Chapter 20

608 100 21
                                    

Yuna mencebikkan bibirnya kecewa sambil menggulirkan laman blog berisi resep-resep pastri dengan cepat tanpa benar-benar memperhatikan isinya. Ia menghela napas lalu berguling-guling tak jelas di atas tempat tidurnya. Satu jam yang lalu, Jungkook menghubunginya dan mengatakan dengan nada kecewa bahwa rencana mereka untuk berburu mizu shingen mocha terpaksa dibatalkan.

“Ada sesuatu yang mendadak harus kuurus hari ini,” kata Jungkook pelan. “Kau tidak masalah, kan?”

Yuna membalas setelah menggelengkan kepalanya secara reflek. “Tidak apa-apa, dari caramu bicara sepertinya hal yang perlu kau urus adalah sesuatu yang penting.”

Eung… ya, itu penting,” balas Jungkook lalu meringis pelan.

“Ya sudah, tidak masalah,” sahut Yuna mencoba untuk mengerti.

“Bagaimana kalau kita menggantinya minggu depan?” tawar Jungkook secara tiba-tiba.

“Baiklah, lagipula yang penting masih dalam waktu musim panas.”

“Kalau begitu sampai jumpa nanti.”

“Ya.”

Jungkook mungkin mengganti rencana mereka agar ia tidak kecewa, tetapi Yuna tetap saja merasa kecewa karena di minggu pagi pada awal musim panas, ia harus menghabiskan waktunya sendirian dan terlalu gengsi untuk meminta Soobin datang ke rumahnya setelah kejadian kemarin.

“Tetapi apa salahnya mencoba? Mengapa aku jadi merasa tidak enak padanya?” gumam Yuna.

Yuna lantas mengeluarkan laman blog, mengotak-atik ponselnya sebentar dan mencoba menghubungi Soobin.

“Ada apa, Yu-chan?”

“Apa kau punya waktu, Soobin? Bisakah kau datang ke sini? Kita bisa menghabiskan akhir pekan dengan membuat pastry?”

“Baiklah, aku akan sampai dua puluh menit dari sekarang.”

Pada akhirnya Soobin datang lebih lambat dari janji yang dibuatnya sendiri hari itu, tetapi Yuna tidak mengatakan apa pun karena atmosfer di antara mereka mendadak berubah agak canggung, Yuna tidak tahu mengapa mendadak Soobin berubah menjadi lebih pendiam dibanding sebelumnya.

Apakah ada sesuatu yang salah yang telah terjadi tanpa ia ketahui sebelumnya?

+++

Soobin merasa pikirannya hilang seketika usai mendapatkan telepon dari Yuna. Pertama kali ketika ia melihat nama gadis itu tertera pada layar ponselnya, ia langsung bangun dari kegiatan berbaringnya dan duduk tegap. Setelah Yuna mematikan sambungan, ia masih bertahan di atas ranjangnya lalu mengedip-kedipkan mata dengan pandangan yang nyaris kosong seperti orang idiot.

Apa katanya tadi? Datang ke rumah dan menghabiskan akhir pekan bersama? Lalu bagaimana ia menjawabnya tadi? Soobin yakin ia menyebutkan sesuatu tentang dua puluh menit.

Astaga!

Setelah menemukan kesadarannya, Soobin melirik ponselnya untuk memastikan waktu. Sebenarnya Soobin tidak tahu harus bersikap bagaimana pada gadis itu, ia belum memutuskan apa pun sejak percakapannya dengan Jungkook kemarin malam berakhir. Kalaupun harus mengambil sikap, Soobin akan memutuskannya besok.

“Tetapi anggap saja aku sedang beruntung,” gumamnya dan beranjak untuk bersiap-siap.

Saat ia sampai, Yuna menyambutnya dengan senyum normal yang biasa gadis itu perlihatkan untuknya, tetapi anehnya bagi Soobin senyum itu sukses membuatnya agak grogi sekaligus sedikit salah tingkah kali ini. Karena ia masih tidak tahu apa yang harus ia lakukan, jadi ia hanya mengangguk dan masuk setelah dipersilakan.

Panna Cotta Girl (Yukook Version) [Proses Editing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang