•Deux•

1.2K 227 17
                                    






✧・゚: *✧・゚:* Hourglass *:・゚✧*:・゚✧






Jung Jaehyun adalah orang yang aneh, setidaknya itu menurut seorang Kim Doyoung. Anak yang berusia setahun di bawahnya itu memang belum lama berada di panti, dan belum memiliki banyak waktu untuk berbaur dengan anak-anak lain. Yang dia lakukan sepanjang hari hanyalah bangun pagi-pagi untuk mandi, ikut makan bersama di ruang makan meski selalu duduk sendiri di pojok ruangan, dan mengikuti kegiatan belajar bersama dengan anak-anak seumurannya kemudian menghilang entah kemana setelah pelajaran selesai.

Doyoung sendiri jadi bingung mengapa harus begitu memerhatikan gerak-gerik dan segala kegiatan Jaehyun, tapi jika tidak, dia sudah terlanjur penasaran dengan anak berusia setahun di bawahnya itu. Penasaran mengapa dia bisa berakhir di panti asuhan ini, dan mengapa kalimat itu keluar dari mulutnya saat pertama kali mereka bertemu di ruangan kepala panti.

Ah, dahi Doyoung bisa cepat berkeriput karena terlalu banyak berpikir.

"Doyoung, dahinya berkerut lagi."

"Eh?"

Sepasang mata Doyoung melebar ketika merasakan sebuah jari yang menempel di dahinya. Senyuman manis berada tepat di depan mata, dihadiahkan oleh seorang Qian Kun yang sesungguhnya tampak khawatir karena temannya seperti kepikiran akan sesuatu.

"Nanti cepat tua seperti kepala panti, lho, Doyoung," kata Kun lagi, sambil jemarinya bergerak membuat bola-bola dari ubi yang akan digoreng nantinya. "Bola-bola ubiku sudah lima dan Doyoung belum menyelesaikan satupun."

"Maafkan aku! Tadi sedang memikirkan sesuatu."

Doyoung tersenyum, kembali menggerakan jemarinya untuk membulatkan adonan ubi di tangannya. Cepat-cepat dia melakukannya agar tidak tertinggal, dia tidak mau melewatkan kegiatan minum teh yang dilakukan setiap hari Jum'at pukul setengah empat sore hari. Banyak cemilan dan makanan enak yang bisa dia santap di sana.

"Apa kau memikirkan Jaehyun?"

Pertanyaan dari Kun membuatnya kembali terdiam. Tawa Kun terdengar pelan, mungkin karena melihat wajah anehnya yang sedang mencerna pertanyaan Kun.

"Kau memikirkan Jaehyun, benar? Tidak apa. Tidak apa." Kun meletakkan bola ubi terakhir di atas piring kemudian melepas sarung tangan plastiknya hanya untuk menepuk pelan pundak Doyoung. "Mungkin dia masih merasa canggung di sini. Nanti juga bisa berbaur dengan yang lain."

Doyoung kembali mengerut dahi, menatap Kun yang entah mengapa terdengar cukup bijak hari ini. "Mengapa kau terdengar seperti aku?"

"Karena kau pernah mengatakan hal yang sama padaku sebelumnya. Saat pertama kali aku datang ke panti ini," kata Kun. "Terima kasih banyak karena telah menguatkanku!"

Doyoung tak mampu mengatakan apapun, tapi senyuman yang mengembang di wajahnya memberikan banyak arti. Dia bahagia bertemu dengan Kun, sangat senang karena Kun mau berteman dengannya dan semua kebahagiaan yang tak bisa satu per satu dia jabarkan.

Semoga saja, suatu saat nanti, Jaehyun juga mampu membuka diri padanya.



✅Hourglass • JaeDoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang