BAB X

50 2 0
                                    

Setelah seminggu sekelas dengan Laras, nampaknya Farel sudah akrab dengannya.

"eh kita ke kantin yuk!"

Ajak Farel pada Laras.

"hmm yuk"

Laras menerima ajakan Farel.

Dengan girangnya Farel menggiring jalan Laras ke kantin.

Jelas saja. Siapa yang tidak girang ketika gadis yang dia suka menuruti ajakannya.

Selama hampir 3 bulan mereka menjalani PDKT dan tibalah hari dimana Farel mengungkapkan rasanya pada Laras.

Ini terjadi di rumah Laras ketika mereka berdua belajar kelompok di taman depan rumah Laras.

"Ras?"

"iya?"

Laras menengok.

"aku lagi mau ngomong sesuatu nih"

"ngomong apa?"

"hmm..."

Farel teringat dengan pembicaraannya tadi dengan kak Fikri. Dia jelas meminta ijin dulu pada kak Fikri sebelum menjadikan Laras pacarnya.
Sebenarnya Farel ingin langsung meminta ijin pada kedua orang tua Laras namun orang tua Laras sedang ada di luar kota.

Pesan kak Fikri yang diingat Farel adalah.

Karena kamu meminta dia baik-baik sama saya, maka saya ijinkan. Tapi ingat! Jika suatu saat nanti kamu ada masalah sama Laras, tolong disikapi dengan dewasa. Jangan pernah sakiti dia apapun bentuknya. Fisik maupun mental kau tidak punya hak untuk itu. Hak kamu hanya mencintai dia dan melindungi dia sebisa kamu. Mengerti?

Kata-kata itu selalu ternyiang-nyiang di kepala Farel. Huhh tanggung jawab yang besar.

"Rel kamu mau bilang apa?"

"aku mau bilang kalo... Aku..."

Tampaknya Farel begitu gugup.

"aku suka sama kamu dan mungkin sudah mencintaimu. Maaf karena baru memberitahumu"

"kamu suka sama aku? Kok bisa?"

"cinta itu datang tanpa diundang Ras, aku cinta sama kamu pun itu rasanya aneh. Tapi ya gimana? Ini anugerah. Anugerah terindah"

"hmm :)"

Laras hanya tersenyum dengan mata yang berkaca. Nampaknya dia terharu.

"kamu mau jadi pacar aku?"

"tapi aku harus ijin dulu Rel sama kak Fikri"

"aku sudah ijin sama kak Fikri dan kak membolehkan itu"

"sungguh?"

Laras tampak bahagia.

"kok kamu kayaknya bahagia banget? Kamu juga suka ya sama aku? Hahaha"

"ih Farel apaan sih"

Hari itu pada tanggal 18 Mei Farel dan Laras resmi berpacaran.

(kembali ke cerita normal)

" yaa Allah kuatkan hamba untuk mengambil keputusan ini..."

Farel terlihat sangat tidak kuat menyudahinya.

"waalaikumussalam"

Kak Fikri menjawab salam Farel.

"Farel? Kamu ada janji sama Laras hari ini? Kok Laras gak kasih tau"

"hmm aku emang gak kasih tau Laras kak:)"

"yaudah masuk dulu biar saya panggil Larasnya"

Farel pun masuk kedalam rumah Laras dan tak lama kemudian kak Fikri datang bersama Laras.

"kak Fikri tinggal dulu yaa.."

"eh kak gausah, hmm aku mau ngomong juga sama kakak"

"hmm kayaknya serius nih haha"

Entah apa yang kak Fikri pikirkan tapi sepertinya kak Fikri berharap itu adalah hal yang baik.

"jadi gini kak, aku kesini mau ngomong masalah hubungan aku sama Laras. Sudah aku pikirkan dengan sangat matang keputusan ini. Dulu aku meminta Laras ke kakak itu dengan baik-baik. Sekarang aku ingin melepaskannya pun dengan cara baik-baik"

"maksud kamu Rel?"

Tanya Laras.

"aku mau menyudahi hubungan ini. Ras, hubungan yang selama ini kita jalani itu salah. Ini bertantangan dengan hukum Allah. Maaf karena aku yang memulai cerita ini. Kamu dulu wanita sholeh yang taat. Tapi semenjak aku hadir, aku menciptakan dosa baru untuk kamu. Dan itu bertahan sangat lama"

"maksudnya seperti apa ini"

Tanya kak Fikri.

"jadi gini kak, aku kesini mau melepaskan tanggung jawab aku buat ngelindungin Laras. Aku bukan menyerah tapi inilah jalan yang terbaik untuk kita. Pacaran itu hal yang dilarang agama kak. Aku gak mau nambah-nambah dosanya Laras. Dan kamu Ras, perkara jodoh sudah ada yang mengaturnya. Berdoa saja yang terbaik. Jangan berharap aku kembali, itu hanya akan membuat sakit yang amat perih. Besok aku mau ambil kuliah di London dan entah akan balik ke indonesia atau tidak. Kamu jaga diri yaa:) semoga terus isgiqomah:)"

"tapi Relll kamu sendiri kan kemarin yang bilang kalo jangan ninggalin kamu? Terus kenapa sekarang kamu yang malah ninggalin aku"

Laras berbicara dengan air mata yang terus mengalir.

"aku minta maaf Ras. Rencana Allah gaada yang tahu. Tolong kamu jangan nangis sumpah aku gak sanggup liat kamu nangis Ras..."

Farel merasa sangat tak tega melihat keadaan Laras yang seperti ini. Bagaimana bisa dia membuat wanitanya menangis untuk kedua kalinya?

"sudah Laras mungkin ini jalan yang terbaik"

Kak Fikri mencoba untuk menenangkan Laras sambil mendekapnya.

"kak aku ijin pulang yaah. Aku minta maaf jika aku ada salah sama kakak dan juga Laras. Aku juga minta maaf kalo gak becus jagain Laras. Tapi sungguh kak aku sudah berusaha semaksimal mungkin Assalamualaikum"

Farel pun permisih pulang.

Farel sebenarnya masih ingin berlama-lama disana. Tapi dia tak sanggup melihat wanitanya menangis karenannya. Makanya dia putuskan untuk segera pulang.

"hati-hati di jalan Rel"

Perhatian kak Fikri pada Farel yang sudah dianggap seperti adik sendiri.

Dan Laras? Dia masih tetap menangis dalam pelukan kak Fikri.

"sudahlah dek, mungkin inilah jalan yang terbaik. Kamu sudah gede harusnya kamu bisa menyikapinya dengan dewasa"

Kak Fikri mencoba untuk menasehati Laras.

"tapi kak Farel itu..."

"udah-udah.. Sekarang tugas kamu itu terus beribadah dan yang terpenting harus move on"

"tapi kakak yakin Laras bisa move on dari Farel?"

"kakak yakin 100% kalo kamu memang berniat untuk melupakannya"

Kak Fikri selalu mendorong semangat Laras

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang