Chapter 2

930 128 24
                                    

Ini baru dua hari Jeon Jungkook datang, tetapi lelaki itu sudah memecat tiga dari sembilan karyawan dapur. Seorang koki perempuan yang bertugas dibagian makanan penutup, teman sesama Commi dan juga tentu saja koki Shirao yang salah memanggang daging tempo hari, dua orang terakhir adalah orang yang sudah bekerja lama di restoran ini dan akhirnya dipecat dengan cara tidak terhormat, Jungkook memaki-maki mereka hanya karena kesalahan kecil. Para koki lain pun sekarang bersikap sangat kaku saat bekerja, semuanya selalu hati-hati tetapi akhirnya melakukan kesalahan juga karena terlalu gugup dan takut.

Seperti dugaan Yuna sebelumnya, suasana dapur tidak begitu menyenangkan lagi ketika Myoui Mina kepala Chef terdahulu mengundurkan diri. Sejak kedatangan Jungkook, semua pekerjaan terasa dua kali lebih melelahkan. Dan akhirnya tidak perlu waktu lama untuk menjadikan Jungkook menjadi musuh utama para koki di dapur. Saat dimana chef Jungkook menuliskan sesuatu di sebuah kertas dan menggantungnya dipapan pengumuman dengan bertuliskan ‘malam ini sukses’ adalah saat yang paling melegakan dan paling ditunggu-tunggu para koki sekarang.

Annoncee! Tenderloin steak well done.” Jungkook baru saja meneriakan menu terakhir yang harus dimasak, membuat Yuna buru-buru menuju ruang penyimpanan bahan makanan untuk mengambil daging yang diperlukan.

Bon, Chef!”

“Dimana poached salmon-ku?”

“Sudah siap, Chef.” Jungkook menatap poached salmon didepannya, menatapnya sebentar lalu mengambil sedikit hidangan tersebut dari piring khusus untuk ia cicipi. Setelah mengangguk sebentar, ia mengangkat piring, membawanya ke jendel kecil yang menghubungkan dapur dengan tempat para pelayan lalu menekan bel. Tak lama pelayan datang membawa piring hidangan untuk mengantarkannya pada pelanggan.

“Kau sudah mendapatkan daun bawangmu, Shinji?”

“Sudah, Chef.”

“Dan dimana alat pengiris truffleku? Siapa yang mengambilnya?” Jungkook kembali berteriak dan para koki yang sibuk dengan menunya bertambah sibuk untuk mencarikan alat pemotong yang dicari Executive Chef mereka.

Tiba-tiba Jungkook menatap Yuna sambil melotot, “Apa yang kau lakukan disana? Cepat ambil alat pengiris yang baru.”

Yuna mengerutkan keningnya sebentar sebelum pergi menuju ruang penyimpanan alat dapur.

Sekedar informasi, setelah memecat dua orang koki, Jungkook ikut turun tangan memasak menu pesanan dan bertanggung jawab penuh pada makanan penutup. Yuna tidak percaya ia berpikir seperti ini, tetapi saat Jeon Jungkook memasak, lelaki itu terlihat sangat keren apalagi dengan lengan baju yang disingsing dan kening yang basah karena keringat.

Oh tidak, jangan sampai dan tidak akan pernah ia menyukai lelaki yang mudah marah seperti Jungkook. Yuna tidak akan melupakan bagaimana lelaki itu memaki Miyuki, teman sesama Commi hingga gadis itu menemuinya dan menangis hingga tengah malam di rumahnya. Dan yang paling penting, Jungkook membuat Yuna sakit kepala karena pekerjaannya kini tiga kali lipat terasa lebih banyak, lebih berat dan lebih melelahkan.

Jungkook lalu mendengus ketika Yuna meletakkan alat pengiris yang dimintanya.

“Hei, dimana Homard pesanan meja sepuluh? Apa belum selesai?” Jungkook lalu mengabaikan Yuna dan menagih pesanan.

“Beri aku waktu dua menit, Chef!”

Yuna menghela napasnya pelan dan menghampiri Shiraishi untuk membantu koki itu membuat garnish.

“Apakah tidak ada pan bersih?” Wakil Chef yang pendiam tiba-tiba berkata dengan suara tinggi, Yuna spontan menatap deretan alat masak yang menumpuk di tempat pencucian dan terkesiap. Tidak ada yang bersih, semua kotor.

Panna Cotta Girl (Yukook Version) [Proses Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang