Twenty Eight

12.7K 512 21
                                    

Seorang lelaki dengan gusar dan tampak kesal melangkahkan kakinya, melewati jalanan yang sepi malam itu, mulutnya menggerutu kata kata tak jelas yang dia ucapkan dengan pelan.

Tentu saja lelaki itu akan menggerutu, Mark merasa tugas dari Andy dan Aysa yang membuat nya kesal, Mark ingin bertingkah seperti seorang lelaki jagoan yang melawan seorang mafia bukan bertugas menjadi mata mata untuk Klaara.

Apalagi Mark sudah sangat membenci gadis yang sangat menyukai Mark sejak awal. Lelaki ini paham, kenapa Klaara dulu mengajaknya untuk bekerja sama, bukan karena mereka memiliki musuh yang sama (mengetahui kalau Aysa tidak hanya memiliki satu musuh saja), tetapi tujuannya untuk mendekati Mark, tentu saja lelaki ini menolak dengan mentah perasaan Klaara.

Lebih baik Enanka di banding dengan Klaara, mengingat nama Enanka. Mark mulai tersenyum tipis saat malam kemarin di markas Aysa, dan menyatakan bahwa kini Andy dan Enanka masuk menjadi bagian dari mereka untuk menghadapi seorang gadis mafia gila bernama Klaara.

Kalau di ingat-ingat, Mark menjadi merasa bersalah saat di Rumah Sakit tidak menolong Enanka saat wanita itu di dorong kasar oleh Aysa. Meski Mark tahu kalau ini semua bukan salah Enanka, tapi apa daya demi rencana mereka agar tidak gagal. Dan untuk Klaara tentu saja Mark sama sekali tak merasa bersalah. Catat itu !!

Dan sekarang ??? Dia harus menemui Klaara demi kepentingan rencana mereka, oh rencana gila apalagi ini, tapi memang mereka sangat membutuhkan informasi dari Klaara.

Mark dengan ogah ogahan melaju ke kafe, tempat dia dan Klaara sudah berjanji untuk saling bertemu, Mark tidak boleh menunjukkan ketidaksukaan nya, apalagi saat di hadapan Klaara, Mark memiliki posisi sebagai double spy.

"Kau terlambat 20 menit, Mark. Beruntung aku masih mau menunggu mu disini." Ujar gadis yang sangat tidak ingin di temui Mark saat ini.

Dan alasan aku terlambat adalah, aku enggan bertemu dengan mu batin Mark menggerutu tak jelas, tapi demi peran, Mark mulai mengeluarkan senyuman canggung.

"Well, jalanan Roma macet. Jadi ada apa ??" Ujar Mark memberikan alasannya.

"Duduklah, aku ingin mendengar semua rencana yang kau dengar dari Aysa dan Andy." Ujar Klaara.

Sementara Mark duduk di depannya, membuat posisi ternyaman nya, meski hal tersebut tidak merubah gerutuan di dalam hatinya, bersabarlah wahai Mark.

"Tidak ada yang menarik. Aysa terlihat semakin frustasi semenjak kehilangan Ribkha, dan Andy yang mengurusi perusahaan." Ujar Mark berbohong, tentu saja dia tidak akan mau membicarakan tentang rencana yang aslinya pada Klaara.

Hey Mark tak sebodoh itu, tidak mungkin dia akan mengatakan pada Klaara kalau dia dan kedua temannya akan menjebak dan menyerbu gadis itu.

"Bagaimana soal Jennyfry ??"

Mark tersentak, bagaimana Klaara bisa tahu soal Jennyfry ?? Sedetik kemudian Mark tersadar jika Klaara adalah mafia dengan ribuan mata mata yang selalu mengintai perusahaan Aysa dari balik bayangan.

Mark sendiri heran, sebenarnya dendam apa Klaara pada Aysa sehingga dia selalu mengirim hampir puluhan mata mata untuk Aysa, Mark sendiri saat menjadi musuh Aysa tidak sebegitu nya mengirim mata mata.

"Oh soal itu, yang aku tahu dia hanya bekerja sama dengan lelaki bernama Georsa." Ujar Mark dengan datar.

"Georsa ?? Ya, aku ingat dia mengajakku bekerja sama menghancurkan Aysa, aku tak menyangka Aysa memiliki musuh yang sangat banyak." Ujar Klaara dengan nada heran.

Disaat inilah, Mark memainkan perannya, wajahnya yang menampilkan tatapan datar biasa, berbanding terbalik dengan hatinya yang menyeringai licik menatap Klaara.

Bersiaplah masuk perangkap ku, Klaara Albert kita lihat seberapa hebat keluarga sialan mu itu

"Kalau kau tak keberatan, kita bisa mengajaknya masuk ke sini, ku dengar dia bekas mantan mata mata FBI dulu." Ujar Mark memberikan pendapat yang Mark yakin 100% jika gadis di depannya akan menyetujuinya.

"Hmmm boleh juga, dia bisa kita manfaatkan untuk rencana ini." Ujar Klaara menampilkan seringaian licik.

Kena kau !!! Mark menyeringai licik saat Klaara benar benar masuk perangkap jebakan yang telah di siapkan oleh Mark, Aysa dan Andy.

_******_

"Frend, aku minta kau menyebarkan identitas ku, dan jangan sampai ada yang curiga dengan identitas palsu ini."

"Baik, tuan."

Segera lelaki itu mengambil dokumen identitas palsu itu, untuk menyebarkan identitas itu agar tak ada yang mencurigai dirinya sebagai seorang Ribkha Alodie, yang kini berubah nama menjadi Jennyfry Cadenza.

Lelaki itu kemudian berlalu dari sana, dan Jennyfry sedikit tersenyum senang, dengan begini rencana pembangunan penjebakan akan berjalan dengan lancar sesuai keinginan mereka.

"Sayang, kau bekerja lagi hmm ??" Tanya seseorang dari belakang, rupanya itu adalah Aysa Georgeo, kekasihnya yang mendengar semua ucapan Jennyfry.

Jennyfry membalik badan dan tersenyum ke arah lelaki yang kini berjalan menuju ke arahnya. Gadis itu segera mengalungkan tangannya ke leher Aysa dan tersenyum padanya.

"Hanya sedikit, membuat identitas palsu untuk rencana ini."

"Sudah aku bilang, jangan terlalu banyak bekerja, itu tidak baik untuk kehamilan mu. Bukankah aku bisa membuatnya nanti, hmm ??"

"Ayolah, Geoo, hanya sebentar saja tadi, lagipula aku bosan jika hanya berdiam diri."

"Kau tahu, Caden... Kau memang nakal, ku rasa aku akan memberikan hukuman untuk mu."

Aysa segera menarik gadis itu dan memojokkannya ke dinding terdekat, di sana Jennyfry sedikit membuka mulut merintih kesakitan, Aysa langsung menggunakan kesempatan itu untuk mencium bibir gadis itu, dan sedikit menggigit bibirnya sehingga membuat gadis itu membuka mulutnya sedikit, membuat lidah Aysa langsung masuk ke dalam mulutnya dan mulai bermain disana.

Disaat Jennyfry terengah-engah kehabisan nafas, Aysa pun melepas ciuman di bibir dan kemudian beralih ke leher jenjangnya. Oh jangan sekarang Aysa, kau sedang ada di markas bukan di dalam kamar.

"Geoo... Lepas ini, di markas... Ugh... Kita lanjutkan nanti di kamar saja..." Ujar Jennyfry mati matian menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya saat Aysa menjilat dan menggigit lehernya.

Bukan Aysa namanya jika tidak keras kepala, lelaki itu pun mencium bibir Jennyfry kembali, lidah keduanya pun bertarung hebat di dalam mulut Jennyfry, membuat keduanya asyik dengan dunia mereka tanpa mengetahui tiga orang baru saja datang dan menyaksikan keduanya.

"Ehem !!!" Salah seorang nya berdehem cukup keras, sehingga membuat Aysa kesal dan terpaksa melepas ciuman itu, Aysa menoleh dan mendapati Andy, Mark, dan juga Enanka berdiri di dekat pintu menatap ke arah mereka.

Jennyfry mengalihkan wajahnya malu, sementara Aysa memandang datar ketiganya, sembari menggerutu kesal dalam hatinya. Hey !! Bisakah kalian tidak mengganggu keasyikannya dengan kekasihnya.

Sebaliknya ketiganya menatap Aysa dengan kesal, hey !! Kalau mau bercinta sebaiknya pesan kamar hotel sana !!! Bukan di markas !!

"Sudahlah, ada apa kalian kemari ??" Tanya Aysa tanpa basa-basi.

Ketiganya terdiam untuk beberapa saat, seolah pemandangan yang mereka lihat barusan membuat memori mereka sedikit terguncang.

"Rencana kita berhasil.." ujar Mark memecahkan keheningan disana.

"Benarkah ?? Bagaimana ??" Tanya Andy dengan sedikit senang.

Mark terdiam beberapa saat, kemudian menyeringai licik menatap mereka, "tikus itu telah terpancing perangkap kita."

💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓🔫💓

Bersambung....

Maaf semua baru update, entah kenapa dua hari kemarin ide langsung blank seketika...

Kayanya sekarang gak bisa janji update cepet kaya kemarin, tapi aku usahain gak lebih dari seminggu udah update..

Oke segini dulu...

Byeee

My Love Wild StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang