Twenty Four

12.2K 546 55
                                    

Warning !!! Adegan 'if you know what I mean' !!! Terdapat beberapa kata frontal saat adegan, jadi jika gak nyaman atau gak suka bisa di lompatin.

Karena dari kemarin isinya full aksi, disini isinya full romance adegan dewasa.

Selamat membaca 😊

Seorang lelaki bertopeng itu, memasuki sebuah ruangan yang sedikit gelap dan rahasia, disana dia bertemu dengan seorang perempuan yang sepertinya memang sudah menunggunya sedari tadi.

"Darimana saja kau ?? Dan...apa yang terjadi pada kaki mu ??" Perempuan itu terlihat panik saat melihat darah mengalir dari kaki lelaki itu.

"Tidak masalah, Jenny, hanya sedikit terluka." Ujar lelaki itu pada perempuan bernama Jennyfry itu, iya kalian tidak salah dia adalah Jennyfry Cadenza.

"Jangan katakan 'sedikit luka' ! Kau pikir bisa menipu ku dengan darah yang keluar dari sana, itu bukan hanya sekedar luka." Ujarnya membantu dan memapah lelaki bertopeng itu, meski menggunakan topeng tetapi Jennyfry mengenali siapa yang ada di balik topeng tersebut.

Jennyfry membawanya ke ruang tengah, dan membantu nya untuk duduk di sofa. Setelah itu Jennyfry segera berlalu dari sana mengambil kotak P3K miliknya.

Sementara menunggu lelaki itu melepas topeng serta jubah yang menutup tubuh nya, sehingga terlihat kalau dirinya masih menggunakan kemeja berwarna putih dan jas hitam resmi miliknya.

"Kau tidak mengganti pakaian mu, hmm ?? Bukankah kemeja itu akan kau pakai besuk ??" Tanya Jennyfry mendekatinya sembari membawa kotak yang berisi berbagai jenis obat serta ember yang berisi air bersih, untuk membasuh luka.

"Malas, lagipula aku masih memiliki banyak kemeja untuk besuk." Ujar lelaki itu merebahkan tubuhnya sejenak rasa penat dan lelah menjalar ke tubuhnya.

Jennyfry hanya bisa menggeleng melihat kelakuan kekasihnya, perempuan itu pun membasuh kaki lelaki itu, dan mulai mengobati nya dengan obat merah khusus untuk luka, terakhir tak lupa Jennyfry membungkus luka itu dengan sedikit perban disana.

"Masih sakit ??"

Lelaki itu menggeleng, Jennyfry pun bangkit mengangkat ember sekaligus kotak itu, hendak mengembalikannya ke tempat semula, tetapi di cegah oleh lelaki itu dengan memegang tangannya.

"Taruh saja di meja, aku ingin kau disini."

Jennyfry segera menaruh ember dan kotak itu di meja, dan segera duduk di sebelah lelaki itu, memandangnya dengan penuh khawatir.

"Ada apa ?? Kau baik baik saja, kan ??" Tanya Jennyfry dengan penuh kepanikan, sementara lelaki itu tersenyum jahil disana.

"Tidak, aku tidak baik baik saja. Bahkan aku merasa semakin gila, ketika aku menjauh darimu." Ujar lelaki itu dengan seringaian jahilnya, membuat Jennyfry terkekeh geli meski ada rasa sebal karena gombalan basi itu.

"Berhenti bercanda ! Itu tidak lucu, kau tahu." Ujar Jennyfry dengan nada kesal yang di buat buat olehnya, membuat lelaki itu kini berganti terkekeh geli, dan mendekatkan wajah mereka.

Lelaki itu menempelkan keningnya pada Jennyfry, dan kedua mata itupun saling beradu pandang satu sama lain. Bahkan lelaki itu sengaja menggesekkan kedua hidung mancung mereka.

"Itu tidak bercanda, sayang. Dan aku semakin gila saat itu, kau tahu."

"Hmmm..." Jennyfry hanya tersenyum ke arah lelaki itu.

Lelaki itu mulai mengarahkan tangannya menyusuri wajah cantik kekasihnya itu, bahkan matanya pun memandangi wajah indah bak dewi di depannya itu.

"Tetapi sekarang, aku merasa aku semakin gila saat aku tak dapat menahan hasrat di dekat mu."

Lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya dan menyatukan kedua bibir mereka layaknya potongan puzzle yang menempel menjadi satu, tangan lelaki itu memegang tengkuk Jennyfry untuk memperdalam ciuman itu, dan sebaliknya perempuan itu mengalungkan kedua tangannya, bertanda jika ciuman ini akan berlanjut hingga di atas ranjang.

"Eumh.... ehm...."

Erangan Jennyfry keluar dari mulutnya tatkala lidah lelaki itu masuk ke dalam mulutnya dan beradu dengan lidah nya. Tidak hanya itu, lelaki itu bahkan kini mulai beralih ke leher jenjangnya, dan mulai mengecup dan menjilati nya.

"Ah...Geoo... Georsa..."

"Yeah Jenny, call me more, baby..."

Lelaki itu semakin menggila dengan sebutan namanya di desahan gadis itu, segera lelaki itu mengigit lehernya dan memberi beberapa tanda disana, merasa tak cukup, lelaki itu ingin gadis di bawahnya ini berada di bawah kekuasaan nya.

Aku sudah tidak tahan, lagi pikir lelaki itu, dengan segera lelaki itu mengangkat gadis itu, dan membawanya masuk ke dalam kamar, tak lupa dia menutup pintu kamar. Segera lelaki itu menaruh tubuh gadis itu di atas kasur.

Jennyfry pun sedikit menggeliat disana, membuat lelaki itu semakin tak bisa menahan diri, tiba tiba di sekujur tubuhnya di terjang rasa panas akibat meningkatnya gairah seksual di dalam hasrat nya, segera lelaki itu melepas semua pakaian yang berada di tubuhnya, dan dalam hitungan detik lelaki itu menindih Jennyfry.

Jennyfry hanya bisa pasrah, saat tangan lelaki itu melepas semua pakaiannya dan membuat tubuhnya kini polos tanpa sehelai kain pun disana.

Tangan lelaki itu mulai meraba tubuh polos gadis itu, sementara mulutnya sibuk menjelajahi leher yang belum sempat dia eksplor seluruhnya. Desahan mulai terdengar disana tatkala tangannya menyentuh bagian sensitif gadis itu, tepatnya di bagian dada nya yang terlihat membulat dan berisi penuh, dengan sengaja tangannya mulai bermain nakal di antara kedua dada yang membusung besar dan padat itu.

Desahan nikmat pun tak terelakan disana, bahkan lelaki itu tak membiarkan gadis di bawahnya lengan sedikitpun. Wajah nya pun dia alihkan ke arah kedua dada besar nan padat itu, matanya menatap lapar kedua bulatan itu, dan dengan perlahan lidahnya tertatih untuk menjilat dan menyentuh dada itu, bahkan lelaki itu menyesap lembut bagian putingnya dan memainkan puting lainnya.

Sungguh permainan lelaki itu terlalu nikmat untuk nya, gadis ini sama sekali tak bisa berhenti menyebutkan nama lelaki itu, bahkan gadis itu kini kehilangan kesadarannya, dirinya tidak memikirkan apapun selain lelaki di atasnya ini, bahkan saat lelaki itu mulai menyentuh bagian sensitif bawahnya, disaat itulah Jennyfry merasakan kenikmatan duniawi yang sesungguhnya.

Lelaki itu beralih ke Miss V milik Jennyfry, lelaki itu melirik sekilas ke arah gadis itu yang di mana, menampilkan wajah memohon padanya seolah olah minta untuk di masuki olehnya. Lelaki itu terkekeh, meski sudah berkali kali melakukan hal seperti ini, semenjak Ribkha ( sekarang menjadi Jennyfry) tersadar, lelaki ini kerap melakukan hal seperti ini dengan gadis itu.

Tetapi sepertinya lelaki ini ingin menikmati permainan secara perlahan, dia tak ingin langsung memasuki inti dari permainan ini, dengan memasukkan entah miliknya ataupun jarinya saja ke dalam lubang itu, dia ingin melakukan permainan secara perlahan dan nikmat.

Lelaki ini segera mendekatkan wajahnya ke daerah bawah gadis itu, dan mulai menjilat beberapa titik sensitif nya disana, tidak hanya itu tangannya bermain main disana, membuat Jennyfry semakin kacau, rambutnya berantakan disana dan disini, tangannya menggenggam erat sprei di bawahnya.

Jennyfry tahu betul kekasihnya ini sangat suka permainan secara perlahan namun mematikan. Terbukti Jennyfry sangat menikmati permainan ini dan takluk di bawah sentuhan lelaki itu, dia seharusnya tahu jika lelakinya ini tidak hanya seorang kriminal dan mafia biasa, tetapi juga seorang psikopat.

💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫

Bersambung....

Adegannya lanjutin pakai imajinasi ya 😅😅 soalnya author bingung buat adegan lanjutannya...

Maaf bagi kalian yang mungkin kecewa karena potongan di tengah tengah nya, doain aja Author dapat refrensi dan bisa buat adegannya utuh di adegan depan nya.

Oke...

Sekian dulu disini, dan...

Byeee....

My Love Wild StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang