Part 3❄

979 54 3
                                    

Happy Reading

Jika ingin dihargai orang lain, maka berpandai-pandailah menghargai orang lain.

-Ice Girlfriends-

Bel pulang sudah berdering sejak beberapa menit yang lalu. Kini, Raisa sedang menunggu Ana yang tiba-tiba pergi ke toilet dulu. Sambil menunggu, ia memutar musik kesukaannya dengan memelankan volumenya.

"Udah ni, ayo!"

Raisa menoleh, kemudian ia berdiri dari sandarannya pada tembok.

Belum ada beberapa langkah, suara notip milik Ana pun terdengar.

"Aduuuh, sorry banget Sa, gue gak bisa nemenin lo ni, padahal gue pengen banget temenin lo, tapi gue harus nganterin pesanan" jelas Ana setelah membaca notip tersebut.

"It's Oke"

"Tapi, kalo nanti lo dijahatin gimana, gue cancle aja ya?" tanya nya meminta persetujuan.

"Gue bisa jaga diri, Na"

"Yaudah, kalo ada apa-apa lo langsung hubungi gue, oke?"

"Hm, take care"

"Lo anjir yang harusnya hati-hati, yaudah ya, daaah"

Raisa kembali melanjutkan langkahnya setelah Ana sudah melewati gerbang sekolah.

***

'Gak ada orang' ucapnya dalam hati.

Keadaan gudang kosong tak ada orang, hanya ada kursi-kursi dan peralatan sekolah yang sudah tak terpakai yang menempati gudang belakang ini. Debu-debu dan juga mau khas gudang yang menjadi pemilik ruangan ini.

"Keknya gue dikerjai...in!"
Brakkk!!!
Cklek-cklek!!!

Dengan spontan Raisa menggedor-gedor pintu gudang yang sudah terkunci dari luar.

"Sh*t!"

Raisa mengambil handphonenya dan tiba-tiba hpnya mati. Ini pasti karena semalam ia lupa mencharger !.

"TOLONG BUKA!" teriaknya sambil menggebrak-gebrak pintu meminta bantuan.

Brakk! Brakk! Brakk!

Ini pasti ulahnya Zanneth dan antek-anteknya. Bodoh sekali dirinya harus percaya untuk menemui mereka disini. Menyesal ia tak menerima tawaran Ana untuk menamaninya.

Raisa mengerdarkan pandangan, seram adalah satu kata yang menandakan situasi saat ini. Beruntung dirinya bukanlah cewek yang takut akan berbau horror.

Hanya ada dua jendela, sayangnya tralis menghalangi jendela tersebut. Sebenarnya ada tiga jendela, dua ditralis dan satu lagi jendela tanpa tralis. Sayangnya, jendela tanpa tralis itu letaknya sangat jauh dari lantai bila ia harus loncat. Raisa kembali menghadap pintu dan menggebrak pintunya beberapa kali.

Brakk! Brakk! Brakk!

"BUKAAAAA!" teriaknya lagi.

"ck, rusuh banget bisa diem gak lo?!" sentak seseorang di belakangnya.

Raisa menoleh dan

"Lo!"
"Lo!"

Tbc.

Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan, jangan lupa tinggalkan jejak🍑🌸

Ice Girlfriends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang