujar Dikha.

"Nggak nanya juga, ngapain ksh tau? Nggk peduli juga kalau lo kena masalah" desis Arsen pelan yang hanya bisa didengar olehnya.
"Lo ngomong apa sih? Dari tadi nggak jelas! " sinis  Dikha jengkel.

"Lo tuh yang enggak jelas" jawab Arsen lirih dan tak bisa didengar oleh Dikha, "Hmmm" jawab Arsen malas berdebat.

"Eh dari tadi Hammm  hemmm  hammm hemmmm, ngomong  yang bener dong, enggak bisa ngomong?  Mendadak bisu?  Atau gimana? " tanya Dikha jengkel.

"Berisik" sinis Arsen.

"Dari tadi gue ngomong panjang kali lebar kali tinggi kayak rumus luas persegi panjang, lo cuman bilang "berisik"? Mati ae sana" ucap Dikha benar-benar jengkel.

Arsen tak peduli lagi dengan sahabat satunya itu. Ia memilih tidur dari pada harus mendengar gerutuan-gerutuan tak bermutu dari mulut sahabat kecilnya itu.

 LOVE TROUBLEMAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang