Chapter 15

780 136 19
                                    

Apakah ia harus mengikat rambutnya atau membiarkannya tergerai seperti biasa?

Dalam lima belas menit terakhir, Yuna sudah sibuk berkutat dengan pakaian-pakaiannya di lemarinya, ia mengeluarkan seluruh isi lemarinya sebelum mencoba nyaris seluruh pakaiannya satu per satu. Ketika ia berhasil memilih pakaian apa yang akan dipakainya hari ini, selanjutnya ia malah disibukkan dengan urusan rambutnya.

Yuna lantas mendesah saat tidak mendapatkan solusi yang baik, ia melirik jam di meja nakas dan mendapati waktunya hanya tersisa sedikit kalau ia tidak ingin terlambat. Setelah berpikir sejenak, ia mengambil sisir dan mulai merapikan rambutnya.

Ponselnya berbunyi tiga menit kemudian dan tanpa membuang-buang waktu Yuna menerima telepon dari Jungkook.

"Aku sudah sampai di halte," ujar Jungkook di balik telepon.

"Benarkah? Kalau begitu tunggu aku, aku akan sampai lima belas menit dari sekarang."

Sambungan telepon ditutup, Yuna menghela napasnya gugup sembari berharap hari ini akan berlalu dengan menyenangkan.

+++

Jungkook menatap pantulan dirinya di cermin sekali lagi, bergerak lagi ke arah kanan dan kiri untuk memastikan penampilannya. Ia tersenyum kecil setelah yakin penampilannya terlihat baik-baik saja lalu menyambar kunci mobilnya di atas nakas dan keluar apartemennya sembari bersiul-siul pelan.

Dua puluh menit kemudian ia turun dari mobilnya dan memutuskan menunggu Yuna di kursi halte sambil memutar-mutar ponselnya tak jelas. Tetapi hal itu tak berlangsung lama, karena detik berikutnya Jungkook sudah larut dalam lamunan mendalam tentang kejadian tempo hari ketika Soobin mengunjunginya tengah malam di apartemen untuk mengantarkan Hangwa.

"Hyung, apa menurutmu dugaanku benar?"

Pertanyaan Soobin saat itu kembali bergema di telinganya.

"Aku perlu waktu untuk memastikannya."

"Memastikan apa?"

Lamunan Jungkook mendadak buyar. Setelah kesadarannya kembali penuh, ia mendapati Yuna sudah berdiri di depannya dengan tubuh yang sedikit membungkuk dan condong ke arahnya. Alis gadis itu mengernyit dan nyaris menyatu, tatapan matanya menunjukkan bahwa ia sedang menunggu jawaban. Hal ini membuat Jungkook sadar ia baru saja mengucapkan apa yang ada dalam pikirannya tanpa sadar.

"Kau sudah datang?" tanya Jungkook mencoba mengalihkan pembicaraan.

Yuna hanya mengangguk sekali. "Dua menit yang lalu," jawabnya.

"Kalau begitu, ayo pergi!"

Tangan Jungkook yang hampir menyentuh pintu mobilnya berhenti di udara, ia berbalik dan melipat kedua tangannya. "Hari ini kau tidak akan duduk di kursi penumpang lagi seperti waktu kita pergi ke rumah Jimin, kan?"

Yuna tersenyum. "Tidak, aku akan duduk di sampingmu."

Jungkook mengangguk mengerti lalu berbalik membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. Setelah itu, alih-alih melajukan mobilnya, Jungkook malah menatap Yuna yang sudah duduk di sampingnya sambil memegangi keranjang piknik yang dipangkunya secara terus-menerus.

"Ada apa? Mengapa kau terus melihatku?" tanya Yuna setelah sadar diperhatikan sedari tadi, gestur tubuhnya berubah aneh seolah sedang salah tingkah.

Tiba-tiba Jungkook mencondongkan tubuhnya ke arah Yuna hingga wajahnya kini tepat di depan gadis itu, ia sempat tersenyum miring sekejap sebelum akhirnya berkata, "Kau sedang tidak mencoba untuk memancingku, kan?"

Panna Cotta Girl (Yukook Version) [Proses Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang